[USAHAKAN FOLLOW SEBELUM BACA]
Kerugian yang besar adalah engkau tidak bersholwat kepada Nabi Muhammad Shalaullahu alaihi wassalam.
Sedangkan engkau mengetahui dialah yg memberimu syafaat di hari kiamat nanti.
[Habib Umar Bin hafidz]
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
***
Bismilah dapet support dari kalian mwhee ❤
Komennya aku tunggu selalu yaa timaaciwwSemoga gak bosen ya ama ceritaku huhuu seneng bngt bisa hibur kalian dengan ketikanku yang gajee 😭🙏
Follow ig
@vyeojunf.rm
@_zay.yan
@el.fatih_agaf
@diandra.alunara***
“Lama lama gue pelet juga tu cewek, berani beraninya berantakin hati orang.”
—Raden Zayyan.
****
“Kamu yakin sama keputusan kamu?” tanya Bunda membuat Zay mengangguk. Kini Bunda, Ayah dan juga Zay sedang duduk untuk membicarakan persoalan tadi siang. Setelah pertemuan bersama teman temannya, Zay memutuskan untuk pulang. Dan ternyata orang tuanya mempertanyakan keputusan tadi siang kepada Zay.
“Malah Ayah pikir itu bagus buat kamu. Dari dulu Ayah emang pengen masukin kamu ke pesantren, kamunya aja yang ngeyel,” kata Ayah membuat Zay berdecak. Ini juga jika bukan untuk Fara, Zay tidak mau.
“Terus, mau masuk pesantren mana?”
“Di tempat Fara itu, ada hafalan 30 Juz juga kan?” tanya Zay membuat Bunda mengangguk. Namun Fara sudah mengabdi di sana, bukan seperti santri yang biasa belajar, namun tugas Fara di sana mengajar. “Berangkatnya kapan?”
“Besok.”
****
Pagi yang sangat cerah ini namun di sibukan dengan orang tua yang akan mengantar anaknya ke pesantren. Perkataan Zay kemarin tidak main main. Hari ini Zay akan meninggalkan rumahnya, bantal ternyenyaknya, PS kesayangannya, dan motor tercintanya. Oh ya, motor.
“Bunda Zay boleh bawa motor?” tanya Zay lalu turun menemui Ayah dan Bundanya. Namun saat melihat penampilan Zay membuat orang tuanya melotot.
“Astagfirullah aladzim. Bang, mau ke pesantren. Bukan balapan,” kata Bunda geleng geleng kepala.
Bagaimana tidak? Laki laki itu memakai jeans yang sedikit robek di bagian lututnya dan kaos hitam polos yang di baluti dengan jaket kulit. Tak lupa kacamata hitam yang menutupi kedua matanya.
“Bunda dengerin abang. Abang mau jadi santri kece, bukan santri gadungan yang sering abang liat,” jawab Zay lalu dia mengambil sajadah dan dia taruh di atas bahunya.
“Ganti ganti sana. Malu maluin orang tua,” suruh Ayah membuat Zay berdecak. “Pake koko atau kemeja, jangan kaos oblong apalagi jaket kayak gitu,”
Mendengar perkataan Ayahnya membuat Zay mencibir. Dia memperhatikan penampilannya. Tidak ada yang salah, malah sangat terlihat kece menurutnya. Andai saja Zay pergi ke kampus, pasti sudah menjadi buronan ciwi ciwi—eh astagfirullah inget Fara.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 JUZ
Teen Fiction[USAHAKAN FOLLOW SEBELUM BACA] Ngajak anggotanya hijrah? Hanya kisah tentang pemuda yang terpaksa memasuki pesantren untuk menghafal 30 JUZ sebagai syarat untuk menikahi seorang gadis. "Kalo aja gue mau, gue bisa aja nolak syaratnya dan cari cewek l...