16. Jeratan Hukum

51.1K 6.8K 477
                                    

[USAHAKAN FOLLOW SEBELUM BACA]

Kerugian yang besar adalah engkau tidak bersholwat kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam

Sedangkan engkau mengetahui dialah yg memberimu syafaat di hari kiamat nanti.

[Habib Umar Bin hafidz]

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا  مُحَمَّدٍ

***

Komen di setiap paragraf 😍
Follow Instagram

@vyeojunf.rm
@_zay.yan

***

“Jangan menganggap shalat sebagai beban. Karena Allah jutru menjadikan salat bagi kita untuk meringankan beban.”

***

Hari ini lagi lagi para santri dibuat bingung dengan penampilan Zay yang terlihat berbeda dari sebelumnya. Laki laki itu berpakaian tidak sesuai tempat, dan itu bisa mereka simpulkan bahwa keadaan Zay sedang tidak baik baik saja.

“Seenggaknya kamu izin dulu kalo mau keluar.” perkataan itu sukses membuat langkah Zay terhenti.

Zay membalikan badannya dan mendapati Hesyam yang berdiri disana. “Gue izin keluar. Mau ke rumah sakit buat ketemu sama kyai.”

“Ketemu Kyai, atau Fara?” tanya Hesyam membuat Zay menghembuskan napas berat.

Ya, Kyai dan Fara masih berada di rumah sakit untuk menjaga Alana.

“Kalo gue ketemu Fara, lo mau ikut gitu?” setelah mengatakan itu Zay langsung membalikan tubuhnya karna dia mendengar deruman motor mengarah ke pesantren.

***

“Gue ingetin sama lo. Jangan paksa Kyai sama Fara buat nikahin lo sama gue, ngerti?” tekan Zay pada seorang gadis yang berbaring lemah di atas brankar rumah sakit.

Tadinya Alana sangat senang dengan kedatangan Zay saat ini. Namun saat mendengar perkataan Zay membuat dada Alana sedikit sesak dan tidak menyangka ternyata fakta yang kemarin dia dengar benar benar nyata.

“Gak aneh kalo nanti aku bakal benci sama Fara.”

“Alay.” jawab Zay memutar bola mata malas. “Gak usah kayak bocah. Lo udah berapa tahun? Masa pikirannya masih gitu gitu aja,”

“Zay, gimana perasaan kamu ketika orang yang satu satunya kita percaya malah nyembunyiin sesuatu yang penting dari kita. Aku ngerasa di bohongin sama Fara,” kata Fara namun Zay enggan menanggapi.

“Garis bawahi. Mau seberapa pun usaha lo buat jauhin gue sama Fara, kalo takdir gue Fara, usaha lo sia sia.”

Setelah mengatakan itu Zay meninggalkan ruangan Alana dengan Alana yang masih diam. Saat berada di ruang tunggu, Zay bertemu dengan Kyai dan Fara.

“Zay?” panggil Kyai saat melihat keberadaan Zay di rumah sakit ini.

“Ky,” jawab Zay lalu mengecup punggung tangan Kyai sesuai dengan kebiasaannya.

Jika biasanya saat ada Fara, Zay akan langsung caper dan keganjenan, namun saat ini terlihat berbeda. Laki laki masih terlihat acuh, bahkan  menganggap Fara tidak ada di sana.

30 JUZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang