19. Hugs For Bevan

49K 6.8K 868
                                    

[USAHAKAN FOLLOW SEBELUM BACA BIAR GAK KETINGGALAN]

***

kerugian yang besar adalah engkau tidak bersholwat kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam

Sedangkan engkau mengetahui dialah yg memberimu syafaat di hari kiamat nanti.

[Habib Umar Bin hafidz]

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا  مُحَمَّدٍ

***

Absen dulu dong dari mana mana 😍

Mau cepet up? RAMEIN pakeee komenan kalian apapun ituu tapi sukses buat mood ku melayang 😭🦋

***

Pagi hari kali ini terdapat ibu dan anak  yang sepertinya tengah asik menyantap sarapan. Keduanya bisa di bilang sangat manis, apalagi saat Ibunda memperlakukan putra semata wayangnya dengan sangat penuh damba. 

“Ma, Evan mau bilang sesuatu sama Mama,” kata Bevan memberhentikan aktivitas makannya.

“Kenapa Van?”

‘Evan’ sendiri adalah nama panggilan Mama untuk Bevan. Tapi ini khusus saat di rumah, jika di luar tetap saja Bevan.

“Evan mau masuk pesantren Ma,” jawab Bevan, lalu melanjutkan perkataannya. “Soalnya semua temen temen Evan masuk pesantren, termasuk ketua.” lanjut Bevan membuat Mama langsung menatapnya.

“Zay? Masuk pesantren? Terus gimana sama gelar S2–nya?” tanya Mama dengan nada suara sedikit tidak mendukung.

“Gak giman mana Ma, Bang Zay ninggalin semua perkara dunia demi masuk pesantren,”

“Terus, kamu mau ngikutin Zay?” tanya Mama membuat Bevan mengangguk. “Evan, lain kali berpikir dulu sebelum bertindak. Coba kamu liat Zay, bertahun tahun orang tuanya biayain kuliah, eh ujung ujungnya masuk pesantren, emang masuk pesantren mau jadi apa?” tanya Mama di luar dugaan Bevan.

Apa yang Mamanya bicarakan? Kenapa Mama berbicara seperti itu? Bukan itu jawaban yang Bevan mau. Sebelumnya, Mama tidak pernah berbicara dengan nada seperti ini, tapi sekarang?

“Mama kenapa?” tanya Bevan bingung.

“Kamu bilang, Mama kenapa?” jawab Mama balik bertanya. “Oh, apa ini salah satu alasan kamu gak mau kuliah di luar negeri?”

“Mama jangan ungkit soal itu.”

“Ini berhubungan Evan. Kamu Mama suruh kuliah di luar negeri gak mau. Giliran Zay ajak masuk pesantren, baru mau. Ada yang salah sama pikiran kamu,” jawab Mama menggelengkan kepalanya bingung.

“Salah Ma, kalo Evan mau belajar ilmu agama?”

Perkataan itu mampu membuat Mama terdiam. Wanita itu memijat kepalanya pusing dengan kemauan anaknya yang semakin kesana kemari. Sejak Bevan kecil, Mama tidak ada niatan sedikit pun untuk memasukan Bevan ke dalam pondok pesantren. Mama ingin putranya ini menjadi pengusaha besar dan sukses dalam karir. Hanya itu yang Mama mau.

“Evan .. dengerin Mama,” ucap Mama lembut. Dia menggapai tangan Bevan lalu mengeluasnya. “Kalo Ayah kamu denger, pasti dia juga gak bakal setuju sama kemauan kamu,”

30 JUZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang