39. Ali Dan Fatimah

53.7K 7.6K 2K
                                    

[GAK MAU KETINGGALAN CERITANYA? FOLLOW DULU MAKANYA]

kerugian yang besar adalah engkau tidak bersholwat kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam

Sedangkan engkau mengetahui dialah yg memberimu syafaat di hari kiamat nanti.

[Habib Umar Bin hafidz]

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ   

****

Follow Instagram
@vyeojunf.rm
@_zay.yan
@astra_891
@afaldo.0
@bevan.evan

****

“Kalo ada yang lebih cantik dari Bunda, mungkin itu Fara.”

Raden Zayyan•

****

Di sinilah Zay berada, di caffe bersama salah satu temannya. Zay memijat kepalanya pusing saat mendengar jika teman temannya memilih untuk pergi dari pesantren tanpa izin.

“Tra. Lo kalo ngambil keputusan yang serius lah. Lo boleh main apa aja, tapi jangan main perempuan.” kata Zay pada laki laki yang duduk di depannya.

Saat waktu makan siang, Zay menyempatkan diri untuk bertemu dengan Astra, karna dia tau jika laki laki ini sedang tidak berada di pesantren.

“Kenapa bang?” tanya Astra menaikan satu alisnya.

“Wah parah lo. Sebenernya lo mau Hana, apa Halwa?” tanya Zay to the poin. Bahkan Zay juga bingung dengan pikiran laki laki ini.

“.. tapi kan lo harusnya gak perlu milih. Lo udah buat janji sama Hana, kan? Lo mau jadi pecundang?” sambung Zay tak ada habisnya.

Sedangkan Astra hanya menunduk. Sudah lama sekali dia tidak berkomunikasi dengan Hana. Bahkan sekarang rasanya sangat canggung saat dia bertemu dengan perempuan itu.

“Kayaknya gue gak bisa kayak lo bang.” jawab Astra angkat bicara.

Zay menautkan alis bingung. “Kayak gue gimana?”

“Setia sama satu cewek.”

“Lo bener bener suka dua duanya? Wah parah, gak nyangka gue. Ternyata lo lebih bruntal dari gue,” jawab Zay tidak menyangka. Astaga Astra ini diam diam.

Namun Astra berdengkus kasar. Bukan itu yang dia maksud. “Serah lo bang. Gak peka banget, heran.”

“Lah lah, lo yang gaje. Dasar cabul!”

“Bang. Buat urusan ini, biarin gue berpikir sendiri dan cari jalan sendiri. Gue mohon sama lo buat dukung apapun keputusan gue. Karna restu temen itu sama kayak restu orang tua.” Astra memang benar. Jika teman dekat kita tidak merestui, rasanya .. ya, tidak enak.

Zay memilih diam. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat pukul berapa sekarang. Buru buru laki laki itu mengecek ponselnya, di sana sudah terdapat banyak panggilan tak terjawab dari Fara. Astaga, kenapa ponselnya ada dalam mode hening?

“Gue pinjem motor lo. Tar lo balik bawa mobil gue. Istri gue ngidam pengen naik motor terus, kalo gak di turutin, gue takut nanti anak gue ileran.” kata Zay yang membuat Astra memutar bola mata malas.

30 JUZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang