|Rise: Kekasih Palsu|
🍁🍁🍁
"Maaf, aku terlambat," ucap Rise saat dia membuka pintu dan semua orang di dalam ruangan secara serempak menoleh ke arahnya.Dia berjalan ke salah satu kursi kosong di samping perempuan paruh baya, seolah tak berbuat kesalahan, tangannya hendak mengambil sepotong sushi saat tiba-tiba tangannya di pukul keras perempuan paruh baya itu. Secara spontan dia menarik kembali tangannya dan mengaduh kesakitan sembari mengelus punggung tangannya yang memerah.
"Benar-benar tidak merasa bersalah?" hardik Nyonya Nani dengan mata melotot kesal.
"Maaf, bukan keinginanku untuk terlambat."
"Terus saja beralasan."
"Setidaknya beri aku makan lebih dulu, aku sudah cukup kelaparan," katanya mengusap perut kotak-kotaknya dengan ekspresi memelas.
Nyonya Nani menatap putranya sinis, menyahut, "Makan saja sisanya, kamu begitu sibuk bahkan sampai melupakan janji makan malam bersama keluargamu."
"Ini makananmu," Tuan Tar menghidangkan masakan baru di atas meja membuat mulut Rise seketika berair karena tergiur. Aroma lezat dari gepulan asap di atasnya sungguh menggugah selera sehingga Rise tak segan langsung menyantap makanan yang di hidangkan khusus untuknya.
Tak lama kemudian pintu kembali di buka dari luar. Seorang perempuan cantik masuk bersama kedua anaknya. Bahkan Rise yang tengah menikmati makanannya dengan lahap, tersenyum dan melambaikan tangan kepada anak-anaknya. Namun yang merespon hanya anak gadis berusia sembilan tahun yang langsung bergegas menuju ke arah Rise dengan gembira.
Sementara bocah tampan berusia lima tahun itu melewatinya dan bergegas duduk di samping Nyonya Nani dengan ekspresi acuh tak acuh.
"Kenapa paman terlambat? Aku sudah menunggu cukup lama." Gadis kecil itu mengeluh ketika kedua tangan di depan dada sambil mencebikkan bibirnya kesal, sebagai bentuk protes.
Rise tertawa geli lalu mencubit kedua pipi montok itu dengan gemas. "Apa kamu kesal tuan putri ku? Paman benar-benar sangat sibuk sehingga lupa bahwa Paman harusnya berlari kesini untuk menemui pacar kecil yang cantik ini, hm?"
"Siapa yang kamu sebut pacar kecil?"
Rise tersentak. Dia menoleh ke sumber suara dan menemukan raja si tuan putri sedang berdiri diambang pintu, memasang ekspresi dingin dan menatapnya dengan tajam seolah siap membunuhnya dengan laser dimatanya. Fairel berjalan ke arah istrinya tanpa melepaskan pandangan mematikan kepada Rise seolah memperingatinya untuk berhati-hati saat berbicara.
Meski pun Rise sedikit menciut dengan tatapan Fairel, entah mengapa dia merasa senang menggoda pria itu. Sehingga setiap kali mereka bertemu, Rise dengan isengnya mencari perkara untuk memanas-manasi Fairel. Jika tidak ada Fabby, maka dia akan mengutarakan kata-kata manis untuk Bhira, dan begitu Fabby ada diantara mereka maka dia akan selalu memanggil gadis sembilan tahun itu sebagai pacar kecilnya. Sebagai seorang Ayah dan suami yang mencintai keluarganya, jelas saja Fairel tersinggung. Dan syukurnya mereka tidak pernah terlibat dalam perkelahian secara fisik.
"Makanlah dengan tenang, jangan membuat masalah. Fabby sayang, ayo kemari dan lanjutkan makan mu." Setelah memarahi Rise, Nyonya Nani mengubah nada suaranya menjadi lembut kepada cucu sulungnya.
Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya, menolak. "Nenek, aku akan duduk disini bersama Paman."
Mendengar putri kecil itu merengek, Yovis yang semula duduk disamping Rise mengalah. Dia berdiri dari kursi dan menyerahkan kursi miliknya kepada Fabby dan memilih duduk disamping Gissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RISE: Terjebak Dalam Ilusi [END]
Romance[TAHAP REVISI] Asbia Zillyna, menjadi salah satu karyawan yang di PHK di sebuah perusahaan produk kosmetik. Sementara mencari pekerjaan lain, dia di tugaskan untuk mengantar dan menjemput adik laki-lakinya di agensi perfilm-an. Dan tanpa sengaja, di...