|Rise: Malapetaka Pertemuan kedua|
🍁🍁🍁🍁
"Kamu bekerja sebagai manajer selebriti?" Zilly terkejut saat Oshep membawanya ke perusahaan industri hiburan. Dia bahkan lebih terkejut ketika baru menyadari ID Card yang tergantung dileher Oshep mencantumkan segala informasi tentang pekerjaannya.
Zilly tidak melihat tanda pengenal itu sebelumnya karena Oshep menutupnya dengan jaket. Namun setelah jaket itu dilepas dia melihat Oshep memakai tanda pengenal.
Oshep tersenyum, "Terkejut? Ini bukan hal yang istimewa sehingga aku dapat mengagetkanmu."
"Tentu saja aku sedikit terkejut." Jawab Zilly melirik ke arah segerombolan orang yang memungunginya menutupi sosok yang sedang melakukan sesi pemotretan.
Sejak masuk, suara lensa dan instruktur dari sang fotographer menggema didalam ruangan. Sesekali suara obrolan dan keriuhah terdengar samar dari para staff. Namun Zilly tidak dapat melihat sang model karena pandangannya ditutupi oleh mereka. Dia sedikit penasaran siapakah artis yang mempekerjakan temannya sebagai manajer. Dia mencoba melihat saat menemukan sedikit celah, namun dia hanya berhasil melihat setengah dahi sang model yang tampak berkilau dan kontras dengan rambutnya yang hitam.
Meski terlihat cukup samar, namun Zilly dapat melihat empat pasang kaki yang terlihat di antara kaki para staff. Sepasang kaki seorang wanita dengan kaki jenjang ideal memakai high heels, dan satunya sepasang kaki seorang laki-laki yang mengenakan celana jeans dan pantofel.
Oshep menarik dua kursi untuk mereka, lalu meminta Zilly untuk duduk disalah satunya.
"Aku tidak menduga profesi mu tidak jauh-jauh dari industri hiburan. Bukankah dulu kamu sangat ingin menjadi aktor?" Zilly membuka obrolan untuk memecahkan keheningan diantara mereka.
Oshep menoleh padanya dan mengangguk, "Aku dulu sangat ingin menjadi aktor dan bermain film dengan aktris Pinkan. Tapi setelah melangkah maju, aku sama sekali tidak berbakat dibidang itu. Sebenarnya berada dibelakang layar juga cukup menyenangkan walaupun sedikit melelahkan tapi aku sudah terbiasa dan menikmatinya dengan santai."
"Bukankah itu bagus? Kamu bisa bertemu banyak teman di industri hiburan."
"Eum, lalu bagaimana denganmu? Ku dengar kamu bekerja di perusahaan produk kosmetik, apa itu benar?"
Zilly mengangguk. Oshep tersenyum, dia hampir saja menyatakan peluang kerjasama untuk mereka berdua sebelum tiba-tiba Zilly menyela, "Kami baru saja mengalami masalah sehingga minggu lalu seluruh karyawan di PHK secara massal."
Oshep tercengang, matanya berkedip cepat karena terkejut. "Bagaimana itu bisa terjadi?"
"Sudah saatnya perusahaan itu tutup." Zilly menjawab santai, namun matanya masih sibuk menatap bayang-bayang model dibalik punggung beberapa orang yang menghalangi pandangannya.
"Lalu, apa kamu sudah menemukan pekerjaan lain?"
Zilly menurunkan kelopak matanya, dengan nada sendu menjawab, "Aku masih harus menemukan pekerjaan yang tepat."
"Sangat sulit menemukan pekerjaan," Oshep mengeluhkan keadaan yang sama. Dulu saat dia bertekad ingin menjadi aktor, dia juga melakukan banyak casting bahkan rela mengantri dari pagi sampai malam dan semua hasilnya menjadi sia-sia. Setelah itu, dia juga kekurangan uang dan memaksa diri untuk bekerja dan ditolak beberapa kali sebelum akhirnya dipekerjakan sebagai seorang pelayan disebuah ruko cepat saji.
Oshep telah merasakan betapa lelahnya semua itu. Beruntung sekarang dia sudah menemukan pekerjaan yang cocok, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa dia terkadang merasa sangat lelah, namun Oshep mencintai pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RISE: Terjebak Dalam Ilusi [END]
Romance[TAHAP REVISI] Asbia Zillyna, menjadi salah satu karyawan yang di PHK di sebuah perusahaan produk kosmetik. Sementara mencari pekerjaan lain, dia di tugaskan untuk mengantar dan menjemput adik laki-lakinya di agensi perfilm-an. Dan tanpa sengaja, di...