⭐part 4 ⭐

417 43 34
                                    

*EU POV*

EU yang baru saja selesai bersiap, ia langsung menyambar tas hitamnya yang berada di samping meja, ketika EU akan melangkah pergi, pandangannya tertuju pada bingkai foto di samping nakas yang menampilkan foto dirinya dan Asean dulu saat mereka pertama kali masuk ke kantor, yang mana terlihat EU merangkul Asean di pundaknya, sedangkan asean hanya tersenyum dan memberikan pose tangan peace,

EU hanya menatap datar bingkai itu, EU langsung menyimpan bingkai itu di dalam laci nakas, dan langsung berjalan pergi, meninggalkan mansion menuju kantor.

Sesampainya di kantor, EU merasa ada yang aneh seperti ada sesuatu yang hilang, namun EU tak ingin memikirkan hal itu, langsung saja eu berjalan menuju ruangannya.

Kesepian itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi EU sekarang ya semenjak pertengkaran nya dengan asean tempo hari, membuat EU merasa tak lagi pantas bersama asean lagi.

EU menghembuskan nafas panjang di tatapnya nanar jendela kantor yang memperlihatkan halaman kantor yang cukup luas, mengingat kan nya tentang bagaimana dirinya dulu sangat senang untuk menggangu Asean di mana pun.

EU kembali merebahkan diri nya di atas kursi, untuk kembali fokus mengerjakan tugasnya, yang nampak sudah sangat menumpuk di atas meja.

Bel istirahat sudah berbunyi dari 3 menit yang lalu, namun EU tidak memiliki sedikit pun keinginan untuk beristirahat, yang ia pikirkan sekarang hanyalah menyelesaikan semua dokumen ini sebelum malam.

Di tengah keseriusan itu, seseorang tiba tiba datang, dan masuk ke dalam ruangan EU begitu saja, saat itu EU tak menyadarinya, karena sangat sibuk mengurusi semua berkas berkas yang ada, hingga suara barington dari seorang pria, menghancurkan ketenangan itu.

"Jangan terlalu serius... istirahatkan dirimu" ucap pria itu yang langsung mengunci pintu ruangan EU dari dalam.

"Kau membuatku terkejut...jadi ada perlu apa kesini hmm" nampak senyum EU merekah saat melihat pria itu datang

"Awww jangan terburu buru...aku disini untukmu..." Ucapnya sambil menaikkan dagu EU dengan telunjuknya,

Sedang EU hanya bisa terkekeh saat melihat pria di depan nya itu, yang kini sudah membuka jas nya, yang menyisakan kemeja putih di tubuhnya,

"Let me serve you mr.eu" godanya yang langsung mencium EU, dengan cukup kasar.

⭐⭐⭐⭐

EU menatap puas pria di depannya, yang kini sudah nampak kelelahan, karena permainan mereka tadi, EU menatap sekilas pria itu mengecup singkat bibir nya, lalu kembali memeluknya.

"Semakin lama kau semakin pandai rupanya" gumam EU

"Yeah...aku tak akan kalah darimu"
Balas pria itu,

Pria itu lantas langsung memakai dan merapikan bajunya, karena masih merasa lelah pria itu memutuskan untuk berbaring sebentar di sofa panjang milik EU, sedang EU membiarkannya saja.

Seseorang mengetuk pintu, EU langsung beranjak membuka pintu, dan nampak NATO tengah berdiri di sana, dengan secangkir kopi di tangannya.

"Oh itu kau...ada apa?"

"Tidak ada hanya ingin mengecek kau tidak keluar dari tadi, dan aku mendengar suara aneh dari ruangan mu jadi aku hanya ingin memastikan"

"Hanya itu....ya aku hanya ingin cepat cepat menyelesaikan pekerjaanku, agar bisa cepat pulang, dan juga aku sangat tidak ingin bertemu dengan organisasi Asia itu"

"Begitu ya, oh ya ngomong ngomong hari ini Asean tak masuk katanya sih sakit"

"......lalu hubungannya dengan ku itu apa..aku tak mau berurusan lagi dengannya, dn jangan pernah sebut namanya di hadapan ku"

Sebegitu bencikah EU pada Asean, sampai sampai untuk sekedar mengucapkan namanya saja EU tidak mau, sejahat itukah Asean sampai sampai EU tak peduli akan sakitnya, padahal Asean sakit itu karena nya.

****

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, EU Langsung membereskan semua barangnya, bersiap untuk pulang, saat tengah menyusuri koridor kantor, EU menatap sekilas ke arah pintu ruangan asean, tatapan datar itu lagi, tatapan yang selalu EU berikan saat bertemu dengan ASEAN.

" Menyedihkan, kenapa aku masih peduli padanya"

Di perjalanan pulang EU menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah supermarket, untuk membeli camilan, namun saat pertama kali menginjakkan kaki di supermarket, hal pertama yang ia lihat adalah
Asean bersama dengan anak anaknya sedang berada di supermarket

EU awalnya tak mempedulikan hal itu, tapi saat mereka tanpa sengaja berada di lorong yang sama, EU menatap Asean, begitupun sebaliknya, hening sesaat, sebelum EU akhirnya buka suara.

"Aku pikir kau sakit...ngapain kau di sini malam malam"

"Hanya menemani anak anakku belanja..kenapa?"

"Tidak ada... setahuku kalau sakit itu...tidak kemana mana, atau kau hanya berbohong tentang sakit mu itu"

" EU ayolah aku tak mungkin berbohong mengenai sakit ku"

"Bisa saja kan sebagai bentuk drama mu agar orang lain kasihan padamu, tak berfungsi padaku"

"EU....aku...."

"Jangan menghina papa, papa tidak seperti yang kau katakan, kau orang jahat" Myanmar*
kini anak anak asean membalas perkataan EU barusan.

"Papa itu sakit, dia cuman nemenin kami belanja agar nanti kami tidak di ganggu orang" Thailand*

"Menjauh lah dari papa, kau orang jahat" Laos

Maki anak anak Asean, namun EU hanya membalas dengan tatapan datar dan dinginnya, lalu langsung pergi meninggalkan keluarga Asia itu.

Sesampainya di rumah, EU langsung merebahkan dirinya di kasur, setelah mengganti bajunya, ia menatap langit langit kamar lalu tersenyum miris.

"Menyedihkan,sangat menyedihkan"

*Tamat* ⭐⚔war between us⚔⭐[organization]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang