⭐part 3 ⭐

418 43 16
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, Asean baru saja menyelesaikan pekerjaannya, ia meregangkan tubuhnya, menatap sebentar ke arah langit langit langit ruangannya, pikirkan nya masih berputar tentang permasalahan rapat tadi, dan juga mengenai eu yang semakin hari semakin berubah.

"Aku rasa aku akan meminta maaf padanya," batin Asean,

langsung saja ia membereskan semua barangnya dan bergegas untuk segera pulang, namun baru beberapa langkah ia beranjak dari mejanya, matanya menangkap sebuah pena di dekat sofa, asean langsung saja mengambil pena tersebut.

"Aneh...ini pena siapa..aku tak pernah memakai pena tinta biru selama ini, hmm..kecuali satu orang.." tebak Asean

Asean langsung berlalu keluar ruangan nya, hal pertama yang ia lihat adalah EU dan NATO yang berjalan beriringan berdua, langsung saja Asean langsung menghentikan keduanya.

"Hei kalian!!!" Teriak Asean

Mendengar teriakan itu sontak membuat NATO dan EU serentak menoleh, NATO sedikit menyunggingkan senyumnya, sedang EU dengan tatapan dinginnya

"Hei asean, tumben kau pulang larut" sapa NATO

"Ah..ya banyak kerjaan soalnya tadi" balas Asean

"Owh begitu ya baiklah"

"Um kalian tumben jalan berduaan, jarang sekali aku liat kalian begitu"

NATO pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, saat mendengar Asean melontarkan pertanyaan barusan, memang banyak yang beranggapan kalau NATO dan EU di pertemukan mereka akan ribut atau bertengkar, namun untuk sekarang di mata Asean itu ada lh hal yang berbeda.

"Ah ya itu...." Belum sempat NATO menyelesaikan perkataannya,EU sudah terlebih dahulu memotongnya.

"Kenapa memangnya masalah..." Ucap EU dingin.

"Ah ya bukan itu hanya saja"

"Apa...aku rasa semua yang ku lakukan itu salah di matamu"

"A..b..bukan itu maksudku EU, tapi..."

"Apa...kau cemburu aku berjalan dengannya.."

"EU dude calm down bro, what's wrong with you?,its your friends" lerai NATO yang menepuk pundak EU berusaha untuk menenangkan nya,

tapi EU langsung menepis tangan NATO ia menatap tajam Asean yang kini berada di depannya, EU mendekat ke arah Asean mengikis jarak antar ke dua organisasi itu, sementara NATO hanya bisa diam melihat hal itu.

"He is not my friend, until, whenever,

"FUCK YOU ASEAN,STAY AWAY FROM ME YOU GET IN MY WAY!!!"

Mendengar itu Asean sontak bungkam baru kali ini EU berkata seperti itu padanya

Baru kali ini EU membentak nya
Baru kali ini EU tak menganggap nya
Baru kali ini EU menghinanya di depan temannya sendiri

Asean mendesah pelan, ia mengeluarkan pena dari dalam sakunya, pena yang ia temukan di ruangannya tadi.

"Ini....ini penamu kan...kau meninggalkannya di ruangan ku"tanya Asean sedikit takut

EU berdecak kesal mendengar perkataan Asean

"Lihat...ini yang tak ku suka...kenapa aku...untuk apa aku masuk ke ruangan mu itu, nggak guna, kenapa semuanya harus di sangkut pautkan dengan ku...apa karena aku selalu di cap pembuat onar begitu.... brengsek kau...nyesal aku pernah dekat denganmu"

Gertak EU yang langsung pergi meninggalkan Asean dan NATO yang masih diam membatu di tempat, NATO berjalan mendekati Asean, lantas ia mengambil pena yang tadi Asean pegang.

"Ada namanya disini....ini punya NAFTA" ujar NATO,

Asean sedikit terkejut saat mendengar perkataan NATO barusan, ia mengusap wajah nya frustasi, bingung dan kesal dengan sikap EU barusan.

"Aku akan pulang duluan selamat tinggal"

NATO hanya menatap datar pundak Asean yang kini sudah pergi jauh darinya.

***

Kediaman asean
Pukul 08 : 12 pagi

Ini sudah yang kesekian kalinya ponsel Asean berbunyi, namun tak ada sedikitpun tanda kalau Asean hendak untuk mengangkat nya,
Asean hanya diam menatap ponselnya dari atas kasur, sedang seluruh tubuh nya di tutup selimut, Asean tau siapa yang menghubungi nya, tidak lain pasti itu UN.

Untuk hari ini Asean sedang tak ingin bekerja kepalanya benar benar sakit, jangankan untuk kerja, berdiri saja ia sudah tak sanggup, Asean langsung mengambil ponselnya saat dering telepon itu sudah mati, ia langsung membuka nomor UN langsung mengechat nya.

Untuk hari ini Asean sedang tak ingin bekerja kepalanya benar benar sakit, jangankan untuk kerja, berdiri saja ia sudah tak sanggup, Asean langsung mengambil ponselnya saat dering telepon itu sudah mati, ia langsung membuka nomor UN langsung menge...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A

sean menghela nafas pendek, untuk apa EU menunggunya setelah perkataan menyakitkan nya kemarin,

Asean baru akan menutup wajahnya, hingga suara ketukan pintu menginterupsi dirinya.

"Papa...papa sakit ya"

Asean tersenyum kecil, saat tau siapa yang ada kini tengah berdiri di ambang pintu,

" Nggak kok papa nggak sakit, papa cuman mau istirahat saja kok"

"Papa bohong, papa pucat, berarti papa sakit" oceh Brunei

Asean terkekeh kecil, melihat tingkah lucu Brunei, yang sangat peduli dengan orang lain terutama keluarganya sendiri.

"Biar Brunei yang buatkan papa sarapan ya" ucapnya yang langsung pergi berlari ke luar kamar.

Asean menatap ke arah langit kamar lalu menyunggingkan senyum kecil.

Selang beberapa menit terdengar suara seseorang tengah berlari di tangga, detik itu juga Asean terkejut saat semua anak anaknya berlari masuk ke kamar dan langsung memeluk nya.

"Papa kata Brunei papa sakit kok bisa sakit sih pa" *Malaysia*

"Papa cepat sembuh, biar kami bisa main dengan papa lagi" *Laos*

"Papa kalau sakit istirahat aja, biar kami yang beres beres rumah" Thailand*

"Habis sarapan papa istirahat ya" Kamboja*

"Papa ini aku dan Brunei buatkan sup untuk papa" *indo*

"Semoga papa suka ya, cepat sembuh kami sayang papa" *Brunei*

Asean menatap anak anaknya satu persatu ia tak menyangka bahwa anak anaknya akan sepeduli ini padanya, Asean tersenyum kecil

"Aku beruntung masih memiliki anak anak yang sangat peduli padaku, walau terkadang mereka ngeselin dan suka membuatku emosi," batin nya


*Tamat* ⭐⚔war between us⚔⭐[organization]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang