12/12

3K 80 58
                                    


Julian sedang makan siang di salah satu kamar yang ada di apartemen si penyelamat. Karena Jayden langsung membawanya ke sana agar lebih aman. Serta, membawa satu suster untuk menjaga dirinya.

"Kamu akan aman di sini. Setiap pagi dan sore akan ada dokter yang datang kemari. Jangan khawatirkan apapun lagi. Aku akan menjagamu di sini."

Julian mengangguk singkat. Lalu berterima kasih berulang-ulang. Sebab Jayden telah banyak membantu dirinya.

"Terima kasih! Aku benar-benar sangat berterima kasih!"

Jayden mengangguk singkat. Dia juga langsung keluar kamar. Sebab ponselnya tiba-tiba saja bergetar. Karena Meghan menelepon dirinya.

BAJINGAN!!! DI MANA KAU MEMBAWA JULIAN, HAH!?

"Kamu nenye?"

Goda Jayden karena merasa senang saat ini. Sebab dia telah berhasil membut Meghan kalang kabut saat ini. Serta, membut Julian mulai percaya padanya kali ini.

JAWAB ANJING!!!

Jayden terkekeh pelan. Dia langsung menduduki sofa dan menyalakan televisi juga. Sebab tidak ingin ucapannya terdengar oleh Julian.

"Rahasia, lah! Kau pikir aku bodoh, ya? Aku akan menyelamatkan Julian dari laki-laki abusive sepertimu Meghan! Kau terlalu baik untuk Julian!"

Terlalu baik? Lalu bagaimana dengan kamu, hah!? Jangan sok suci! Aku juga tahu kalau kau tidak jauh lebih baik dari aku selama ini!

"Siapa bilang aku suci? Aku hanya mengatakan jika Julian terlalu baik. Dia tidak cocok denganmu yang abusive dan manipulative."

Lalu siapa yang cocok untuk Julian? Kau? HAH! JANGAN MIMPI!!!

Jayden terkekeh lagi. Karena menyenangkan sekali menggoda Meghan saat ini. Sebab dia merasa jika si teman layak mendapatkan ini. Setelah segala hal buruk yang telah dilakukan pada wanita yang disukai.

Iya. Jayden memang benar-benar menyukai Julian. Saat pertama kali berjumpa. Saat dia bertamu di apartemen Meghan untuk yang petama kalinya.

Saat itu, Julian menyambut dirinya seperti yang lainnya. Dengan senyum manis yang tersungging di wajah. Wanita itu juga tampak begitu cantik di matanya. Meskipun dia hanya memakai pakaian rumah.

Ya. Jayden tahu jika perawatan wanita itu pasti mahal. Karena sebenarnya, dia sudah sering bertemu dengan wanita yang mirip Julian. Wanita dengan kulit pucat serta alis dan bibir sulam. Bak boneka karena pori-pori dan jerawat saja tidak ada.

Namun, Jayden merasa jika Julian agak lucu di matanya. Apalagi saat wanita itu berbicara dengan Meghan yang memang selalu berlaku manis padanya di depan banyak orang. Sampai pipinya bersemu merah.

Seolah tidak biasa diperlakukan demikian. Padahal, dia dan Meghan sudah tiga tahun berpacaran dan satu tahun tinggal bersama. Seharusnya, Julian tidak perlu merasa malu lagi, kan?

"Ini bukan mimpi. Aku jelas lebih baik darimu. Aku tidak akan memukul wanita sepertimu. Sudah, ya! Aku sibuk! Urus saja urusanmu dan aku akan mengurus urusanku!"

Setelah telepon dimatikan, Jayden langsung tersenyum senang. Lalu kembali mendatangi kamar Julian. Menatap si wanita yang sudah meminum obat. Karena dia jelas masih belum sembuh total.

Tbc...

MANIPULATIVE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang