Mereka makan siang bertiga. Julian jelas duduk di samping Meghan. Sedangkan Jayden di depan mereka.
"Terima kasih!"
Seru Julian saat Meghan mengelap sendok dan garpu untuknya. Lalu melakukan hal yang serupa pada sendok dan garpunya. Sembari menatap Jayden tidak suka. Sebab saat pertama kali berjumpa, pria itu memang tampak tertarik dengan kekasihnya.
"Sepertinya punyaku lebih enak. Mau tukar?"
Julian yang sejak tadi memang menatap makanan Meghan, kini langsung mengangguk cepat. Sebab dia tiba-tiba saja tergoda dengan udon yang pria itu pesan. Membuat sushi yang dipesan mulai dicampakkan.
Meghan langsung menukar makanan mereka. Dia juga sempat menyuapi Julian dengan sushi yang akan dimakan. Sebab wanita itu tampak ingin makan keduanya. Namun tidak mau terlihat rakus jika pesan dua-duanya.
"Thank you!"
Meghan hanya mengangguk saja. Lalu menyantap sushi dengan cepat. Sembari menatap Jayden yang hanya menatap nanar dirinya.
Setelah makan, Jayden langsung pamit. Sedangkan Julian diantar oleh Meghan ke kantor lagi. Karena wanita itu memang hampir tidak pernah dibiarkan ke mana-mana sendiri. Kecuali saat dia kerja ataupun memiliki hal mendesak lain.
"Aku minta maaf soal tadi. Aku baru saja akan memberi tahu kamu kalau aku ada kerjasama dengan temanmu ini."
Meghan mengangguk singkat. Namun dia mulai mengeluarkan sesuatu dari saku jas. Amplop coklat yang berisi puluhan uang seratus ribuan karena tahu Julian akan membeli barang nanti malam.
"Aku tidak bisa mengantar jemput nanti malam. Aku lembur sampai jam sebelas. Nanti makan yang enak di sana!"
"Aku masih ada uang. Tidak usah!"
"Cash? Aku tidak yakin kamu ada. Ambil saja! Nanti cari ATM repot juga."
Julian akhirnya menerima uang pemberian Meghan. Lalu mengecup bibir si pria sebelum keluar. Sebab dia benar-benar mencintai Meghan meskipun pria itu sering membuatnya kesakitan.
9. 30 PM
Julian baru saja tiba di apartemen. Dia langsung mandi dan bersiap istirahat saat ini. Karena sudah merasa lelah sekali.
"Apa aku bongkar sekarang, ya?"
Julian langsung membuka hasil belanjaan. Dia membeli beberapa barang untuk adik dan orang tuanya yang akan ditemui besok lusa. Karena di rumah sedang ada acara dan dia diminta membawa Meghan juga. Sebab orang tuanya sudah tahu hubungan mereka. Namun tidak tahu jika mereka sudah tinggal bersama sejak satu tahun ke belakang.
Ketika sedang asyik membongkar barang belanjaan di ruang tengah, tiba-tiba saja Meghan pulang lebih cepat dari rencana. Sembari membawa beberapa barang yang akan dijadikan oleh-oleh saat mengunjungi orang tua Julian.
"Katanya pulang jam sebelas? Itu apa?"
"Kerjaanku selesai lebih cepat. Tadi aku mampir ke tempat oleh-oleh. Aku belikan ini, pasti mereka suka!"
Julian menatap isi kardus yang baru saja Meghan buka. Ada banyak toples yang berisi nastar. Setelah melihat kemasannya, Julian langsung memegangi dada. Sebab harga satu toples ini setengah juta. Sedangkan Meghan membeli dua puluh toples sekarang.
"KAMU GILA, YA!?"
Pekik Julian karena marah. Sebab dia tidak rela uang sepuluh juta Meghan habis hanya untuk makanan ringan saja. Sebab uang sebanyak itu bisa untuk membeli satu ton alias seribu kg beras.
"Sekali-kali saja. Lagi pula, aku belum pernah bertemu mereka. Aku bingung mau beli apa karena acaranya mendadak. Aku tanya Mama malah disarankan beli nastar. Ya sudah, aku beli ini saja. Bisa dibagikan ke tetangga kalau memang kebanyakan."
Meghan langsung menuju kamar. Karena tubuhnya sudah lengket semua. Sedangkan Julian mulai mengekori di belakang. Ingin membujuk Meghan untuk mengembalikan nastar ini saja. Sebab orang tuanya jelas akan marah jika tahu harga setoples nastar bisa mencapai setengah juta.
"Mana struknya? Mau aku kembalikan! Orang tuaku tidak akan suka kalau tahu harganya sampai 10 juta!"
"Tinggal jangan bilang. Kamu ini! Tidak apa-apa! Hitung-hitung membantu UMKM juga! Sudah! Aku mau mandi sekarang!"
Meghan langsung menuju kamar mandi. Meninggalkan Julian yang kini masih kesal sekali. Lalu mencari struk pembayaran nastar ini.
Ceklek...
Meghan yang sudah setengah telanjang langsung keluar kamar mandi. Bertepatan dengan Julian yang sudah menemukan kotak perhiasan yang ada di dalam saku jas ini. Kotak warna merah hati yang berisi kalung dan anting.
"Yah! Ketahuan! Itu buat kamu! Pakai kalau datang ke rumah orang tuamu!"
Julian tersenyum haru. Lalu berjalan mendekati pria itu. Menarik leher dan melumat bibir bawah Meghan dengan buru-buru. Seolah sedang sedang dikejar sesuatu.
Meghan yang diperlakukan seperti itu tentu saja tidak akan mundur. Dia langsung membawa Julian ke atas ranjang tanpa melepas ciuman yang masih bertaut. Serta meremas dada dan bokong sintal wanita itu.
"Akhhh!"
Leguh Julian saat Meghan meremas kencang salah satu dadanya. Ciuman juga mulai terlepas. Diganti dengan lumatan pada salah satu nipplenya yang sudah mengacung tegak. Entah karena terangsang atau justru kedinginan. Karena AC kamar tidak pernah dimatikan.
Meghan menggigit gemas dada Julian bergantian. Dengan tangan kanan yang sudah menyingkap baju tidur si wanita. Lalu memasukkan tangan di celana dalamnya.
Setelah puas dengan bagian dada, Meghan mulai berganti posisi menuju bagian bawah si wanita. Melepas celana dalam Julian dan memainkan lidah di bawah sana. Serta menggigit pelan sesuatu di depannya.
Diperlakukan demikian, Julian jelas tidak kuat. Dia langsung mencapai pelepasan padahal Meghan baru beberapa menit bermain di sana. Membuat pria itu lekas menjauhkan kepala dan melepas boxer yang sejak tadi melilit badan.
"Sekarang, ya?"
Julian mengangguk pasrah. Bibir bawahnya sudah digigit kencang. Karena satu tangan Meghan sudah mengusap miliknya. Dengan satu tangan lain yang ingin memulai penyatuan.
"Ahhh!!!"
Desah mereka bersamaan. Julian membuka kaki lebar-lebar. Dengan kedua tangan yang sudah dikalungkan pada leher Meghan. Sebab ingin pria ini terus menggerakkan badan.
"Faster, Sayang!!!"
Meghan yang memang sudah diliputi nafsu, tentu saja langsung menuruti ucapan Julian. Dia menumbuk miliknya lebih kencang dari sebelumnya. Lalu melumat kasar bibir bawah si wanita.
Julian hanya bisa memejamkan mata sembari meleguh pelan. Sesekali, dia juga mencakar punggung si pria. Sebab rasa perih di punggungnya tiba-tiba terasa saat Meghan mempercepat laju badan.
Gimana? Udah panas?
Tbc...