14/14

2.8K 75 60
                                    


Julian tampak salah tingkah. Bingung ingin mengatakan apa. Takut dikira tidak mengharagai pemberian Jayden karena telah melakukan hal tersebut tanpa izin sebelumnya.

"Loh, kok hanya satu?"

Tanya Jayden bingung. Alisnya sudah diadu. Sebab mengira jika pihak restoran dan si pengirim melakukan kesalahan hingga membuat makanan tinggal satu.

"Tadi punyaku kuberikan pada pengantarnya. Kasihan, orangnya sudah tua. Aku tidak tega."

Jayden langsung menarik nafas berat. Lalu mengeluarkan makanan dari paper bag. Kemudian mengambil piring dan sendok juga.

"Kamu saja yang makan. Aku yang makan mienya."

"Tidak-tidak! Aku makan mie saja!"

"Kamu baru sembuh! Jangan sampai kambuh karena makan mie itu!"

"Kalau begitu makan bersama saja? Bagaimana? Aku tidak akan habis makan sebanyak ini."

Jayden menatap nasi kebuli miliknya yang memang ada begitu banyak porsinya. Julian jelas tidak sanggup menghabiskan. Membuat Jayden lekas mengangguk setelahnya.

"Oke. Tapi jangan makan mienya! Aku yang akan makan!"

Julian mengangguk singkat. Lalu bergegas menyelesaikan masakan. Hingga akhirnya mie matang dan mereka makan bersama.

Mereka makan satu piring. Karena Jayden sudah terlanjur memakai piring besar kali ini. Sehingga Julian langsung ikut makan saat Jayden memberikan satu sendok untuk dirinya sebelum ini.

Setelah makan, mereka bersantai di ruang tengah. Mereka juga membicarakan apa rencana Julian ke depan. Sebab dia memang sudah tidak memiliki pekerjaan dan Meghan pasti akan kembali mengejar dirinya.

Sekedar informasi, Meghan berhasil menghindari tuntutan Julian. Dia tidak bisa membawa masalah ini ke jalur hukum karena minimnya bukti yang ada. Selain itu, Julian dan Jayden juga tidak berniat melanjutkan hal ini karena mereka hanya hanya ingin menggertak Meghan saja.

"Kamu tinggal di sini saja dulu. Tidak apa-apa. Soal kerjaan, aku bisa mencarikan yang bisa dimonitor dari rumah. Pasti dapat! Kamu tenang saja."

Lagi-lagi Julian kembali mengucap terima kasih. Sebab Jayden masih mau membantunya hingga saat ini. Bahkan, dia sudah diberikan ponsel baru agar bisa berkomunikasi dengan keluarga dan sahabatnya akhir-akhir ini.

Di tempat lain, Meghan tampak disidang orang tuanya. Oleh ibu dan ayahnya. Karena laporan yang Julian layangkan sampai ke telinga mereka.

Ya, meskipun sudah tidak dilanjutkan. Namun tetap saja. Nama mereka jadi tercoreng karena berita ini sudah didengar oleh para kolega.

"Mama benar-benar kecewa! Kau mau meneruskan tabiat Papamu, hah!? Kau tahu bagaimana menderitanya Mama Meghan! Lalu kenapa kamu lakukan hal yang sama pada Julian!?"

Meghan diam saja. Dia hanya menundukkan kepala. Tidak berani mendongak apalagi membantah ucapan ibunya.

"Dia wanita baik! Bisa-bisanya kamu berbuat seperti ini! Mama malu! Mama malu karena memiliki anak sepertimu! Kalau seperti ini, lebih baik kau pergi saja! Ikut Papamu dan jangan pernah muncul di hadapan Mama!"

Ibu Meghan langsung membalikkan badan. Dia sudah menangis sekarang. Sembari memegangi dada. Karena telah begitu kecewa pada anaknya.

"Papa kecewa padamu, Meghan. Bukan karena takut saham perusahaan anjlok total. Tapi karena kamu begitu tega memukul perempuan saat tahu Mamamu juga korban kekerasan sebelumnya."

Meghan lagi-lagi hanya diam. Hingga ayahnya pergi dari hadapan. Sebab dia memang sedang mewarasi harta ayah tirinya. Karena pria itu masih perjaka saat menikahi ibunya.

Hingga saat ini, mereka juga tidak kunjung memiliki anak karena rahim ibunya sudah diangkat. Akibat dari kekerasan yang didapat dengan mantan suaminya. Alias ayah kandung Meghan.

Tbc...

MANIPULATIVE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang