21/21

2.8K 69 36
                                    


Rasanya seperti mimpi. Julian benar-benar tidak menyangka jika dia akan bertemu dengan Meghan lagi. Iya, dia jelas takut sekali. Takut akan kembali disakiti dan dibuat hancur lebih dari sebelum ini.

"Julian?"

Panggil Meghan saat Julian akan kembali memasuki kosan. Berniat kembali ke kamar dan enggan menemui Meghan. Sebab dia jelas tidak ingin mengambil risiko besar. Apalagi kini tidak ada Jayden di sampingnya.

"Aku tidak akan menyakitimu. Aku datang kemari hanya ingin minta maaf padamu."

Julian langsung membalikkan badan. Dia menatap Meghan dengan mata berkaca-kaca. Bukan karena terharu dengan ucapan si pria. Namun karena Julian kecewa, sebab Meghan sadar terlalu cepat. Karena dia jelas belum bisa memaafkan sampai sekarang.

"Pergi! Seharusnya kau tidak datang di hadapanku lagi!"

Julian tampak hampir menangis. Dia benar-benar marah sekali. Ingin memukul Meghan berkali-kali. Bukan karena ingin membalas setiap pukulan yang pernah dilayangkan sebelum ini. Namun karena ingin membalas atas semua rasa malu yang telah dia dan orang-orang terdekatnya rasakan pasca insiden memalukan kemarin.

"Aku benar-benar menyesal. Seharusnya aku tidak melakukan hal ini padamu Julian. Aku benar-benar bodoh! Aku---"

"Aku tidak ingin melihat dan mendengar suaramu lagi. Jadi silahkan pergi! Karena mengenalmu benar-benar bagai mimpi buruk yang tidak ingin kuingat lagi!"

Julian langsung pergi. Meninggalkan Meghan yang sudah berkaca-kaca saat ini. Pria itu jelas kecewa sekali. Sebab dia sudah berharap jika Julian akan mengampuni. Mengingat dulu mereka sangat mencintai. Bahkan, dia sudah membayangkan jika mereka akan kembali bersama lagi.

Namun sepertinya, ini hanya akan menjadi mimpi yang tidak pernah tergapai sama sekali. Sebab Julian tampak sudah tidak ingin mengenalnya lagi. Dia sudah benar-benar membenci dirinya atas apa yang telah dilakukan terakhir kali.

11. 30 PM

Ponsel Julian bergetar. Membuat dia yang masih terjaga langsung buru-buru mengangkat. Sebab dia tahu jika Jayden yang tengah menghubungi dirinya.

"Halo? Kamu sudah sampai, ya?"

Iya. Aku di depan.

"Oke. Aku keluar sekarang!"

Julian mematikan panggilan dan langsung menuju depan. Dia menatap Jayden yang sudah duduk di teras sendirian. Sembari membawa koper kecil warna hitam.

"Sayang?"

Panggilan Julian membuat Jayden tersenyum lebar. Lalu bangkit dari duduk dan memeluknya. Mendekapnya erat-erat sebab sudah satu bulan tidak berjumpa.

"I miss you, Sayang!!!"

"Me too."

Julian membalas pelukan Jayden. Lalu membawa pria itu masuk. Sebab kosan itu memang cukup bebas dengan catatan tidak ribut.

Setelah tiba di kamar, Jayden langsung memasuki kamar mandi guna bersih-bersih sebentar. Sedangkan Julian, dia mulai membuka koper si pria, guna mengambil baju ganti untuknya.

Setelah selesai berganti baju, Jayden langsung memeluk Julian yang sudah duduk di tepi ranjang. Memgangut bibirnya dengan penuh semangat. Sebab dia sudah membayangkan ini sejak dalam perjalanan datang.

"Ada yang mau aku bicarakan sebentar."

Julian mendorong tubuh si Jayden pelan. Karena dia ingin mengatakan jika Meghan baru saja datang. Berharap pria itu bisa sedikit menenangkan dirinya. Karena Julian agak takut jika suatu saat Meghan kembali datang.

MANIPULATIVE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang