18/18

2.7K 64 67
                                    


Matahari belum terbit, namun Meghan sudah membuat ulah lagi. Julian yang sebelumnya sudah sedikit tenang, kini mulai menangis kembali. Apalagi, kali ini video yang Meghan unggah memperlihatkan wajahnya lebih jelas saat ini.

Ya, meskipun Meghan hanya mengunggah video dengan durasi satu menit karena hanya ingin menggertak Julian agar mau kembali padanya lagi. Namun tetap saja, hal ini jelas membuat Julian ketakutan sekali.

Jangankan berpikir untuk mendatangi Meghan guna meminta diampuni. Bernafas saja rasanya berat sekali. Bahkan, Julian berkali-kali berpikir untuk bunuh diri. Karena sudah begitu malu saat ini.

"CARI DI MANA MEGHAN SEKARANG! AMANKAN DIA! AKAN KUBERIKAN MASING-MASING SATU PAJERO YANG ADA DI RUMAH JIKA KALIAN BERHASIL MEMBUAT BAJINGAN INI BERHENTI MEMBUAT MASALAH!!!"

Pekik Jayden saat berada di luar kamar. Dia begitu marah karena Meghan sudah keterlaluan. Membuat rahangnya mengeras dan matanya memerah. Karena dia jelas tahu jika Julian sudah merasa hancur sekarang.

"Aku pulang sekarang! Aku akan tiba di bandara pada dua jam!"

Setelah mengatakan itu, Jayden langsung memasuki kamar. Dia menatap Julian yang kini masih menangis seperti saat ditinggal. Namun kali ini, ada yang aneh dengan si wanita. Sebab dia tampak mencoba menelan sesuatu sekarang.

Jayden yang curiga langsung mengedarkan pandangan ke sekitar. Benar saja, kotak obat yang ada di atas meja rias terbuka. Membuat pria itu lekas menekan kencang pipi Julian dengan ibu jari dan jari telunjuk salah satu tangan.

Sedangkan tangan yang satunya dipaksa masuk ke dalam mulut Julian. Guna mengelurkan belasan paracetamol yang masih berusaha ditelan.

"KAMU APA-APAAN, SIH!? JANGAN SEPERTI INI! KELUARKAN!!!"

Bentak Jayden sembari mengelurkan sisa obat yang masih belum tertelan. Dia juga sengaja sedikit memasukkan jarinya lebih dalam. Hingga Julian merasa mual dan memuntahkan seluruh obat yang sudah berhasil tertelan.

Jayden tampak lega. Dia langsung meminta Julian minum banyak-banyak. Kemudian memeluk si wanita. Mencoba kembali menenangkan. Meskipun dia belum tahu akan aksi apa yang harus dilakukan pada Meghan.

4. 50 AM

Julian dan Jayden sudah tiba di Jakarta. Tentu saja naik helikopter seperti saat berangkat. Sehingga kini, Jayden bisa langsung menemui Meghan yang telah berhasil dua temannya tahan.

"Kamu tunggu di sini, ya? Aku tidak akan lama!"

Julian masih menangis sekarang. Dia tengah duduk di kursi belakang sendirian. Karena saat ini ada supir yang telah menjemput mereka di bandara.

"Pak, tolong antar saja ke alamat ini."

"Tapi, Non---"

"Jayden tidak akan marah, Pak. Tolong antar saya sekarang. Nanti tunggu saya sebentar, saya tidak akan lama!"

Si supir langsung mengiyakan. Lalu melesakkan mobil menuju alamat yang Julian sebutkan. Di rumah orang tua Meghan. Karena dia berniat mengadukan hal ini pada mereka.

Persetan dengan urat malunya. Karena Julian sudah benar-benar putus asa dan merasa hanya mereka yang bisa menghentikan Meghan. Tentu saja dengan mengorbankan harga dirinya.

Setibanya di rumah Meghan, Julian sempat  diizinkan masuk oleh satpam. Sebab mereka sudah melihat video Julian. Karena video ini sudah trending di aplikasi burung biru muda.

"Jangan izinkan masuk! Dia pasti mau menuduh Den Meghan yang memaksa dan menjebaknya! Padahal dia sendiri yang binal!"

Julian yang mendengar jelas sakit hati. Namun dia tidak bisa apa-apa kecuali menangis. Serta, berusaha masuk meskipun tangannya terjepit di gerbang yang sudah berusaha dua satpam tutup lagi.

Tbc..

MANIPULATIVE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang