Beberapa bulan berlalu. Jayden benar-benar menempati janjinya saat mengatakan akan mencarikan Julian pekerjaan yang cocok dengan wanita itu. Karena saat ini, Julian tengah menjadi editor di salah satu majalah yang pernah bekerjasama dengan perusahaan pria itu.
"Ini untuk BBQan di tahun baru nanti, ya?"
Julian mengangguk singkat. Dia sedang merapikan isi kulkas. Karena Jayden baru saja pulang kerja sekaligus belanja bahan makanan untuk mereka.
"Aku mau mandi kalau begitu."
Julian lagi-lagi hanya mengangguk saja. Sebab dia sedang menyiapkan diri sekarang. Ingin mengatakan jika dia akan pindah dari apartemen si pria. Mengingat dia sudah menumpang selama enam bulan.
Lagi pula, Meghan sudah tidak mengganggu dirinya. Tidak mencoba mengancamnya dengan hal-hal yang selama ini ditakutkan juga. Membuat wanita itu agak merasa tenang hingga berpikir untuk lekas pindah saja.
Selesai mandi, Jayden langsung menuju ruang makan kembali. Dia menatap Julian yang sedang menyajikan makan malam mereka saat ini. Nasi goreng nanas dan beberapa lauk lain. Karena wanita itu suka berkreasi dengan masakan-masakan unik yang tentunya memiliki rasa enak sekali.
"Bagaimana rasanya?"
"Enak! Seharusnya kamu buka restoran saja!"
Julian terkekeh pelan. Sedangkan Jayden mulai menyantap dengan lahap nasi gorengnya. Sembari menatap Julian yang kini tampak lebih bahagia dari sebelumnya. Bahkan, pipinya mengembang dan berat badannya bertambah.
"Aku ada libur tiga harian. Mau jalan-jalan?"
Julian menatap Jayden sekarang. Sembari mengunyah makanan. Sebab dia memang hampir tidak pernah keluar dari apartemen sejak enam bulan ke belakang.
"Ke mana?"
"Ke mana saja. Kamu mau ke mana? Bali? Maldives? Asal yang dekat, supaya waktunya tidak habis di perjalanan."
"Memangnya masih ada tiket pesawat dan penginapan yang tersisa?"
"Kalaupun tidak ada pasti akan aku usahakan."
Julian menatap wajah Jayden yang sedang menampilkan senyuman. Sepertinya, pria itu sangat berharap dia mengiyakan. Membuat wanita itu jelas mengangguk sekarang. Ya, anggap saja sebagai salam perpisahaan karena dia akan segera pamit pindah.
Jayden tampak begitu girang. Hingga langsung menelepon sekretarisnya saat itu juga. Untuk mencarikan tiket pesawat dan penginapan di Bali pada tanggal cutinya.
Julian, dia hanya tersenyum saja. Ikut senang karena melihat Jayden bahagia. Karena dia juga sudah menaruh perasaan pada si pria. Mengingat pria itu selalu memperlakukan dengan baik dirinya.
Beberapa hari kemudian.
Julian dan Jayden sudah tiba di bandara. Karena mereka memutuskan untuk merayakan tahun baru di Bali saja. Agar waktu liburan lebih lama.
"Kita naik ini?"
"Iya. Tiketnya habis semua. Ayo naik!"
Julian sedang menatap helikopter yang baling-balingnya sudah berputar. Dia agak ketakutan. Sebab dia tidak pernah naik ini sebelumnya. Membuat Jayden langsung merangkul dirinya. Membawanya menuju helikopter yang sudah menunggu mereka.
"Aku takut."
Bisik Julian saat mereka sudah memakai sabuk pengaman. Sembari menggenggam tangan Jayden di sampingnya. Dengan keringat yang sudah membasahi badan. Sebab dia memang sedang takut sungguhan. Karena tidak pernah naik ini sebelumnya.
"Kamu tenang saja. Aku sudah biasa naik helikopter saat kehabisan tiket pesawat. Ini milik keluarga, pilotnya juga orang yang professional. Kita akan aman."
Jayden membalas genggaman tangan Julian. Senyumnya semakin lebar. Apalagi setelah wanita itu memeluk lengannya. Sembari memejamkan mata saat helikopter akan berangkat.
Jantung Jayden berdebar. Bukan karena takut seperti Julian. Namun karena tidak sabar untuk mengutarakan perasaan pada si wanita nanti malam.
Di tempat lain, Meghan baru saja mendapat kabar jika ada yang melihat Julian sedang berada di bandara bersama temannya. Membuat pria itu langsung murka dan berniat melakukan hal jahat pada Julian pada malam itu juga.
Iya. Apalagi kalau bukan menyebarkan aib yang selama ini disimpan. Sebab dia mengira jika Julian sedang depresi karena berpisah dengannya. Bukan sedang bersenang-senang dengan laki-laki di luar sana.
Sebelum the real konflik datang, bakalan ada scene panas di chapter selanjutnya. Jadi, bisa ramaikan dulu chapter 11-15 biar aku bisa cepet-cepet publish chapter selanjutnya :)
Tbc...
