02 ; Ingatan yang menyakitkan

24.5K 2.4K 26
                                    

Lingga yang sekarang tubuh nya sudah di tempati oleh jiwa dari Hara, bertekad untuk mengubah hidup nya dan membuat kehidupannya yang sekarang jauh lebih seru, bukannya membosankan.

Mobil sudah berhenti didepan pintu kediaman keluarga Alister, salah seorang bodyguard membukakan pintu mobil agar Lingga dan Haris bisa keluar.

"Ayo tuan muda," ajak Haris

Lingga mengangguk dan keluar dari dalam mobil, ia bisa melihat beberapa jenis manusia sekarang.

Saat dirinya keluar dari mobil, ia melihat beberapa tatapan yang mengarah padanya, ada yang menatap kasian, ada yang menatap bahagia, ada juga yang menatap benci atau jijik, ya maklum, namanya juga tokoh figuran yang tidak diinginkan.

Satu kesimpulan yang dapat Lingga yakini adalah, bahwa keluarga nya tidak menyambut kedatangan Lingga sama sekali, keluarga macam apa ini, masih mending kehidupannya dulu pas masih jadi Hara, walau hidup sendiri tapi masih dapet kabar dari orang tua juga para saudara nya.

"Tuan muda, ayo kita masuk, anda harus beristirahat," ucap Haris sambil menuntun Lingga untuk berjalan ke arah pintu.

Lingga mengikuti arah jalan Haris, ya rumah segede ini apa tidak takut nyasar, kalau nyasar malu sama harga diri.

Saat Lingga sudah masuk, ia tidak bisa tidak kagum dengan kemegahan nya.

'Busett sekaya apa nih keluarga' Batin Lingga yang masih takjub dengan apa yang ada di dalam rumah.

"Hahahaha"

Lingga mendengar suara tawa walau sayup sayup, ia menoleh ke asal suara, ia menatap heran ke arah orang orang yang tertawa tersebut.

"Itu adalah ayah dan saudara-saudara anda," kata Haris pelan.

"Apakah tuan muda mau menemui ayah anda?" Lanjut Haris dengan bertanya pada Lingga.

Lingga menggeleng pelan "gak usah, gw mau ke kamar aja, udah cape banget lagian, kita ke kamar sekarang," suruh Lingga dengan nada yang malas.

Haris mengangguk, lalu kembali menuntun Lingga untuk menunjuk kan arah kamar tuan muda nya.

Lingga agak cengo karena kamar nya terletak di paling pojok sendiri, udah gitu sepi lagi kayak gak ada kehidupan.

"Ini adalah kamar milik anda, saya akan bukakan pintu nya," ucap Haris sembari mengeluarkan kunci lalu membuka pintu kamar agar mereka bisa masuk.

Setelah pintu kamar terbuka, Lingga dipersilahkan masuk oleh Haris, ia melihat sekitar, ternyata kamar nya tidak begitu luas, hanya ada satu kasur berukuran kecil, satu lemari kecil untuk menyimpan pakaian, dan meja belajar juga kamar mandi dalam kamar.

Lingga menyusuri seluruh isi kamar, ia mengehela nafas kasar karena ruangan tersebut sangat pengap dan minim cahaya karena jendela nya langsung mengarah ke arah pohon besar sehingga menghalangi sinar matahari untuk masuk, selain pengap, kamar ini juga panas, manusia manusia iblis itu bahkan tidak menaruh ac atau minimal kipas angin untuk dirinya menyejukkan diri.

"Tuan muda, kalau anda butuh bantuan, katakan pada saya, kalau begitu saya pamit undur diri terlebih dahulu, selamat beristirahat tuan muda," kata Haris yang kemudian berjalan ke luar pintu dan menutup nya dari luar.

Jiwa Hara yang sekarang berada di tubuh Lingga mulai memikirkan cara bagaimana ia bisa bahagia nanti.

"Perasaan kalau di novel-novel transmigrasi, pasti orang yang transmigrasi ke tubuh orang lain dapet ingatan dari pemilik tubuh aslinya, lah kok ini gw gak dapet, ya gw tau sih kalau gw sendiri author nya, tapi ini si Lingga bukan gw yang nyiptain," gumam Hara frustasi, ia sama sekali tidak tau apapun soal Lingga, si karakter yang bahkan tidak pernah ia pikirkan saat membuat cerita ini.

Prontagonis Or Antagonis? {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang