08 ; Kepercayaan yang hancur

20.3K 2.3K 133
                                    

Setelah beberapa menit, Lingga sampai juga didepan rumah nya.

"Woah ini rumah lu, gede banget" kagum Rafey dengan mata berbinar.

Lingga turun dari motor lalu mencopot helm nya.

"Bukan rumah gw kok, ibu gw kerja disini, jadi gw ikut tinggal sama ibu gw, sekalian bantu bantu" ujar Lingga santai.

"Hebat banget, jarang jarang loh ada anak yang mau bantuin orang tua nya, udah langka itu" puji Rafey dimana membuat Lingga jadi tidak enak karena membohongi pemuda itu.

"Yaudah gw masuk dulu ya, makasih udah nganterin" ucap Lingga sembari mengembalikan helm yang ia pegang.

Rafey mengangguk lalu melajukan motor nya menjauhi Lingga yang masih berdiri didepan rumah.

Setelah Rafey tidak kelihatan lagi, Lingga berjalan masuk ke dalam rumah nya.

Lingga masuk ke dalam rumah tanpa ada sambutan sama sekali, berbeda bila yang datang adalah Darel atau Alesya, para maid dan penjaga akan berbondong bondong untuk memberikan mereka sambutan.

Tapi Lingga tidak peduli juga, sambutan dari orang orang tidak akan membuat dirinya semakin kaya.

Lingga masuk ke dalam kamar, ia melemparkan tas nya sembarang arah lalu merebahkan dirinya diatas kasur.

Lingga mengambil secarik kertas yang tadi diberikan oleh Rafey.

Lingga melihat kertas tersebut dengan seringai tipis dibibir nya.

Flash back on

"Lingga, Lingga, gw mau ngomong nih, Lingga, ayolah Ling"

Lingga yang kesal dengan panggilan terus menerus dari Rafey menatap Rafey kesal.

"Apa?" Ketus Lingga.

Rafey memberikan secarik kertas kepada Lingga dan langsung diterima oleh empu nya.

Lingga membaca tulisan yang berada dikertas itu.

"Balapan?"

Rafey mengangguk semangat.

"Gw mau ngajak lu balapan, lu mau kan?" Tanya Rafey dengan harapan Lingga akan mengiyakan permintaan nya.

'Menarik juga, udah lama juga kan gw gak balapan, terakhir gw balapan pas umur 17, itu pun diraga yang dulu' Batin Lingga dalam hati.

Melihat Lingga yang hanya diam Rafey kembali membuka suara nya.

"Gimana Ling, lu mau kan?" Tanya Rafey sekali lagi.

Lingga menoleh ke arah Rafey dengan senyuman manis, yang mana itu adalah pertama kali Rafey mendapat senyuman manis dari Lingga, biasanya kan cuma senyum tipis.

"Gw bakalan ikut" Lingga menerima ajakan dari Rafey, yang tentu saja Rafey sangat senang, ia akan pamer ke teman teman nya kalau dia mempunyai teman baru.

"Yaudah dateng aja dialamat ini, gw tunggu jam 8 malem" ucap Rafey sembari menepuk pundak Lingga.

Lingga mengangguk dan mendengarkan Rafey yang menceritakan apa saja yang ada diarena balap, dan seperti apa orang orang yang ikut balapan.

Prontagonis Or Antagonis? {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang