Jam menunjukkan pukul setengah 4 pagi, kediaman keluarga Alister masih terlihat sepi karena para penghuninya yang masih terlelap, kalau ada yang bangun palingan para maid yang sedang bersih bersih atau memasak.
Namun hal tersebut berbeda untuk Lingga, ia sudah mandi bahkan berkemas untuk pergi ke sekolah.
Hal ini Lingga lakukan karena ia tidak mau berpapasan dengan keluarga nya saat dirinya akan keluar.
"Oke semua udah siap, tinggal berangkat" lirih Lingga takut membangunkan yang lain.
Lingga berjalan pelan untuk ke lantai bawah, disana ia hanya melihat beberapa maid dan penjaga yang sedang melaksanakan tugas nya.
Lingga dengan santai melewati mereka, lagian kan mereka tidak menganggap dirinya ada.
Setelah sampai diluar, ia membuka pagar rumah dan memesan ojek online, karena gak mungkin juga ada taksi atau ojek yang lewat jam segini.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, ojek online yang dipesan oleh Lingga datang.
"Benar dengan Uriel Kalingga?"
"Ya pak saya sendiri"
Lingga memakai helm yang disodorkan abang ojek, ia naik dan memberitahukan tempat yang akan di tuju yaitu sekolah.
Sesampainya disekolah, Lingga membayar tukang ojek tersebut, tidak lupa memberikan helm yang ia pakai.
Lingga melihat kanan kiri, disana ia melihat warung yang masih buka.
"Kesana aja kali ya, gw kan belum sarapan, sekalian nunggu masuk sekolah juga" gumam Lingga dan kaki nya mulai melangkah ke arah warung tersebut.
Setelah sampai Lingga menduduk kan dirinya dikursi.
"Bu pesen pecel lele nya satu ya" pesan Lingga pada ibu penjual.
"Minum nya apa dek?"
"Teh anget aja bu"
Sambil menunggu, Lingga bermain game di handphone nya, dan ternyata diwarung ada colokan listrik, lumayan buat Lingga nge charger hp nya.
Selang beberapa menit, hidangan sudah disajikan didepan Lingga.
"Wahh makasih ya bu" ujar Lingga dengan semangat.
Ibu penjual tadi hanya tersenyum tipis menanggapi Lingga, menurut nya Lingga terlalu manis untuk seukuran anak SMA.
Lingga makan dengan nikmat, sampai ada seseorang menyapa nya.
"Hai, Lingga bukan?" Sapa orang tersebut.
Lingga menatap orang didepan nya bingung, namun ia tetap mengangguk.
"Boleh gw duduk disini? Tanya orang tersebut, ia takut Lingga terganggu karena kehadiran nya.
Lingga kembali mengangguk sebagai jawaban.
"Makasih" orang tersebut duduk disamping Lingga, ia memesan mujaer goreng kepada ibu penjual.
Lingga menatap orang disamping nya, seperti nya dia satu sekolah dengan dirinya, karena seragam yang orang itu pakai seperti seragam yang Lingga pakai, lagian orang itu juga tau namanya.
"Nama lu siapa?" Tanya Lingga pelan.
Orang itu menoleh ke arah Lingga "Oh nama gw Vindra"
Lingga mengangguk lalu mengingat ingat apakah ia pernah membuat karakter bernama Vindra.
'Vindra? Kayak nya gw pernah tau'
'Oh, kalau gak salah Vindra Xielo kan namanya, di cerita yang gw buat sih dia itu wakil dari geng Aderfia, dimana geng itu yang bakalan jadi kakak angkat buat Alesya' Lingga berbicara dalam hati sambil mengingat alur cerita yang ia buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prontagonis Or Antagonis? {REVISI}
Roman pour AdolescentsBagaimana jadinya bila seorang penulis novel masuk ke dalam cerita yang dia buat sendiri, bahkan menjadi karakter yang tidak pernah ia ciptakan dalam cerita tersebut. • • • • • WARNING ⚠️ ×MENGANDUNG KEKERASAN DAN KATA KATA KASAR ×TYPO BERTEBARAN ×P...