5. Bebas

723 158 41
                                    

Jisoo nampak gelisah, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil mondar mandir di dalam sel tahanan, sedangkan Rio hanya duduk diam sambil menghisap rokok nya.

"Kim Jisoo" polisi memanggil, Rio terkejut.

"Hyung" ia tahu Jisoo pasti menghubungi seseorang.

"Maafkan aku Rio, disini bukan tempat ku" pamit Jisoo sebelum keluar, karena ia tahu telah bebas, Rio memejamkan kedua mata nya sambil menghela nafas

"Kim Limario" giliran dia dipanggil, ia tahu Jisoo telah menghubungi ayah nya, Kim Taeyeon, guna membebaskan mereka berdua, itulah kenapa ia meminta maaf pada Rio, karena tahu sahabat nya itu pasti tidak akan senang dengan hal ini.

"Aku tidak menelpon mu" ucap Rio dingin pada Taeyeon yang sudah menunggu nya.

"Papa tahu" balas Taeyeon, ia mengikuti langkah Rio dari belakang, tapi sang putra mengabaikan nya dan memilih berlari menuju stasiun kereta bawah tanah.

Rio pulang ke rumah, dan mendapati Yuna sendirian.

"Apa yang terjadi pada wajah mu?" Tanya Yuna, Rio tersenyum senang dengan perhatian sang dongsaeng.

"Biasa, laki-laki" santai Rio.

"Apa yang akan oppa katakan pada mama nanti?" Rio menggedikan kedua bahu nya, ia lalu mengambil sebatang rokok, saat Rio hendak menyalakan korek api nya.

Set

Yuna mengambil batang rokok tadi dari mulut oppa nya.

"Jangan pernah merokok di dekat ku" protes nya, Rio tertawa.

Dan keesokan hari nya, Yuna di jemput Rio seperti biasa nya, ia menghampiri sang oppa, di ikuti beberapa murid yeoja di belakang nya sambil saling berbisik, Rio pun merasa aneh.

"Ada apa dengan mereka?" Selidik nya pada Yuna.

"Aku tak tahu, mereka bilang, katanya aku aneh" jawab Yuna, Rio menatap gadis-gadis itu, tapi seperti nya mereka tidak takut.

"Kamu baik-baik saja kan?" Rio tentu mengkhawatirkan dongsaeng nya yang menjadi korban bullying di sekolah nya.

"Aku baik-baik saja, selama mereka tidak menyentuh ku" jawab Yuna, sungguh, dia adalah anak perempuan yang kuat, Rio menatap iba sang dongsaeng sambil menuntun sepeda nya pulang bersama.

Setiba di rumah, Tiffany rupanya sudah di dalam kamar Rio, tapi sang putra acuh, ia meletakan tas ransel nya diatas kasur begitu saja.

"Rio, sayang, ada apa dengan dengan wajah mu?" suara Tiffany terdengar cemas, ia mendekat dan mulai menyentuh wajah Rio yang penuh luka.

"Rio jatuh di kamar mandi kampus" bohong nya.

"Lain kali hati-hati, mama obati ya"

"Tidak perlu, sudah di obati" tolak Rio

"Mama ingin meminta restu dari mu, untuk menikah dengan Nickhun oppa, kamu mengijinkan nya kan?" Mohon sang mama.

"Dengan satu syarat" balas Rio dingin.

"Apa?"

"Ijinkan Rio tinggal sendiri"

"Tidak" tolak Tiffany

"Ma, Rio sudah besar, tak ada yang perlu mama khawatirkan, sudah saat nya Rio hidup mandiri ma" jelas Rio

"Tidak, pokok nya mama tidak setuju kamu keluar dari rumah ini"

"Kalau begitu jangan harap Rio mau merestui mama menikah dengan uncle Nickhun" Tiffany terdiam untuk sesaat

"Baiklah, mama menyerah, tapi kamu tidak boleh mencari rumah sendiri, kami yang akan mencarikan nya" Rio menghela nafas putus asa.

OdioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang