12. Papa

708 125 29
                                    

"Jadi, apa pekerjaan ibu mu Rose?" Tanya Tiffany sambil mencuci bekas makan malam mereka, Rio sedang bercanda dengan Yuna dan Jisoo.

"Eomma sudah meninggal nyonya, saya  hanya tinggal dengan appa yang adalah seorang polisi" jawab Rose, ia mendekati ibu kandung Rio itu dan mengambil alih untuk mencuci alat makan mereka.

"Oh, maafkan aku Rose, aku turut berduka, kamu bisa memanggil ku mama kalau begitu" sesal Tiffany, Rose tersenyum.

"Ne mama" ucap nya malu-malu.

"Jadi merepotkan mu kalau begini" Tiffany merasa tak enak karena Rose yang mencuci.

"Tidak masalah ma, aku juga pernah membantu Rio mencuci" cerita Rose.

"Serius? Rio mencuci peralatan makan nya sendiri?" Tiffany tak percaya, Rose mengangguk dan tersenyum meyakinkan.

"Biasanya dia yang paling malas jika harus mencuci bekas makan" kekeh Tiffany, Rio pun menyusul.

"Ma, kami harus pulang, ini sudah malam" pamit Rio.

"Baiklah, hati-hati ne" Tiffany berdiri dan menciumi pipi sang putra.

"Jisoo juga pamit ma"

"Terima kasih kunjungan nya Soo" Tiffany memang sudah menganggap Jisoo seperti anak nya sendiri karena ia berteman dengan Rio semenjak kecil.

"Rose juga ma" gadis itu ikut berpamitan setelah mengeringkan tangan nya.

"Maaf jadi merepotkan mu ya sayang" Tiffany memeluk Rose seperti anak gadisnya sendiri, lalu mencium kepala nya.

"Tidak ma, Rose senang bisa membantu mama"

"Uncle, kami pulang dulu, dan terima kasih untuk makan malam nya" pamit Rose pada Nickhun.

"Sama-sama Rose, jangan sungkan untuk berkunjung lagi ne"

Jisoo yang keluar lebih dahulu, Rio membantu Rose membuka kan pintu keluar rumah nya

"Mama?" Goda Rio pada Rose yang memanggil Tiffany dengan sebutan mama, gadis itu terkekeh lucu dan salah tingkah

"Mama sendiri yang meminta ku untuk memanggil nya begitu" balas Rose sambil menjulurkan lidah nya pada Rio.

"Besok, papa mengundang mu makan malam" beritahu Rio, Rose terbelalak.

"Secepat itu?" Pikir nya

"Kenapa? Kamu takut bertemu papa?"

"Tidak"

"Lalu kenapa reaksi mu seperti itu?" Ejek Rio, Rose menggeleng, lalu memeluk lengan Rio.

Dan di malam nya, Rose berangkat ke rumah Rio dengan baju biasa, dan akan merias diri di sana saja.

Rose tengah mematut diri di depan cermin dengan dress nya, Rio tersenyum nakal menatapnya dari belakang.

Rose menoleh, sepertinya ia tahu ada yang sedang menelanjangi nya hanya dengan sebuah tatapan, Rio salah tingkah tertangkap basah tengah menatap mesum tubuh belakang Rose, gadis itu mendekat, lalu mengalungkan kedua lengan nya di bahu Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rose menoleh, sepertinya ia tahu ada yang sedang menelanjangi nya hanya dengan sebuah tatapan, Rio salah tingkah tertangkap basah tengah menatap mesum tubuh belakang Rose, gadis itu mendekat, lalu mengalungkan kedua lengan nya di bahu Rio.

"Aku tahu maksud dari senyum itu, kita bisa melakukan nya setelah pulang makan malam nanti" goda Rose, Rio mengangguk setuju.

Mereka berangkat ke restauran dengan menaiki sebuah taksi, dan duduk di meja yang sudah dipesan oleh Taeyeon, sang ayah belum juga muncul, padahal Rio dan Rose sudah menunggu sejam lebih, lalu tiba-tiba sang ayah datang, Rio acuh tak menyambut nya, Taeyeon langsung duduk sambil membuka kancing jas nya.

"Aku Kim Taeyeon" ucap nya menyalami tangan Rose, gadis itu terlihat gugup dan kikuk, karena mengenal sosok Taeyeon adalah pengacara ternama.

"Ceritakan tentang keluarga mu" Rose melirik gugup ke arah Rio, pria itu mengangguk.

"S-saya Rose, putri tunggal pasangan Kwon Yuri dan Jessica Jung"

"Apa pekerjaan ayah mu?"

"Polisi"

"Ibu mu?"

"Eomma sudah meninggal saat saya berusia enam tahun, dalam sebuah kecelakaan kereta yang terbakar, dan kebetulan saya disana saat kejadian"

"Kamu disana?"

"Apa? Kamu tidak bilang berada disana saat kejadian?" Kaget Rio dan Taeyeon.

"Mungkin aku lupa"

"Oh ya, tanggal berapa ini?"

"Duapuluh delapan maret"

"Selamat ulang tahun boy" Rio tak bereaksi, karena Taeyeon terlambat mengucapkan nya, dan setelah makan malam, mereka pun bersiap untuk pulang, Rio berjalan di depan bersama sang ayah, di ikuti Rose di belakang nya, keluar dari restauran.

"Hari rabu depan, lukisan Yuna dipamerkan, papa datang kan?" Tanya Rio.

"Tidak, papa ada rapat penting dengan rekan kerja"

"Hanya lima menit pa"

"Bagaimana kalau kamu datang dengan mobil papa, ajak Rose, dan papa akan menyusul jika rapat sudah selesai" ide Taeyeon, Rio menggeleng, menolak masukan sang ayah.

"Sama saja mau itu papa atau kamu yang hadir disana, sudah cukup mewakili keluarga kita, ya, kamu datang dengan mobil papa" bujuk Taeyeon di luar restauran, Rio mengulurkan tangan kanan nya pada Rose, dan gadis itu langsung menggandeng nya.

"Pameran di buka dari jam delapan pagi sampai jam delapan malam" beritahu Rio sebelum pergi meninggalkan sang ayah.

Rio membawa Rose ke sebuah taman, dia membuka jas nya untuk ia pakaikan pada Rose, bukan karena cuaca yang dingin, tapi Rio tak ingin tubuh Rose menjadi pusat perhatian para pria mata keranjang, ia lalu menyalakan rokok nya, gadis itu paham, jika artinya, Rio mulai gelisah sekarang, jadi ia harus bersiap mendengar cerita tentang kegundahan hati nya.

Sebelum bercerita, Rio mengisap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskan asapnya.

"Papa meminta ku datang ke pameran dengan mobil nya, dia pikir kehadiaran mobil nya itu bisa menggantikan posisi nya di mata Yuna?" Kesal Rio tentang sang ayah.

"Yuna tidak butuh harta papa, dia hanya butuh kasih sayang dari papa dan perhatian nya, itu saja, bahkan Yuna sampai berpikir jika papa itu tidak menyayangi nya, karena papa terlalu acuh pada nya" keluh Rio

"Papa pasti datang, percaya lah" hibur Rose

"Jika dia tidak datang nanti, aku akan menghajar nya" ancam Rio.

"Rio, Rose!" Seru Jisoo dari dalam mobil nya, yang dipanggil pun menoleh.

"Ayo ikut aku" ajak nya.

"Kemana oppa?" Tanya Rose

"Teman ku mengadakan pesta, ayo" Rose menatap Rio

"Terserah kamu" balas Rio.

"Aku tidak mau" tolak Rose

"Ayolah sebentar saja" bujuk Jisoo.

"Ok sebentar saja?" tanya Rose.

"Iya" jawab Jisoo

"Baiklah, sebelum jam sepuluh, kita harus sudah pulang" Rose pun setuju, ia dan Rio menaiki mobil Jisoo menuju ke rumah sahabat nya yang mengadakan pesta.

#TBC

OdioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang