31. Iri

598 112 11
                                    

Rio ke kampus untuk menjemput sang istri, tapi justru Jisoo yang datang.

"Hi pengantin baru" sapa Jisoo, Rio tersenyum.

"Hi mahasiswa abadi" balas nya

"Sial" Jisoo menggerutu kesal.

"Bagaimana dengan pekerjaan mu?" Tanya Jisoo ikut menyusul Rio duduk diatas kap mobil nya.

"Baik hyung, tapi ya begitu lah" Rio mulai menyalakan rokok nya, dan menghisap nya dalam-dalam.

"Tekanan ku bukan di pekerjaan, tapi lebih ke personal, aku merasa diancam hyung" cerita Rio, ia hanya akan mengungkapkan kegelisahan nya pada Jisoo saja, sebab tak ingin membuat Rose khawatir.

"Diancam bagaimana?"

"Pertama pensil mekanik ku dipatahkan oleh seseorang, kedua penggaris ku, dan kotak peridho pen ku dalam posisi terbuka, seseorang mengambil isi nya, dan di temukan di meja salah satu senior ku" jelas Rio.

"Menurut mu karena apa?"

"Aku sendiri tidak tahu hyung"

"Bukan tanpa alasan mereka melakukan itu Rio, pasti ada penyebab nya"

"Tapi aku merasa tidak melakukan kesalahan apa pun hyung"

"Oppa!" Rose sudah keluar dari kelas nya, ia berlari menghampiri suami nya itu, Rio melompat turun dari atas kap mobil nya, lalu mematikan rokoknya.

"Jangan katakan apa pun pada nya hyung" pinta Rio pada Jisoo agar menjaga rahasia.

"Hi" Rio tersenyum lebar menyambut sang istri.

"Aku mau cerita" kata Rio pada sang istri.

"Cerita apa oppa?" Rose memasang wajah serius nya, Jisoo masih duduk diatas kap mobil Rio, memperhatikan interaksi pasangan suami istri itu.

"Dalam perjalanan dari kantor tadi, aku berpapasan dengan mobil ambulan, yang bunyinya sangat lucu" Rio mulai bercerita.

"Uhum, lalu?" Rose berubah aneh, ia mungkin heran bagaimana bisa bunyi ambulan terdengar lucu? Pikir nya.

"Kamu tidak bagaiman suara ambulan?" Tanya Rio, Rose mengerutkan kening nya sambil menggeleng tak mengrti.

"Bunyinya misyu misyu misyu" jawab Rio, Rose langsung terbahak, sambil memukul manja dada suami nya, Jisoo memutar malas kedua mata nya menyaksikan kemesraan pasangan suami istri itu, dan lelah Rio seolah terbayar melihat sang istri tertawa renyah.

"Bunyinya misyu misyu misyu" jawab Rio, Rose langsung terbahak, sambil memukul manja dada suami nya, Jisoo memutar malas kedua mata nya menyaksikan kemesraan pasangan suami istri itu, dan lelah Rio seolah terbayar melihat sang istri tertawa renyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian membuat ku muak" kesal Jisoo, ia turun dari kap mobil Rio dan meninggalkan sahabatnya itu.

"Bilang saja hyung iri, Jennie menolak mu hm?" Ejek Rio, Jisoo tak menyahut, ia tetap berjalan pergi sambil mengacungkan jari tengah nya, Rio dan Rose pun semakin terbahak.

Sesampai di rumah, Rio pun segera mandi, Rose mengikat rambut nya, lalu mulai memasak makan malam, dan saat Rio sudah selesai, ia lah yang menyiapkan nya di meja makan, dan saat selesai makan malam berdua, Rio mencuci peralatan nya dan giliran mandi, mereka berbagi tugas, pagi saat Rose menyiapkan sarapan, Rio lah yang membersihkan rumah, meski masih muda, tapi pasangan itu sangat kompak.

Keesokan hari nya.

Jongdae sudah berada di ruangan Yoong bersama anak buah nya, mereka tengah melakukan meeting untuk proyek terbaru, Jongdae biasa menangani rumah mewah.

"Kamu tak ingin melakukan audit di proyek baru mu Yoong?" Tanya Jongdae, Yoong tengah memeriksa sketsa rancangan terbaru yang Jongdae ajukan.

"Tidak hyung, aku percaya dengan tim ku"

"Bukan tim mu, tapi Rio, anak baru itu, mobil mu bahkan kalah mewah dari miliknya"

"Bam, panggil Rio kemari" perintah Yoong

"Baik sajangnim" Bambam keluar untuk memanggil Rio.

"Rio, sajangnim memanggil mu" beritahu Bambam, Rio pun mengikuti nya.

"Sajangnim" Rio membungkuk hormat.

"Bagaimana? Sudah siap rancangan nya?"

"Sudah sajangnim" Rio menyerahkan gulungan kertas gambar nya, Yoong menggulung kertas gambar milik Jongdae

"Rancang ulang hyung, seperti nya ukuran mu salah, dan kolam renang di dalam rumah itu terlalu memaksa, coba ganti" perintah Yoong, Jongdae pun menerima kertas gambar itu dengan geram, melirik tak suka pada Rio.

"Kalian boleh bubar" perintah Yoong pada Jongdae, kini hanya ada Rio dan sang atasan saja bersama Bambam.

"Bagian marketing dan operasional puas dengan ide-ide mu, setiap unit terjual dengan cepat, dan selalu ada pemasukan untuk perusahaan" kata Yoong pada Rio, padahal dulu devisi yang dipimpin Joseph awal nya menolak membangun rumah sederhana seperti gagasan Rio, tapi sekarang justru menyukai nya.

"Ne, gumawo sajangnim" ucap Rio.

"Rancangan mu aku setujui, tinggal kamu sempurnakan saja, besok serahkan pada ku" ujar Yoong.

"Baik sajangnim" Rio pun segera mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Yoong.

Menggelar kertas gambar nya diatas meja, lalu mulai menyempurnakan sketsa nya, Rio menghela nafas, ia berjalan menuju ke toilet untuk membuang air kecil, saat ia kembali Rio terkejut bukan main, ia kaget menemukan kertas gambar nya tercoreng nada ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menggelar kertas gambar nya diatas meja, lalu mulai menyempurnakan sketsa nya, Rio menghela nafas, ia berjalan menuju ke toilet untuk membuang air kecil, saat ia kembali Rio terkejut bukan main, ia kaget menemukan kertas gambar nya tercoreng nada silang dengan spidol merah, ia lalu menatap sekitar dan hanya ada Jungkook disana, yang sibuk dengan pekerjaan nya sendiri.

"Jungkook"

"Ya" dia menoleh pada Rio sambil membetulkan kacamata yang dipakai nya.

"Dimana Jongdae?" Tanya Rio marah, Jungkook gugup, ia tahu pasti terjadi sesuatu jika Rio sampai semarah ini.

"D-dia. . ."

"Dimana?!"

"Dia di parkiran mungkin, ijin pulang lebih cepat" jawab Jungkook terbata, Rio lun segera berlari, mengejar Jongdae keluar.

"JONGDAE!" teriak Rio di lobby, Bambam yang mendengar pun ikut menoleh, ketika ia tengah sibuk memegangi kertas penting ditangan nya untuk ia serahkan pada Yoong, tapi ia abaikan dan lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaan nya.

Sret

"Brengsek!"

Bugh

Rio menarik kerah kemeja Jongdae yang sudah hampir memasuki mobil nya, dan meninju wajah pria yang lebih dewasa dari nya itu, tak mau kalah, Jongdae memberi perlawanan, adegan saling pukul pun terjadi.

"Jika kamu berani hadapi aku bajingan! Jangan bermain di belakang ku!" Teriak Rio tepat di depan wajah Jongdae yang babak belur, Rio pun juga sama, menderita beberapa pukulan.

"Tuan sudah tuan" security perusahaan melerai kedua nya, Jongdae mengerang kesakitan, wajah Rio lebam di bibir dan mata nya.

"Biarkan aku membunuh bajingan itu!" Rio tak terima dan terus meronta hendak kembali menghajar Jongdae, sampai akhir nya Yoong datang.

"Aku akan menuntut mu nanti" tantang Jongdae kembali memancing amarah Rio yang sudah mereda karena Yoong menyeret nya kembali ke dalam gedung.


#TBC

OdioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang