9. Makan Malam Keluarga

697 144 43
                                    

Rio telah mengantar Rose pulang sore itu, belum sempat ia memasuki rumah nya, sang mama menelpon.

"Hallo ma"

"Hallo sayang, besok ada waktu kan?"

"Ada"

"Baiklah, tolong datang ke restauran Santa Fe ya, kita akan makan malam bersama, papa mu juga akan hadir" beritahu Tiffany, Rio tersenyum, tentu ia senang mendengar keluarga nya akan mengadakan acara makan malam bersama yang juga di hadiri oleh sang ayah.

Keesokan hari nya di kampus, Jisoo merangkul bahu Rio yang hendak pulang.

"Rio. . . Rio. . . Kenapa buru-buru?" Tanya Jisoo.

"Aku harus ke Santa Fe hyung"

"Untuk apa?"

"Makan malam dengan keluarga ku" jawab Rio tersenyum lebar.

"Bukan kah itu hal biasa?" Heran Jisoo melihat Rio begitu antusias dan terus tersenyum lebar.

"Tidak, karena papa juga hadir disana" balas Rio.

"Wah ada angin segar apa yang mampu membawa papa mu berkumpul dengan kalian?"

"Aku juga tidak tahu hyung"

"Oh ya, kamu dan Rose, sudah belum?" Tanya Jisoo memastikan apakah Rio sudah meniduri putri Kwon Yuri itu atau belum, untuk misi balas dendam mereka.

"Belum"

"Apa lagi yang kamu tunggu? Dia sudah datang ke rumah mu kan?"

"Oppa!" Seru Rose memanggil Rio dan Jisoo.

"Hey Rose" Rio melepaskan rangkulan Jisoo lalu tersenyum lebar pada gadis cantik itu.

"Oppa mau kemana? Kelihatan nya buru-buru?" Tanya Rose.

"Mau ke Santa Fe, rumah mu searah kan?"

"Ya oppa, ayo" Rose langsung paham, kedua nya meninggalkan Jisoo begitu saja

"Hey!" Protes nya, Rio dan Rose menoleh, tapi mereka hanya tertawa mengejek, karena rumah Jisoo beda arah dengan tujuan mereka.

"Oppa ada kencan dengan seseorang di Santa Fe?" Sidik Rose dalam bus yang mereka tumpangi.

"Tidak, aku ada janji makan malam bersama keluarga" jawab Rio melegakan Rose yang sudah mulai merasa tertarik pada Rio.

"Baiklah, hati-hati oppa, dan selamat menikmati waktu mu berkumpul dengan keluarga" ucap Rose sebelum turun dari bus.

"Terima kasih" Rio tersenyum pada Rose.

Tink

Rio memasuki restauran, dimana Tiffany duduk bersama Nickhun, di seberang mereka ada Yuna duduk sendiri dan di ujung meja ada Kim Taeyeon.

Cup

Rio mengecup kepala sang dongsaeng dan duduk disamping nya.

"Selamat datang sayang" sambut sang mama, Rio nampak bahagia, begitu juga dengan Yuna.

"Oppa" sapa nya.

"Hey, senyum itu, akhir nya kembali" puji Rio.

"Kita langsung makan malam saja, perutku sudah lapar" dingin Kim Teyeon.

"Baiklah, kalian pesan apa sayang?" Tanya Tiffany.

Dan beberapa saat kemudian, makanan penutup telah selesai di nikmati, Rio memilih untuk meminum kopi, begitu juga dengan Taeyeon, dan Nickhun, Tiffany teh dan Yuna jus jeruk.

"Mama mengundang kalian makan malam bukan tanpa alasan" ujar Tiffany.

"Tapi karena ada kabar gembira yang akan di sampaikan oleh Yuna" lanjut nya.

"Ayo, katakan sayang" ujar Nickhun lembut pada Yuna, untuk menyampaikan kabar bahagia nya, Yuna tersenyum antusias.

"Beberapa hari yang lalu, waktu pelajaran seni miss Bae, Yuna melukis pemandangan" si bungsu mulai berceloteh

"Dan miss Bae memuji lukisan Yuna, yang katanya seperti milik JeeYoung Lee" senyum Yuna tak kunjung pudar, Tiffany menatap terharu sekaligus bangga pada putri bungsunya itu.

"Oppa bangga pada mu" Rio mengacak rambut Yuna dan ikut tersenyum senang, Nickhun bertepuk tangan menunjukan rasa bangga dan ikut bahagia.

"Lalu miss Bae menawari ku untuk ikut kelas melukis musim semi Minggu depan, dan aku akan menjadi murid termuda nanti nya"

"Kamu hebat sayang, mama bangga pada mu, dan akan selalu mendukung Yuna" Tiffany mengikuti sang suami ikut bertepuk tangan.

"Dan setelah itu. . . "

"Gula" potong Taeyeon yang sedari tadi tak memberi reaksi apa-apa atas cerita sang putri.

"Aku mau gula itu untuk kopi ku" lanjut Taeyeon santai.

"Tae" tegur Tiffany

"Apa? Aku hanya ingin menaruh gula di kopi ku" ujar Taeyeon tak merasa bersalah, Nickhun tak ingin memperpanjang perdebatan, ia lalu mengambilkan gula yang di maksud Taeyeon dan meletakan di hadapan nya.

"Dengarkan apa kata Yuna dulu papa, itu tak akan memakan waktu sampai lima menit" tegur Rio yang mulai kesal dengan tingkah sang ayah , Taeyeon bahkan tak menunjukan reaksi positif atas prestasi sang putri.

"Ya sudah lanjutkan, papa tidak masalah" alasan Taeyeon, ia dengan acuh nya hendak meraih gula di hadapan nya itu tapi Rio sudah lebih dahulu merebut nya.

"Dengarkan dulu apa kata Yuna!" Teriak Rio, sang dongsaeng langsung menunduk takut, ia memang trauma dengan suara teriakan.

"Jika papa tidak bisa memberi sedikit saja perhatian pada Yuna, lalu untuk apa papa kemari?!" Rio masih dengan suara meninggi nya.

"Rio, sudah" Tiffany berusaha meredakan emosi Rio, Nickhun tak bisa berbuat apa-apa selain diam.

"Tahu akan begini jadi nya, lebih baik aku tidak datang tadi" gumam Rio marah, ia melempar wadah gula tadi ke atas meja sebelum pergi meninggalkan restauran begitu saja, Yuna tertunduk, air mata nya mulai menetes, dan Taeyeon terlihat seperti tak bersalah.

"Ayo kita ke mobil Yuna-ya" ajak Nickhun, ia menuntun si bungsu memasuki mobil nya.

Tiffany berdiri, ia ikut menangis karena kesal dan emosi dengan tingkah Taeyeon.

"Hari ini, aku membuktikan nya sendiri, bahwa perceraian kita, adalah keputusan terbaik yang pernah aku ambil" ujar Tiffany kecewa pada Taeyeon, lalu menyusul Nickhun dan Yuna keluar.

#TBC

OdioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang