19. Ijin Appa

666 137 48
                                    

Jisoo menunggu Rio di rumah Tiffany, ia khawatir karena sahabatnya itu tak kunjung datang, padahal dia tadi pamit pulang, akhir nya yang di tunggu pun datang juga, dengan berjalan kaki.

"Hyung" sapa Rio.

"Astaga Rio, dari mana saja kamu, aku sudah dari tadi menunggu mu"

"Dari kantor papa, ada apa?"

"Rose di dalam, sedang menjenguk Yuna, temuilah dia" ujar Jisoo.

"Aku pulang dulu, tolong pamitkan pada mama dan uncle" pesan Jisoo, Rio mengangguk, ia lalu masuk dan menemukan sang mama sendirian.

"Yuna dimana ma?" Tanya Rio.

"Dia sudah tidur, Rose tadi yang menemani nya, dia di belakang sekarang" beritahu Tiffany.

"Baiklah, aku mau mengechek Yuna dulu ma" pamit Rio, ia lalu ke kamar sang dongsaeng, sebelum menemui Rose.

Gadis itu duduk di tangga teras belakang rumah Rio, sambil menopangkan dagu nya.

Gadis itu duduk di tangga teras belakang rumah Rio, sambil menopangkan dagu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio duduk di samping Rose, gadis itu menoleh, dan tersenyum pada Rio.

"Hey" sapa Rio, dalam hati ia tentu menyesal pernah menyakiti Rose dengan kata-katanya.

"Aku dari kantor papa"

"Bukan dari penjara?" Rio tertawa lucu dengan ucapan Rose, ia tahu gadis itu sedang bercanda.

"Aku belum selesai berbicara" protes Rio masih sambil tersenyum salah tingkah, karena ternyata Rose sudah tahu kebenaran nya.

"Untuk mengucapkan terima kasih karena papa telah membebaskan ku dari sana" lanjut Rio.

"Dasar penjahat"

"Aku memang penjahat, tapi ada yang lebih jahat dari ku"

"Siapa?

"Kamu"

"Aku?"

"Iya kamu, yang telah berhasil mencuri hati ku bahkan saat kita belum saling berkenalan" jelas Rio, yang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Bohong"

"Serius, coba periksa, hati ku sudah tak ada di tempat nya lagi" Rio menarik tangan kanan Rose untuk ia tempelkan di dada nya.

"Tidak ada yang berdetak bukan?" Rose mengerutkan kening nya.

"Yang berdetak itu jantung, dan letak nya bukan disini, tapi di sini" Rose menggeser telapak tangan nya ke sebelah kiri dada Rio, kedua nya tertawa bersama.

"Sssttt. . . Apa kamu mendengar nya Rose?" Wajah Rio berubah serius, Rose pun langsung terdiam dari tawa nya, dan memasang telinga nya.

"Mendengar apa?" Tanya nya pada Rio karena ia merasa tak mendengar apa-apa.

"Suara detang jantungku yang memanggil nama mu" jawab Rio

Blush

Wajah Rose langsung merona, ia gemas dan kesal dengan rayuan Rio yang receh.

"Aww. . . Rosie" protes Rio karena gadis itu nemukul dada nya

"Oppa menyebalkan" Rose pura-pura merajuk.

"Kembali lah Rose" lirih Rio, ia serius sekarang.

"Aku mencintai mu, dan ku akui ini semua berawal dari rasa benci ku pada appa mu, tapi setelah bertemu dengan mu, benci itu berbalik menjadi cinta"

"Jika oppa serius dengan ku, datang lah ke rumah, temui appa" jawab Rose, ia pun juga mencintai Rio, tapi Rose ingin Rio membuktikan keseriusan nya dengan menemui Yuri, sekaligus untuk mendamaikan mereka berdua.

Dan malam itu, Taeyeon kembali datang ke rumah mantan istri nya, Rose masih disana, dan ikut berkumpul diruang keluarga.

"Aku ingin memindahkan sekolah Yuna, aku sakit hati dengan perlakuan pihak sekolah pada putri ku" kata Taeyeon.

"Kamu setuju kan Fanny-ahh?" Yang di tanya mengangguk.

"Nick?"

"Apa pun keputusan mu dan Tiffany, aku mendukung nya hyung, asal itu demi kebaikan Yuna" jawab Nickhun bijak

"Rio?"

"Im in pa"

"Rose?" Gadis itu menggedikan kedua bahu nya, bingung harus menjawab apa.

"Tentu saja dia ikut dengan ku pa" jawab Rio, Taeyeon tersenyum dan mengacungkan ibu jari nya pada pasangan muda itu.

Rio pun pulang ke rumah nya setelah mengantar Rose, dan pagi nya.

Kriingg. . .

Ponsel Rio berdering saat ia masih terlelap, ia pun terbangun dan memeriksanya.

"Papa?" Gumam nya.

"Hallo pa"

"Hallo jagoan, cepat bangun, dan temui papa di kantor, tunggu disana, papa mau mengantar dongsaeng mu ke sekolah dulu"

"Ne pa" Rio langsung melompat dari kasur nya, ia sangat antusias karena sang ayah telah berubah sekarang, mulai peduli pada si bungsu sejak ia mendapatkan perundungan waktu itu.

Dan di rumah Tiffany, Yuna tersenyum senang menatap sang ayah yang sedang menunggu nya sambil berbincang dengan Nickhun, Yuna sendiri sedang di sisir rambut nya oleh sang mama, karena sudah tak bisa di kepang lagi.

"Ayo hyung kita sarapan dulu" ajak Nickhun, selesai sarapan, Taeyeon pun mengantar Yuna ke sekolah baru nya, yang baru ia daftarkan hari ini.

Di sekolah, Taeyeon ikut masuk ke dalam kelas, menemani sang putri untuk mengenalkan diri pada teman-teman baru nya, Yuna tentu sangat bahagia, karena kini telah mendapatkan kembali perhatian sang ayah.

"Papa pulang dulu, Yuna yang rajin belajar, nanti papa jemput lagi" pamit Taeyeon diakhiri kecupan di pipi kanan sang putri

"Ne papa, hati-hati dijalan" balas Yuna.

Mobil Taeyeon pun mulai melaju meninggalkan gedung sekolah Yuna, sedangkan Rio sudah tiba di kantor sang ayah, ia duduk diluar ruangan sambil berbincang dengan Victoria.

"Bagaimana dengan kuliah mu?"

"Aku tinggal wisuda noona"

"Oh ya, sajangnim bercerita jika kamu sudah memperkenalkan seorang gadis pada nya?" Goda Victoria, Rio terbahak sampai menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa yang ia duduki, untuk menutupi rasa malu dan salah tingkah nya.

"Seperti apa dia? Apakah dia cantik?" Selidik Victoria mengajak putra dari atasan nya itu bercanda.

"Sangat noona tapi ada satu kurang nya"

"Apa itu?"

"Appa nya galak" jawab Rio, kini Victoria yang terbahak.

"Wah, seperti nya seru sekali" tegur Taeyeon yang baru saja datang.

"Selamat pagi sajangnim" Victoria langsung membungkuk hormat

"Rio, ikut papa"

"Ya pa" ia lalu berlari kecil mengikuti sang ayah memasuki ruangan nya.

#TBC

OdioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang