34. Tidak Tahu

603 121 8
                                    

Rio masih menganggur, dan keluarga belum ada yang tahu, karena tak ada kegiatan, Rio pun pergi ke toko bangunan, membeli beberapa bahan, saat dalam perjalanan pulang, ia melewati sekolah sang dongsaeng, Yuna sedang berdiri menunggu sang ayah.

"Yuna-yaa" panggil Rio.

"Oppa" balas nya sambil tersenyum lebar menghampiri mobil Rio

"Papa kemana?" Tanya Rio, karena biasanya sang dongsaeng dijemput sang ayah.

"Yuna tidak tahu oppa" jawab nya tak mengerti.

"Ya sudah ayo oppa antar" ajak Rio

"Tapi papa?"

"Biar oppa telpon, ayo" paksa Rio, Yuna pun masuk ke dalam mobil oppa nya, Rio lalu menghubungi sang ayah.

"Hallo"

"Hallo pa, Yuna sudah ku jemput papa dimana?"

"Papa baru keluar dari bandara, tadi pagi papa ke Jepang, ya sudah jika kamu jemput, papa mau langsung ke kantor saja kalau begitu"

"Okey, hati-hati pa"

"Ne, terima kasih sudah menjemput dongsaeng mu"

Rio mematikan sambungan telpon nya, setelah itu mengemudikan mobil nya menuju ke rumah.

"Yuna ke rumah oppa saja ya, temani oppa"

"Okey" Yuna setuju

Sesampai di rumah, Rio menurunkan barang belanjaan nya tadi.

"Oppa, Yuna haus"

"Di kulkas ada jus, air dingin, Yuna pilih sendiri ne" jawab Rio sedikit berteriak.

"Ne oppa" jawab nya, sepuluh menit kemudian.

"Oppa, Yuna lapar" kali ini Rio menyusul sang dongsaeng kedalam.

"Oppa buatkan ramen ya"

"Uhum" Yuna menunggu di bangku depan rumah sang oppa, Rio menghidangkan ramen, dan mandu kukus instan yang sudah Rio panaskan.

"Minum nya mau lagi?"

"Mau, gumawo oppa"

Saat Yuna sedang sibuk dengan makanan nya, Rio mulai sibuk dengan belanjaan nya, ia mencoba akan membuat box bayi sendiri untuk calon anak nya nanti.

"Oppa mau membuat apa?" Tanya Yuna sambil menyantap ramen nya.

"Box bayi untuk keponakan mu nanti" jawab Rio yang mulai mengukur kayu nya sebelum dipotong.

"Memang oppa bisa?" Tanya Yuna meragukan kemampuan sang oppa.

"Tentu saja bisa" jawab Rio, Yuna terus mengajak sang oppa berbicara, dan meski fokus dengan pekerjaan nya, tapi Rio tetap berusaha untuk menanggapi nya.

Brem . . . Breemm. . .

Rio mengalihkan fokusnya pada suara mobil yang datang, tak lain dan tak bukan adalah Yuri, ia pun segera berdiri.

Bugh

"Oppa, aku tak sengaja bertemu appa tadi, jadi aku sekalian minta diantar, dan benarkan, oppa sedang sibuk" Rose memberi penjelasan kenapa ia diantar oleh sang ayah.

"Iya, tidak apa-apa" Rio tersenyum mendengar penjelasan sang istri, ia lalu menghampiri mobil Yuri yang tak mau turun sama sekali dan Rose menghampiri Yuna.

"Appa, ayo masuk dulu, Rio buatkan teh hangat" ia mencoba membujuk sang mertua.

"Aku harus ke kantor sekarang" ketus Yuri beralasan.

"Baiklah, hati-hati appa" Rio melepas kepergian sang mertua

"Wah, ada Yuna rupanya, kapan datang?" Tanya Rose, ia lalu ikut duduk bersama sang ipar.

"Pulang sekolah tadi unnie, oppa minta di temani" jawab Yuna, ia sudah menghabiskan makanan nya.

"Mau unnie buatkan apa?"

"Tidak unnie, terima kasih, oppa sudah membuatkan ku ramen dan mandu tadi"

"Baiklah, unnie mandi dulu ya, tunggu sebentar" pamit Rose.

"Yuna-yaa, bisa bantu oppa sebentar?" Panggil Rio

"Ya oppa" Yuna berdiri menghampiri Rio.

"Ini, tolong pegangkan sebentar" Yuna berlutut memegangkan kayu yang akan Rio potong.

"Oppa, mama tanya, Yuna mau diantar atau di jemput?" Tanya Rose yang baru selesai mandi, dan menerima telpon dari sang mertua.

"Kita antar saja Rose"

"Okey"

"Ayo kita bereskan" kata Rio pada sang dongsaeng, Yuna membantu membereskan peralatan.

"Oppa sibuk apa? Seperti nya serius sekali tadi?" Tanya Rose sambil mengulurkan segelas air putih pada suami nya.

"Membuat box bayi untuk anak kita nanti" jawab Rio, Rose tersenyum senang membayangkan anak nya akan tidur di box bayi buatan ayah nya sendiri.

"Aku mandi sebentar setelah itu kita antar Yuna" kata Rio.

Dan selesai mandi, mereka pun pergi ke rumah Tiffany dengan mengendarai mobil Rio, dan disana, sang mama sedang menyiapkan makan malam rupanya.

"Rio, Rose, ayo kalian juga harus makan malam, mama sengaja menyiapkan ini semua karena tahu kalian akan datang" sambut Tiffany, ia menghampiri sang menantu dan mengusap perut nya yang mulai membuncit.

"Cucu mama apa kabar?" Tanya Tiffany.

"Baik grandma, semua sehat, perkembangan nya juga bagus" jawab Rose.

"Kalau begitu, biar semakin sehat kita makan malam bersama, mama sudah menyiapkan air kelapa muda juga untuk mu" Tiffany menggiring Rio dan istri nya ke meja makan.

"Rio, Rose" sapa Nickhun yang baru keluar dari kamar nya, sedangkan Yuna tengah mengganti baju di kamar nya

"Uncle" balas mereka

"Air kelapa ini bagus untuk kulit bayi mu, besok mama buatkan pao kacang hijau, agar rambut nya lebat nanti pas lahir" jelas Tiffany, Rose menurut saja.

"Rio, bagaimana dengan pekerjaan mu?" Tanya Nickhun, Rose dan sang suami langsung saling lirik.

"Baik uncle" jawab Rio seadanya

"Staff uncle di restauran ada yang membeli rumah rancangan mu, dia mengaku puas" cerita Nickhun.

"Bagus lah uncle, Rio senang mendengar nya"

"Uncle dengar, karena banyak nya permintaan, sampai harus melalui lelang jika ingin membeli nya" lanjut Nickhun.

Mereka, baik Nickhun, Tiffany, Taeyeon maupun Yuri, tak ada yang tahu jika Rio sudah tak bekerja lagi disana, semua masih menganggap baik-baik saja.


#TBC

OdioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang