Warn: OOC, typo(s), A BIT LEMON!!!
.
.
Sasuke menaiki tangga tergesa-gesa sambil merapal doa dalam hati. Acara kelasnya berakhir sangat sore, bahkan matahari sudah mulai akan menghilang. Untung tiket karcis acara ramalan kelasnya sudah habis terjual. Padahal festival sekolah baru akan berakhir besok dan Kiba sudah menyuruh Naruto untuk segera mencetak tiket masuk ramalan Sasuke Uchiha. Jelas Sasuke mengamuk. Apa ini rasanya menjadi seorang idola yang dijual habis-habisan oleh agensi?
CLEK
"Tenyata kau memang di sini." Sasuke tersenyum miring pada gadis berambut ungu yang terlihat kebingungan.
Hinata tidak sengaja tertidur di atap sekolah. Padahal ia hanya mencoba menghindari teman-temannya hari ini tapi ternyata lagu akustik Taylor Swift membuatnya tertidur.
"Mau apa lagi kau?" tanya Hinata serak dengan masih sedikit setengah sadar tapi ia jelas sangat sadar jika pemuda di depannya mengancam.
"Jangan pikir kau bisa sembunyi setelah terang-terangan menamparku, Hyuuga."
Oh, masalah tadi siang. Bukannya Hinata sudah beralibi jika ia hanya 'menepuk' nyamuk yang kebetulan ada di pipi Sasuke?
"Eh? A-aku hanya me-memukul nyamuk se-seperti yang kukatakan, U-Uchiha-san." Sasuke berdecih. Untuk apa berpura-pura di hadapannya? Sasuke lebih suka Hinata yang 'itu'.
"Tidak ada yang percaya kebohonganmu, Hyuuga." Sasuke mendekat, membuat Hinata terpaksa mundur hingga mencapai dinding pagar. "Kau ingat aturannya, 'kan?"
Hinata mengernyit tak mengerti. Aturan apa lagi? Apa Uchiha di hadapannya memang suka menambahkan aturan-aturan tidak jelas?
"Mata dibalas mata. Gigi dibalas gigi. Tamparan dibalas oleh tamparan juga."
Oh, itu? Cih, kini Sasuke terang-terangan bilang akan menamparnya? Kenapa ia suka berbuat hal yang tidak senonoh sih?
"Jadi kau ingin balas menamparku? Tampar saja. Aku tidak peduli." Hinata menegakkan badannya. Menatap nyalang pada Sasuke. Ia sudah tidak peduli lagi pada mata sapphire yang mengintip lewat pintu.
"Kenapa diam saja? Ayo, tampar saja aku. Kau ingin membalasku, 'kan?" Hinata mendongak, menawarkan pipinya pada Sasuke. Sementara Sasuke mengeraskan rahangnya dan mengepal kuat telapak tangannya. Ia menahan sesuatu.
"Kau yang menantangku, Hinata."
Kejadian itu terjadi secepat kilat. Hinata terkejut bukan main. Matanya terbuka lebar, napasnya berhenti entah sejak kapan. Sasuke menamparnya. Ia memang merasakan sakit tapi masalahnya bukan sakit di pipinya. Sakit itu dirasakan dibibirnya yang tiba-tiba mendapatkan 'tamparan' dari bibir Sasuke.
"Bangsat! Apa yang kau lakukan, berengsek?!" Hinata mendorong tubuh Sasuke dengan keras.
"Membalasmu." Sasuke berkata enteng. Hinata hampir berniat menampar Sasuke lagi tapi ia juga takut 'dibalas' lagi.
Matahari sudah benar-benar akan menghilang. Kou pasti sudah panik mencari Hinata. Jadi, Hinata putuskan untuk pergi kabur saja. Berlari meninggalkan Sasuke yang tersenyum miring dan melewati surai kuning yang bersembunyi di balik bayangan gedung.
.
.
Berita mengenai Hinata yang menampar Sasuke saat festival sekolah menjadi trending gosip di sekolahnya. Banyak yang terkejut karena Hinata si pemalu terang-terangan berlaku kasar meskipun beberapa siswa membela dan berkata jika Hinata tidak begitu. Betul, Hinata tidak kasar. Yang 'kasar' itu sebenarnya orang yang katanya dikasari oleh Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denganmu [SasuHina X Shikamaru]
FanfictionRating: M (MENGANDUNG KONTEN SENSITIF UNTUK YAOI AND LGBTQ!!!!) "Hinata, ayo bertaruh, siapa yang akan mendapatkan Naruto." "Bicara denganmu membuat kepalaku panas saja!" "Kau yakin hanya kepalamu saja yang merasa panas?" "Berengsek kau, Uchiha!" "J...