04

638 83 8
                                    

.

.

Hinata menguap. Ia bosan dengan materi yang diterangkan oleh Kakashi-sensei. Lalu, ia menoleh ke luar jendela dan melihat murid yang tengah berolahraga.

Hinata tersenyum. Itu kelas Naruto. Mereka sedang pemanasan rupanya. Ia bisa melihat jika Naruto hendak membantu Sakura untuk peregangang. Alis Hinata berkerut. Ia tidak ingin Naruto menyentuh Sakura.

Jangan sentuh dia, Naruto.

Sepertinya Kami-sama mendengar doa Hinata. Bisa dilihat jika Naruto berhenti mendekati Sakura karena panggilan Guy-sensei. Naruto terpaksa harus ikut meregangkan ototnya dengan bantuan Sasuke.

Hinata bernafas lega karena Naruto tidak menyentuh Sakura. Tapi, kenapa Sasuke membelai-belai punggung dan kaki Naruto?!

Astaga! Hinata lupa. Kini Sasuke Uchiha juga masuk dalam daftar saingannya. Jelas saja pemuda itu mencari-cari kesempatan untuk menyentuh Naruto.

Kau curang, Uchiha sialan!

"Se-sensei!" Kakashi menoleh pada Hinata yang berdiri. "A-aku ijin ke toilet."

.

.

Sekarang adalah pelajaran olahraga dan Sasuke benci karena ia akan mendengar suara berisik dari gurunya yang selalu bicara tentang semangat masa muda itu. Ia menatap malas pada teman-temannya yang mulai melakukan peregangan.

Ia melirik ke atas dan tidak sengaja melihat Hinata yang tengah mengerutkan alisnya. Sasuke mengikuti arah pandang Hinata dan menemukan Naruto yang tengah mencoba mendekati Sakura yang kesusahan menyentuh ujung kakinya.

"Naruto! Kau sedang apa? Ayo pemanasan!" Guy-sensei berteriak dan membuat Naruto terhenti untuk mendekati Sakura. Dengan berat hati Naruto mulai melebarkan kakinya dan melakukan pemanasan. Tiba-tiba Sasuke tersenyum miring dan mendekati Naruto.

"Aku bantu, Dobe." Sasuke menekan punggung Naruto agar badannya bisa menyentuh tanah. Naruto sedang di posisi hampir split saat ini.

"Oy, Teme! Jangan menekannya terlalu keras!" Sasuke mengabaikan peringatan dari Naruto dan asik tersenyum melihat Hinata yang terlihat semakin kesal.

"T-Teme!" Naruto mulai gugup saat merasakan Sasuke mulai membelai-belasi punggungnya dan kini mulai bergerak ke arah kakinya. Hey, Naruto laki-laki normal!

Tiba-tiba Sasuke menghentikan gerakan tangannya dan tidak lagi menyentuh Naruto. Naruto menoleh dan melihat Sasuke yang berdecak.

"Guy-sensei, aku sakit." Sasuke melenggang begitu saja, meninggalkan lapangan olahraga.

"Mau ke mana kau, Uchiha?!" Guy-sensei berteriak melihat muridnya yang pergi begitu saja. Sementara Naruto tebengong. Tadi itu, apa?

.

.

Hinata menutup lubang toilet dan duduk di atasnya. Dadanya naik-turun. Ia kalah satu langkah dari para saingannya.

"Si Uchiha itu, dia berbuat curang! Bisa-bisanya dia memanfaatkan keuntungan dari satu kelas dengan Naruto!" Hinata berdumel kesal. Tiba-tiba pintu bilik toiletnya diketuk dari luar. Hinata sempat terkejut dan khawatir jika ada orang yang mendengar dumelannya

"A-ano, bisa gunakan bilik yang lain saja?" tidak ada jawab dari luar. Orang yang tadi mengetuk bilik kembali mengetuknya lagi. Hinata ingin marah, tapi ia menahannya.

"Ma-maaf, aku sedang –sakit" Hinata yang baru akan keluar bilik kembali terdorong dan masuk ke dalam bilik toilet lagi, duduk ke tempat semula.

"A-apa yang kau lakukan, Uchiha?!" Sasuke mengunci bilik tersebut dan mendekati Hinata.

"Kau masih gugup ya, Hyuuga?"

"Ini toilet wanita!"

"Aku bisa membacanya." Hinata kesal, Sasuke selalu tidak nyambung. Tiba-tiba Sasuke menyentuh wajah Hinata.

"Jangan sentuh aku!"

"Apa kau cemburu karena aku menyentuh Naruto?" Sasuke menurunkan sentuhannya hingga bahu Hinata dan bermain-main di sana..

"Berhenti sialan!" Sasuke mengentikan gerakannya. Ia menatap wajah Hinata yang ketakutan.

"Heee, kenapa? Bukankah kau marah karena aku membantu Naruto pemanasan? Sekarang biar kau yang aku panaskan." Sasuke benar-benar hampir menyentuh payudara gadis di hadapannya hingga Hinata membuka suara.

"Aku tidak sudi disentuh laki-laki gay sepertimu!"

Sasuke terdiam, menatap wajah Hinata yang marah. Membiarkan keheningan menyelimuti mereka untuk sesaat. Mendengar nafas Hinata yang memburu hingga akhirnya bergerak menjauh dan berdiri.

"Sombong sekali kau, Hinata." Sasuke berucap dingin. Membuka bilik yang sempat ia kunci dan melenggang pergi, meninggalkan Hinata dengan deru nafasnya yang tak beraturan.

.

.

nz

Denganmu [SasuHina X Shikamaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang