All characters belong to Masashi Kishimoto
Warn: OOC, typo(s), a bit lemon and yaoi!
(Don't Like, Don't Read)
.
.
Hari kedua acara festival sekolah. Setelah berdebat dengan Rock Lee si ketua kelas, Hinata akhirnya berhasil memundurkan diri jadi maid untuk acara kelasnya. Kini di sinilah Hinata, makan dango sambil jalan-jalan di lorong kelas.
Kelas 2-C mengadakan rumah horor, seperti kelasnya tahun lalu. Tema yang musti ada untuk acara festival sekolah. Lihat, adik kelasnya yang berambut abu berteriak dan lari secepat kilat keluar dari kelas 2-C. Bukan efek menua diri karena ketakutan. 'kan? Tapi pasti seru sekali. Yah, meskipun Hinata akui, dirinya juga takut gelap. Bahkan, tahun lalu ia pingsan duluan sebelum berhasil menakut-nakutin siswa yang datang. Padahal, perannya sebagai sadako.
"Hinata! Kau di sini? Mampir ke sana yuk!" Tenten menarik Hinata menuju dua kelas lain. Tidak memberi Hinata kesempatan untuk terkejut karena kemunculan Tenten.
Ramai sekali. Dari luar ruangan kelas 2-A terlihat menyesakkan. Memangnya ada apa?
"Wahhh ini majalah edisi terbatas musim panas lalu?!"
"Astaga! Aku tidak menyangka bisa mendapatkan poster bertanda tangan Shimura Sai!"
"Benar. Harganya juga cukup terjangkau dibanding pasaran, ya!"
"Tapi aku tidak kebagian foto Sai memakai bando kelinci."
Tenten dan Hinata melongo. Ruangan kelas 2-A dipenuhi tempelan foto dan poster wajah Shimura Sai. Mereka pernah dengar jika ada adik kelasnya yang menjadi foto model terkenal. Ternyata ini ya orangnya? Tampan sih, tapi kepala Hinata serasa berputar melihat kepercayaan diri yang terlampau berlebihan itu.
"Ki-kita ke kelas lain saja, yuk."
.
.
Sasuke memandang malas pada siswi perempuan berkepang yang berbinar menatapnya. Sudah lewat jam dua belas tapi ruangan kelasnya masih penuh. Kiba benar-benar menjadikannya sebagai pekerja tanpa istirahat.
"Kau akan masuk kampus terbaik jika sekarang kau berhenti memandangku." Sasuke berkata malas sedangkan siswi itu lebih bersemangat. Setelah sepuluh detik, Kiba meminta siswi itu pergi karena gilirannya sudah habis.
"Sasuke-kun, apa kau bisa meramal hubunganku dengan Kakashi-sensei?"
"Ino, kau kenapa ada di sini?!" Kiba terkejut melihat Ino ikut antri. Ini 'kan acara kelasnya sendiri.
"Kau akan menikahi orang yang dekat dengan Kakashi-sensei."
Dekat dengan Kakashi-sensei? Bukan Kakashi-sensei saja?
"Tapi –ke"
"Giliranmu sudah habis, Ino." Ino berdecak kesal dah menyingkir. Saatnya kembali menjaga loket tiket di depan kelas.
"Sasuke-kun, aku juga mau diramal seperti Ino."
Kiba melotot. Sakura juga ikut-ikutan?!
"Kau pintar. Mungkin kau akan lebih beruntung pada pendidikanmu jika kau bersungguh-sungguh." semburat merah yang menghiasi wajah Sakura memudar. Bukan ramalan seperti ini yang ia mau dengar. Tapi karena sudah dipelototi oleh Kiba, Sakura menyingkir.
Antrian terus berjalan dan Sasuke terus bicara asal pada orang di hadapannya. Hei, sepertinya ia pernah melihat beberapa orang yang sama kemarin.
"Kau bisa mendapatkan pacar jika kau mulai membersihkan mulutmu." Sasuke menutup hidung, bau mulut siswa berbehel di hadapannya mengganggu. "Selanjutnya."
"Kau akan segera menikah." gadis di hadapannya terlihat cantik dan memakai cincin di jari manisnya. "Selanjutnya."
"Jangan berkendara di jam sibuk." Sasuke menatap ngeri pemuda punk di depannya. "Selanjutnya."
"Dia hanya memanfaatkanmu." siswi dengan lipstik tak beraturan itu terkejut. "Selanjutnya."
"Kau akan sial hari ini." Kiba menahan lengan siswa yang hendak melayangkan tinjunya pada Sasuke. "Selanjutnya."
"Kau hanya akan hidup seperti dirimu yang biasanya." Sasuke pegal, ia menggunakan satu tangannya untuk bersandar dengan posisi duduk sedikit membungkuk. "–selan"
Sasuke tersenyum miring. Pelanggan kesukaannya.
"Aku ramal..." Sasuke menarik siswi yang ada di hadapannya ke dekatnya hingga si siswi membungkuk. Perlahan Sasuke mendekatkan wajahnya pada telinga si siswi dan mulai berbisik.
"....kau akan menyukai sentuhanku. Dan kau akan menjadi milikku."
PLAK
Sasuke terkejut, Kiba dan seluruh isi ruangan lebih terkejut. Tiba-tiba sumber penghasilan kelas 3-A ditampar oleh murid kelas 3-D. Mengejutkan lagi siswi itu terkenal lemah lembut dan penyabar. Kenapa tiba-tiba out of character begini?
"Ma-maaf. Tadi a-ada nyamuk di wajah U-Uchiha-san." setelah tiga puluh detik, siswi itu akhirnya bersuara tapi perlu tiga detik untuk si siswi pergi meninggalkan ruangan. Meskipun ia yakin gosip tentang dirinya akan mulai santer terdengar.
"Cih, awas saja kau, Hyuuga." Sasuke berdesis pelan menatap kepergian gadisnya.
"Selanjutnya!"
.
.
"Tenten, kau kenapa?" Ayame bingung melihat Tenten yang masuk dapur dengan wajah kusut. Ini shift kedua, Tenten sudah harus menggantikan Erika.
"Cih, aku hampir saja ikut menampar si Uchiha seperti Hinata saat mendengar ramalannya."
"Memangnya kau diramal apa?"
"Katanya aku akan menikahi om-om." rahang Tenten mengeras sementara Ayame menahan tawa.
"Memang kau ada kenalan –om APA?! HINATA MENAMPAR UCHIHA?!"
Maksudnya Uchiha yang mana? Uchiha yang mengadakan acara ramalan. Sudah jelas Sasuke Uchiha, 'kan? Bagaimana bisa? Ini maksudnya Hinata yang mana? Hinata Hyuuga teman sekelasnya selama hampir tiga tahun di SMA ini? Kok bisa Ayame tidak tahu? Mungkin mereka memang belum benar-benar menjadi 'teman'.
.
.
[Akan dilanjut jika mendapatkan minimal 10 votes.]
![](https://img.wattpad.com/cover/171497151-288-k516789.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Denganmu [SasuHina X Shikamaru]
FanficRating: M (MENGANDUNG KONTEN SENSITIF UNTUK YAOI AND LGBTQ!!!!) "Hinata, ayo bertaruh, siapa yang akan mendapatkan Naruto." "Bicara denganmu membuat kepalaku panas saja!" "Kau yakin hanya kepalamu saja yang merasa panas?" "Berengsek kau, Uchiha!" "J...