13

398 56 4
                                    

Warn: OOC, typo(s), a bit lemon dan yaoi!

.

.

Hinata baru selesai mandi pagi. Sambil memakai pakaian santainya, ia berjalan menuju meja makan untuk sarapan. Begitu sampai di meja makan, rasanya ia menyesal sudah keluar kamar.

"Selamat pagi, Hinata." sapa Hiashi.

"Pagi, ayah." Hinata mengambil duduk di sebuah kursi. "Kenapa ada dia di sini?"

Hinata menatap ke satu-satunya laki-laki berambut hitam dan juga beriris mata hitam di seberangnya. Mantan lawan dalam taruhannya dulu. Sasuke Uchiha. Tidak bisa ya dia menghilang lagi seperti enam bulan yang lalu?

"Dia Sasuke Uchiha, anak dari rekan kerja ayah. Kalian sudah pernah bertemu tahun lalu, 'kan?" Hinata diam, membiarkan ayahnya terus bicara. "Dia teman satu sekolahmu saat SMA. Kalian juga satu almamater sekarang."

"Tidak tahu. Universitas Tokyo luas." Hinata menanggapi setengah hati. Ia mengambil lauk yang ada di meja makan.

"Selamat pagi." putri bungsu Hyuuga tiba. Ia terlihat bingung karena menemukan orang lain di meja makan keluarganya.

"Hanabi, duduk, Nak."

Sambil menuruti perkataan ayahnya, Hanabi masih fokus menatap Sasuke yang duduk di meja seberang. Sepertinya mereka pernah bertemu.

"Hanabi, ini Sasuke Uchiha. Anak rekan bisnis ayah."

"Oh!" Hanabi ingat sekarang. "Si maniak tomat itu, ya?!" Hanabi bicara dengan antusias.

Sasuke terkejut, Hinata sedikit melotot, dan Hiashi berdeham setelah ikut melotot juga.

"Jangan bicara seperti itu, Hanabi."

"Oke." Hanabi sedikit menelengkan kepala saat menanggapi ucapan ayahnya. Ia membalikkan piring yang telungkup dan mulai ikut sarapan.

Selama sarapan berlangsung, Hiashi dan Sasuke banyak mengobrol. Tentang bisnis, keluarga Uchiha, dan kesibukan Sasuke sebagai mahasiswa. Sesekali Hiashi mencoba bicara pada Hinata agar putrinya ikut terlibat pembicaraan. Dengan sikap ketusnya, Hinata menanggapi seadanya. Memberikan jarak antara ia dan para lelaki.

"Dia teman kakak, 'kan?" Hanabi berbisik pada Hinata.

"Dia bukan temanku." Hinata menoleh pada Hanabi dan bicara dengan bisikan juga.

"Dia terlihat sedikit berbeda. Cukup maskulin dengan rambut gondrongnya." Hanabi tersenyum sambil menatap Sasuke.

Oh masa remaja yang terkutuk. Hanabi pubertas di tahun pertama SMA-nya.

"Hinata, ayah ingin minta tolong padamu. Bisa kau jemput ibumu di peternakan keluarga Yamada? Ayah lupa sudah ada janji tanding golf dengan ayah Sasuke." Hiashi bicara saat mereka selesai sarapan.

"Aku 'kan tidak bawa mobilku, ayah. Masih di Tokyo."

"Aku bisa mengantar Hinata." kata Sasuke. Hinata menautkan alisnya. Ia tidak mau diantar Sasuke.

"Kau tidak keberatan, Sasuke?"

"Tidak, Paman. Aku akan mengantarnya dengan senang hati." Sasuke tersenyum pada Hiashi. Senyuman itu terlihat seperti seringaian mengerikan bagi Hinata.

"Aku tidak –ma"

"Aku juga mau ikut!" Hanabi nimbrung kegirangan. Sasuke Uchiha terlihat tampan dan lebih dewasa. Tapi sepertinya lelaki itu tertarik pada kakaknya. Hanabi sih mendukung-mendukung saja. Toh sepertinya Hinata masih single, mungkin. Dari momen menyerahnya Hinata terhadap laki-laki pirang dulu saat SMA sih begitu kelihatannya.

Denganmu [SasuHina X Shikamaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang