Sudah lebih dari empat kali pertemuan Niara dan Senna yang berlangsung dalam dua pekan terakhir ini . dari Senna Alwyn akan mendengar penjelasan setiap hasil konsultasi yang dijalani Niara serta dampak dari setiap proses terapi wanita itu. walaupun hingga kini pria itu tidak melihat perubahan apapun yang terjadi pada diri istrinya . atau hanya dirinya saja yang tidak merasakan dampaknya. karena dimata Alwyn Niara tetap seperti biasanya. wanita itu terus menghindarinya dan selalu menghilang setiap kali dia datang atau berkunjung untuk menjaga Lio. Tapi ketika melihat Lio yang begitu semangat untuk menghabiskan waktu bersama ibunya. sama seperti dulu Alwyn dapat merasakan wajah ceria dan bahagia Lio setiap kali anak itu bersama Niara. Penilaiannya berubah, membuat Alwyn merasa lega dan berpikir bahwa dirinya tidak seharusnya mengharapakan yang lebih selain wanita itu baik-baik saja.
Hari ini untuk pertama kalinya Niara melangsungkan konsultasinya di luar rumah, yaitu di tempat praktek Senna. Alwyn tidak menanyakan alasannya, selain dirinya tidak banyak bertanya, dan sebelum itu terjadi Niara lebih dulu mengantarkan Lio lengkap dengan perlengkapan anak itu ke apartemennya sebelum wanita itu pergi. Alwyn turun ke lobi untuk menemkan putranya itu tadi dan sedikit aneh kepada gelagat Niara yang sangat terburu-buru untuk cepat pergi. Tapi Alwyn tetap diam saja, lebih menuruti saja apa yang perintahkan wanita itu.
Saat mereka bejalan menju lift dengan Alwyn membawa peralatan Lio, putranya itu berjalan penuh keraguan mengikutinya. sesekali anak itu menatap ke arahnya. membuat Alwyn merasa gemas diliputi rasa kasihan dengan tingkah polos putranya itu. Lio mengenakan kaus hitam dibalik sweeter abu-abu berkancing anak itu dan tarining abu-abu, serta sendal hitam laba-laba yang sering dipakainya di rumah. sambil berjalan Alwyn memberi tahu kepada Lio dan memberi semangat keada anak itu bahwa Lio akan aman bersamanya, karena mereka akan bermain, makan, meonton dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Lio menatapnya dengan mata terbelalak kemudian berucap dengan nada cemas " Mama nanti kesini buat jemput Lio kan ? "
Dan disinilah mereka, untuk pertama kalinya apartemennya yang selalu sunyi dan rapi tanpa terlihat adanya kehidupan yang penuh aktivitas. Kini terlihat berantakkan, Alwyn tidak bisa mmebereskan meja makan bekas mereka makan siang tadi. Alwyn menggeseer sofa di ruang tenga supaya Lio bermaian dengan miniatur hewan yang anak itu bawa di atas karpet menghadap pada televisi yang menyala. Keberadaan Lio membuat segalanya berubah, karena Alwyn menyerahkan segalanya kepada Lio selagi membuat anak itu senang dan tidak meregek menanyakan keberadaan ibunya. Alwyn berusaha keras membuat Lio menikmati waktu ketika bersamanya dan membuat anak itu berhenti untuk berpikir cemas dan takut.
Sekarang dia dan Lio ada di dapur, tidak pernah berhenti untuk menjelajah apa yang dapat mereka temukan agar Lio merasa bahagia. Mereka membuka lemari pendingin dan mengacak-ngacak isinya. Alwyn sendiri jarang sekali pergi ke dapur, tentu saja dia jarang melihat isi lemari pendingin dan menaruh minat melakukannya sebelum hal ini terjadi. Imelda selalu datang di waktu yang tidak terduga untuk melihat keperluan pribadinya dan mengisi isi kulkas dengan yang baru kemudian membuang yang lama, bahkan sebelum Alwyn sempat tahu barang-barang itu pernah ada. Bersama Lio, anak itu girang bukan main seperti menemukan harta karun saat melihat semua jajanan di dalam kulkas, sesuatu yang baru dia lihat dan ditemukannya. Kini anak itu sudah memeluk kotak sereal rasa coklat, kotak susu dan sebungkus yoghurt dingin. Lio sepertinya tidak akan melepaskannya seolah benda itu sudah menjadi miliknya. Alwyn tersenyum geli melihatnya. Sesekali Lio akan mengatakan. " Mama marah nggak kalau Lio makan ini ? " tanya Lio dengan wajah polos dimatanya yang diam-diam menunjukkan permohonan sambil memperlihatkan beberapa makanan kepada Alwyn. Dia tahu Lio sangat mendengarkan kata ibunya, tapi sekaligus iba karena anak itu terlihat mengendalikan diri agar tidak membuat kesalahan.
" Makanlah kan Mama nggak lihat, dia nggak ada disini ! " ucap Alwyn enteng. Lio melihat ayahnya mengerling dengan mata berbinar. Lio senang karena ayahnya itu sangat melindunginya dan memberikan apapun yang dia inginkan.
***********
Di dalam mobil yang diparkirkan di depan gedung apartemen, Niara menahan napas menunggu panggilan teleponnya tersambung. Dia menghubungi Alwyn untuk memberi tahu bahwa dia sudah sampai dan sudah saatnya Lio pulang karena hari sudah sore dengan langit yang mendadak muram, dengan angin ribut menyapu jalanan, pertanda hujan akan turun deras dan aktivitas lalu lintas pasti akan macet setelahnya. Dia berdecak saat pangilan itu berlangsung lebih dari tiga kali, namun tidak kunjung di jawab dari seberang sana.
Lebih dari setengah jam dia disana, hingga security mendekati mobilnya dan menyarankan Niara masuk ke dalam untuk menunggu di parkiran mobil di basment apartemen. Dengan berat hati akhirnya Niara menurutinya sambil menunggu panggilannya terjawab.
Niara memarkirkan mobilnya mendekati Lift yang tertutup, di pandanginya basment yang sedikit gelap, sepi dan sunyi. Tidak banyak kendaraan disana. Namun Niara tahu kebanyakann mobil disana mobil mewah dan mawahl salah satunya milik Alwyn. Melihatnya mmebuat Niara yakin bahwa Alwyn tidak membawa Lio untuk pergi berjalan-jalan.Dari basment yang sunyi Niara mendengar jika hujan telah turun dan sangat deras, membuatnya semakin cemas dan tidak tahn untuk menunggu. Akhirnya wanita itu turun menyampirkan tas rantainya, dia bertanya dengan security yang berjaga di samping Lift, tapi security itu mengajukan diri untuk menunjukan dan menemaninya menuju dimana apartemen Alwyn berada.
Niara akhirnya tahu apartemen Alwyn terletak di lantai paling atas, Keluar lift mereka melewati lorong sepi, terdapat banyak lukisan di sepanjang lorong di samping pintu-pintu apartemen dan tanaman keladi hias di dalam pot keramik besar berwarna abu-abu. Niara berhenti mengikuti Securiy tepat di depan pintu berangka 6, di bahwanya ada huruf timbul bertulisikan Adskhan. AR.
Niara menekan bel di samping pintu dengan ragu-ragu, masih dengan security di belakang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Seolah pria tambun itu mengawasi setiap gerak-geriknya.
***********
Alwyn bangun dikejutkan suara bel yang berbunyi, terdengar mendesak dan tidak sabaran. siapapun di balik pintunya pasti---. Mata Alwyn langsung membulat, tapi dia tetap mengambil sikap tenang walaupun cemas. Karena memang begitulah sikapnya. meghembuskan napas pelan, cepat dia turun dari tempat tidur dan memastikan Lio tidak terusik karena gerakkannya. Ponselnya bergetar menyala, menampilkan sebuah nama disana. sedangkan suara bel apartemennya hampir sama dengan keadaan ponselnya, meraung-raung meminta respon . Alwyn langsung mengangakatnya. dan menelan ludah saat tahu bahwa panggilan itu lebih dari sepuluh kali, bersamaan suara bel yang berhenti seketika itu juga. Alwyn cepat melangkah keluar dari kamar, melewatkan begitu saja keadaan apartemennya yang sangat berantakkan. tapi dia tahu hujan turun sangat deras dari dinding kaca yang tirainya belum tertutup. Keadaan langit sudah gelap walaupun waktu belum menjelang malam.
" Aku ada di depan pintu apartemen kamu ! " ucap wanita itu dingin terdengar ketus. Alwyn memahami perasaan wnaita itu.
" Sebentar " jawab Alwyn pelan.
Pria itu langsung membuka apartemen, dengan tangannya masih menempelkan ponsel di telinga. Dia menatap wanita itu yang terlihat kesal atau murka disana. yang jelas wanita itu sedang menahan marah dibalik wajahnya yang lembut, anggun dan terlihat cemas. Tentu saja wanita itu cantik seperti biasanya, berpenampilan apik dengan dressnya berpotongan elegan dengan aura feminin yang kuat sebagai wanita. Alwyn yang meras tidak enak hati langsung menunduk menunjukkan rasa bersalahnya namun pria itu tidak mengatakan apa-apa.
" Pak Alwyn ! cewek ini istri bapak ya ? " tanya security di belakang tubuh Niara mengisi kehingan disana, dan mengejutkan Alwyn.
" Iya. Ini istri saya ! " jawab Alwyn cepat.
" Oalah ! " hanya itu kata yang keluar dari bibir pria tambun itu, dia mengeleng-gelengkan kepala.
" Sudahlah kalau begitu saya pamit pak Alwyn ! " ucapnya undur diri. Meninggalkan pasangan suami istri yang terlihat canggung itu, tapi dia tidak heran kenapa itu terjadi. awalny dia tidak percaya dengan gadis muda yang tidak terlalu meyakinkan baginya untuk mengaku sebagai istri dari pemilik salah satu apartemen yang paling dia kenal. Enam tahun dia mengenal Alwyn sejak dia bekerja menjadi staff keamanan disini. Tapi tidak pernah sekalipun Alwyn membawa wanita manapun, selain wanita tua yang sangat dikenalnya melalui televisi yang merupakan ibu kandung pria itu. dan dia mengira jika Alwyn masih bujangan. Terang saja dia tidak percaya dengan gadis muda yang masih berwajah kekanak-kanakan itu, mengaku istri tapi tidak tahu dimana letak apartemen suami dan berkunjung untuk pertama kali setelah pria itu menatap disini bertahun-tahun. untuk itulah dia menaruh curiga kepada gadis itu tadi, takut gadis itu hanya mengaku-ngaku saja dan menyalahgunakan wajah cantiknya untuk berbuat kejahatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE HURTS : Love In Regret From Alwyn
ChickLitPermadani Niara Rahayu Niara tidak akan melakukan kesalahan yang sama untuk tetap mempertahankan rumah tangganya yang sudah hancur sejak di malam pertama dirinya sebagai pengantin, suaminya mengungkapkan fakta yang menyakitkan, yaitu memiliki kekas...