Terjebak Macet (3)

834 144 36
                                    

Niara menghembuskan napas ke udara. Merasa lelah dan pasrah. Matanya menatap nanar mobil dihadapannya dan puluhan kendaraan beroda empat lainnya yang bernasib sama dengan miliknya kini. Wanita itu mengigit bibir, rasa cemas dan kesal hanya mampu dipendam diam dan sabar.

Cemas memikirkan bagaimana keadan Lio dan kesal karena keberadaanya kini tidak bisa berbuat apa-apa untuk datang melihat putranya itu. wanita itu berdecak, wajahnya sudah memerah karena kesal, marah, cemas dan takut semua rasa yang menyatu menjadi rasa benci. Benci dengan situasi yang dijalaninya kini.

Kepanikkannya berhenti dengan deguban jantungnya yang tersentak seketika mendengar ketukkan dari kaca pintu mobi disamping wajahnya. Wanita itu terkejut dan menoleh, sulit untuk dirinya percaya bahwa pria itu kini berada di samping mobilnya. Dibalik kacanya yang tertutup.

Niara tergagap sendiri dengan pikirannya yang membentuk banyak tanya mengenai keberadaan pria itu disini. Namun tangannya cepat menekan salah satu tombol yang menjadi bagian pintu mobil disamping tubuhnya. Hingga kaca dihadapan wajahnya itu turun sepenuhnya .

" Macetnya masih panjang sampai kantor aku, kamu pindah ke sebelah biar aku yang disini " Alwyn berucap cepat, saat kaca mobil diturunkan dia melihat wajah wanita itu cepat. Seperti dugaanya dia bisa melihat kegelisahan dan ketakutan wanita itu yang membuat Alwyn juga khawatir dan kasihan.

" Hah ! " Niara merespon bingung namun dia mengerti, tapi kemudian dia berpikir bagaimana cara dirinya untuk pindah duduk kesebelah. Apa dirinya harus turun dulu dari mobil dan berjalan mengitari mobilnya atau pindah melompat melewati bagian tengah badan mobil. Niara kalut karena gugup.

" Niara ! Cepat ! " Kini Alwyn berucap dengan nada tinggi, pria itu bahkan sudah membuka pintu mobil dan memaksa masuk padahal Niara saja belum bergerak pindah. Sedangkan klakson mobil dari belakang sudah melengking membuat keduanya panik dan gusar.

" Iya, iya sebentar " Niara pasrah, kemudian tanpa berpikir tubuhnya susah payah bangkit hati-hati untuk melangkah pindah ke kursi samping dengan melangkahi tuas persneling yang terletak diantara kursi bagian depan. Ini pertama kali bagi Niara melakukan tindakan yang terlihat konyol. wanita itu tidak sadar jika tindakkannya yang gegabah membuat dress pendek yang dia kenakan tersingkap memperlihatkan hal yang tidak semestinya terlihat. pemdangan itu disaksikan Alwyn yang langsung memejamkan mata. Pria itu menahan napas dengan dada berdebar. Dia harus berkonsentrasi.Belum hilang ingatan kejadian di apartemennya, karena setiap kali Alwyn melihat dapur dia akan teringat ciuman yang lembut itu. Dan sekarang dia hampir membayangkannya, kalau bukan suara klakson yang meraung-raung dibelakang sana. Mungkin dirinya masih akan berdiam diri membayangkan yang tidak-tidak.

" Sialan ! " upat Alwyn kasar. Kemudian masuk ke dalam menutup pintu , menguasai kemudi mobil dengan cepat.

" Maaf, bisa di amuk mobil dibelakang kita ! " Alwyn berkilah setelah berdehem,menghela napas kasar. Membenarkan posisi duduknya. Masih terdengar klakson mobil entah dari mana, namun dia yakin mobil yang dikendarainya bukan penyebab kekacauan itu. Pria itu menghembuskan napas lega saat keadaan sudah stabil. Tapi tidak dapat memupus rasa putus asa melihat deretan mobil yang mengular. Akan terjadi macet panjang pikirnya. Dan dirinya akan menghabiskan waktu lebih lama dengan wanita di sebelahnya. Alwyn berpikir keras untuk tetap berkonsentrasi.

Niara hanya diam menatap lurus kedepan tanpa mengatakan apapun untuk merespon perkataan pria itu. karena dia memang tidak marah dan tidak tahu harus mengatakan apa. dia juga tahu kalau situasi saat ini memang sangat genting dan mendesak. Kini pikirannya hanya tertuju pada Lio yang benar-benar sendirian. Karena pria itu saat ini sedang bersamanya. Alih-alih menntaskan rasa cemasnya, Niara hana diam saja tidak bertanya mengenai keadaan Lio . wanita itu hanya mampu memendam rasa khawatirnya dibalik wajahnya yang tampak gelisah. Dia menunduk, matanya menatap garis hitam di pergelagan tangannya. Matanya membulat, kemudian melarikan tatapannya keluar jendela. Dia harus terlihat santai dan seperti biasanya.

LOVE HURTS : Love In Regret From AlwynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang