" Di luar masih hujan,---macet banget ! pasti ada banjir " Alwyn menyingkap sedikit tirai, diluar sudah malam. dia menunjukkan kepada Niara situasi jalanan saat ini dari atas dari balik dinding kaca apartemennye yang terletak di lantai paling atas gedung ini. Dia memang menginginkan jarak diantara dirinya dan wanita itu yang menurutnya sangat berbahaya. walaupun yang paling harus menjaga diri adalah wanita itu. Tapi dia tidak akan membiarkan wanita itu pergi dan bergabung dengan kawanan mobil yang terjebak seperti pemandangan tragis di bawah sana. Tidak akan pernah dia biarkan hal itu terjadi, apalagi membawa Lio.
Niara berdiri tidak jauh dari Alwn berada, wanita itu menelan ludah, melihat keadaan lalu lintas dibawah sana yang mecat parah. dia bergidik ngeri.. sekaligus dilema karena dihadapkan pada pilihan yang sulit. kemudian dia melihat Lio sedang duduk di sofa, anak itu sudah mandi dan berganti baju bersama Alwyn selama dirinya membereskan meja makan. Rasanya dia sendiri tidak tegaa jika akan terjebak macet dengan mengajak Lio untuk ikut bersamanya.
" Jadi gimana ? " tanya Niara, hampir tidak tahu makna dari pertanyaanya sendiri karena putus asa.
" Tidur disini saja. Lio libur jugakan besok ? "
Niara langsung menatap Alwyn. Alwyn yang sedari tadi menatap wanita itu langsung melihat ke dinding kaca lagi. Niara mengigit bibirnya, dia sendiri merasa bingung dan cemas.
" Aku nggak bisa ! " ucap Niara dingin.
" Kenapa ? "
" Kita tahu kalau---kita tidak bisa beginikan ? " ucap Niara terus terang, dia tidak bisa menampung emosi lebih banyak lagi setelah melalui konsultasi dengan Senna siang tadi. Niara takut jika bersama Alwyn akan membuyarkan konsetrasinya untuk pemulihan kendali emosi yang sedang dia jalani. karena mereka sering berdebat dan akan berakhir bertengkar.
Alwyn menatap Niara, pria itu membenamkan kedua tangannya pada training abu-abu yang dia kenakan. tubuhnya bersandar pada dinding di saming tirai yang tertutup.
" Begini bagaimana ? " tanya Alwyn dingin memperihatkan wajah intimidasinya. yang membuat orang sering kali terpojok dan terlihat bodoh.
" Aku tahu kita saling keberatan dengan situasi ini, sebenarnya ! " jawab Niara.
" Aku pergi dari sini kalau kamu keberatan,--- karena aku nggak akan membiarkan kamu terjebak macet di bawah sana " ucap Alwyn dingin.
Alwyn menekuk wajahnya tidak suka mendengar perkataan Niara, namun cepat mengubah raut wajahnya saat dia tahu Lio melihat ke arah mereka. tepatnya melihat ke arah dirinya.
Mendengarnya Niara hanya diam saja, wanita itu masih melihat ke arah dinding kaca yang bgian tirainya tersingkap. matanya menyelam disana meneliti apapun yang dapat dia lihat. ampuplampu warna-warni dari berbagai mobil, membuat suasana jalanan terang dengan keributan yang kacau . Dari tempatnya berada dia mendengar suara klakson mobil berbunyi.
" Aku nggak keberatan ! aku rasa kamu yang keberatan " ucap Niara dengan nada tinggi. wanita itu tidak sadar dengan keberadaan Lio, karena memunggi anak itu.
" Aku tidak ingin bertengkar dan Lio melihat " Pria itu melangkah dan berhenti di dekat Niara, mengucapkan kata-katany pelan dengan wajah dingin.
Niara berdecak, dia menghela napas kasar merasa lelah dan frustasi.
" Kamu tidur dimana ? " Niara membalik badan, dia terkejut karena ternyata Lio sedang melihat kearah dirinya. wanita itu gelagapan sendiri.
" Aku pergi ! " jawab Alwyn datar.
" Meninggalkan kami ! " ucap Niara mengatur nada bicaranya, melipat tangan di bawah dada.
Alwyn kini berdiri di depan pintu kamar yang terbuka. Dia dan Niara berbicara seperti berusaha menahan emosi masing-masing, menjaga kata-kata, meredam luapan amarah. takut meledak menjadi pertengkaran. Dia sendiri tidak pernah melihat kedua orang tuanya bertengkar, baginya bertengkar adalah contoh yang buruk. dan sekarang Lio menonton dirinya dan Niara saling tatap dengan pandangan tak bersahabat namun mencegah permusuhan. anak itu seperti menanti letusan gunung berapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE HURTS : Love In Regret From Alwyn
Chick-LitPermadani Niara Rahayu Niara tidak akan melakukan kesalahan yang sama untuk tetap mempertahankan rumah tangganya yang sudah hancur sejak di malam pertama dirinya sebagai pengantin, suaminya mengungkapkan fakta yang menyakitkan, yaitu memiliki kekas...