Terjebak Macet

997 103 3
                                    

Alwyn merasa dirinya harus menjauh sebelum Niara menjauhi  dirinya lebih dulu.  Terutama karena dia sangat sadar diri, wanita itu akan merasa ketakutan dan semakin membencinya. walaupun dia sudah bersumpah pada dirinya sendiri agar tidak akan menyakiti wanita itu  termasuk melakukan hal sangat diinginkannya terjadi di apartemen beberapa waktu lalu. 

Niara menjauh karena malu, takut dan tidak semestinya meraskan hal yang tidak pantas. Dia malu dan masih tidak terima bahwa dia menikmati buaian yang pria itu lakukan padanya, dan sangat sulit bagi Niara untuk melupakannya karena ini kali pertama dia merasakannya, dia takut karena kan terbuai lebih dalam, parahnya dia tergoda lebih jauh dan melupakan rasa sakit hatinya kepada pria itu yang pernah menakitinya di masa lalu. 

Sejak kejadian itu Niara dan Alwyn kompak saling menjauh, bukan dalam lingkaran permusuhan, tidak juga dalam situasi dimana keduanya memang memberi jarak. Tapi menjauh karena mengendalikan diri masing-masing.  Akibatnya Alwyn menjaga Lio dengan memastikan dia tidak akan bertemu Niara dan Niara selalu berlari menjauh ketika Alwyn datang setiap kali berkunjung menemui Lio ketika dirinya hendak berkonsultasi. Kini keduanya hampir tidak bertemu selama dua minggu. 

Namun hari ini berbeda, Entah apa yang terjadi ketika Alwyn mendapat pesan dari Niara yang sangat mendadak. Dengan memberitahu jika wanita itu akan pergi sendiri untuk berkonsultasi di tempat dimana Senna membuka praktek profesinya. Hal ini membuat Alwyn bingung pada wanita itu yang memilih berkonsultasi dihari yang tidak tepat karena dirinya bekerja, sedangkan Lio tidak libur sekolah. Tapi Alwyn diam saja tidak menanyakan alasannya, tidak ingin membuat Niara berpikir jika dia keberatan atau membuat wanita itu merasa ragu untuk berkonsultasi. Akhinya Dengan cepat Alwyn menyanggupinya.

Beberapa saat, Suasana di mobil itu hening, selain suara hiruk pikuk yang berasal dari jalanan menembus kaca mobil hingga kependengaran. Dua manusia didalamnya saling mendiamkan sibuk dengan pemikiran masing-masing.  Alwyn sedang mengemudikan mobilnyanya dengan kecepatan sedang, ekor matanya sesekali menatap kesamping ketempat dimana Lio sedang duduk melipat tangan dengan wajah cemberut, anak itu diam saja sedari tadi tidak mau bicara sedikitpun dengannya. Lio marah lantaran dirinya terlambat menjemput anak itu di sekolah, saat dia datang tadi anak itu menunggu sendirian ditemani seorang guru di ruang khusus tempat tempat anak-anak biasanya menantikan kehadiran orang tua. Sudah berulang kali Alwyn mengucapkan kata maaf dengan alasan penyebab dia datang terlambat tapi sepertinya anak itu tidak peduli. beberapa makanan kesukaan anak itupun sudah dibeli tapi tetap saja anak itu mendiamkannya. Padahal untuk datang ke sekolah anak itu, Alwyn melewatkan waktu makan siang dan pekerjaan dikantornya hari ini benar-benar padat ditambah Niara memberitahunya sangat mendadak. Tapi tidak mungkin dirinya memaksa Lio untuk memahami keadaanya. 

Lio tidak terlalu banyak bertanya kepada siapapun yang mendapatinya disekolah. Baik ibu atau ayahnya, termasuk ketika Danu sopir neneknya yang menjemput. Tapi kali ini berbeda, karena ayahnya datang sangat terlmbat sehingga Lio harus menunggu cukup lama. Akibatnya dia jadi bahan pembicaraan dari beberapa guru yang menanyainya karena khawatir. Bahkan ayah Allant menawarkan tumpangan padanya tadi, padahal dirinya masih belum berteman dengan Allant akibat perkelahian mereka beberapa waktu lalu. mengingatnya membuat anak itu kesal, dia benci ditanya  banyak orang, dia tida suka menjadi atensi bagi siapapun  dan dia tida terbiasa dikasihani. Atas semua yang terjadi. Lio menyalahkan siapapun yang terlambat datang menjemputnya di sekolah. Dalam marahnya  yang tanpa kata, anak itu bertanya kenapa ayahnya tiba-tiba datang  menjemputnya, kemana ibunya pikirnya.

“ Mama Kemana ? “  tanya Lio dingin, memecah keheningan. Matanya menatap lurus kedepan.

“ Mama kamu ketempat temannya ada urusan penting “ jelas Alwyn memberikan jawaban yang tidak mudah untuk dipahami Lio, tapi penjelasan yang dia ucapkan barusan baginya sudah cukup untuk diketahui Lio saat ini

Lio menunduk, urusan penting yang dimaksud ayahnya adalah masalah orang dewasa. Dia sadar dia tidak akan tahu dan sulit baginya untuk mengerti apa yang terjadi diantara orang-orang dewasa yang dimatanya sangat rumit dan membingungkan. Seperti antara ayah dan ibunya yang dinilainya sangat berbeda dengan orang tua teman-temannya, bukan tanpa sebab dia memikirkan hal ini. ini dikarenakan akhir-akhir ini dia benar-benar merasakan betul ada sesatu yang terjadi diantara kedua orang tuanya, dan sungguh dia baru menyadari bahwa sebenarnya hal itu sudah terjadi lama namun seakan semua hal yang tidak ingin dia rasakan justru sangat terasa baru-baru ini dan sangat membekas di ingatannya.  Anak itu bergidik ngeri, dia merasa jika setiap masalah yang sulit dan menyusakan itu selalu diterima orang tuanya, seakan kedua orang tuanya tidak memiliki jalan keluar dari setiap semua masalah yang terjadi. Dan anak itu menyimpulkan jika semua hal yang rumit dan menyusahkan itu adalah penyebab kenapa orang tuanya terlihat berbeda dari orang tua teman-temannya. Untuk itulah dia merasa takut , mengartikan masalah yang dihadapi orang dewasa seperti ancaman bagi ayah dan ibunya terutama bagi dirinya yang merasa kasihan kepada orang tuanya. Anak itu mengigit bibirnya, dadanya tiba-tiba menyeruakkan rasa tak tenang akibat rasa penyesalan karena telah marah kepada ayahnya barusan. Dia sadar tidak seharusnya dia benci kepada ayahnya disaat betapa susahnya mereka untuk bersama akhir-akhir ini. 

Anak itu menyesali kemarahannya,  tapi dia tetap diam saja karena malu mengungkapkan isi hatinya. Masih menekuk wajahnya sesekali dia melihat ayahnya yang sedang menyetir. 

....................................................

Alwyn keluar dari dalam mobil setelah kereta besinya itu berhenti tepat didepan lobi kantor yang dijaga banyak satpam yang kini menyambut kedatangan pria itu dengan tatapan segan namun tatapan itu menjadi tatapan menyelidik dan penuh tanya tanpa mampu diungkapkan saat  melihat Lio yang masih mengenakan seragam identitas dimana anak itu melangsungkan taman kanaknya juga keluar dari   dalam mobil. Tapi kemudian salah satu satpma menawarkan untuk membawa semua barang yang dikeluarkan Alwyn dari dalam. Cepat Alwyn menyerahkan ransel sekolah milik Lio dan beberapa kantong plastik berisi makanan pada pria yang sama sekali tidak diketahi namanya itu. Kemudian Alwyn menyerahkan kunci  kepada salah satu satpam lainya yang mendekat sendiri ke arahnya, satpam itu kemudian membawa mobil Alwyn ketempat dimana mobil pria itu biasa diparkirkan. 

“ Pak ! sekedar informasi kalau bapak lewat lobi utama sudah banyak wartawan disana “ kata salah satu satpam yang terlihat paling tua diantara yang lain itu. 

Alwyn mengenali satpam senior itu, tapi dia hanya menatap datar sambil berpikir untuk memutuskan jalan mana yang akan dia pilih untuk membawa putranya menuju lantai paling atas gedung ini tempat dimana ruang kerjanya berada tanpa adanya gangguan apapun yang akan mengusik anaknya itu. dia tahu akan banyak wartawan serta orang yang berjaga untuk menyambut kedatangan menteri pariwisata yang  akan mengadakan pertemuan dengan ayahnya hari ini untuk membahas pelobian salah satu hotel milik keluarganya yang rencananya akan berkontribusi penuh dalam acara pertemuan seluruh kepala negara di dunia. walaupun sebenarnya acara penting bagi banyak negara itu akan berlangsung setengah tahun lagi. 

Alwyn cepat mengangguk, kemudian meoleh ke arah Lio. Anak itu juga menatap dirinya. Meraih tangan  Lio untuk dia genggam agar anak itu mengikuti setiap langkahnya. kini ayah dan anak yang diikuti seorang satpam itu mengambil jalan tanpa melewati pintu utama lobi gedung yang kini sudah sangat ramai. Melainkan memilih berjalan ke sisi samping gedung menuju  pintu tempat yang biasanya dilewati karyawan untuk mengisi jadwal kehadiran. Seorang satpam muda dengan ekpresi terkejut langsung membukakan pintu ganda besar berlapis kaca tebal itu sehingga Alwyn dan Lio melesat masuk. Dengan tatapan satpam muda itu bertanya dengan satpam yang ikut berjalan membawa banyak barang. Lio berjalan mengikuti ayahnya. tatapan orang-orang terhadap dirinya membuat anak itu sedikit risih dan takut, sehingga dia menggapai tangan ayahnya dan memeganganya kuat. Membuat ayahnya itu menoleh dan memberikan tatapan menenagkan dirinya. Hal itu membuatnya merasa aman, kemarahannya beberapa saat lalu memudar sepenuhnya. 

Setelah masuk dan keluar dari kotak besi yang mengantarkannya ke lantai paling atas gedung ini. Ada perubahan yang sangat kentara dirasakan anak itu. lantai atas gedung ini sangat sepi, dingin dan penuh aroma lembut pewangi ruangan. walaupun sangat sunyi namun terlihat sangat terang karena setiap dindingnya menghantarkan cahaya dari mentari di luar sana. pemandangan jalanan dan rumah-rumah seperti mengecil terlihat dari atas, langit biru tanpa awan terlihat makin mendekat seakan mudah dijangkau. Anak itu menganga takjub. 

LOVE HURTS : Love In Regret From AlwynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang