Senyuman Dari Niara

921 138 28
                                    

Saat memasuki kawasan gedung kantor ini Niara mendapat sambutan tatapan setiap mata yang melihat kearahnya kemudian tatapan itu juga mengarah pada Alwyn. tatapan menyelidik dan penuh tanya dari bibir-bibir yang terkatup. Membuat Niara tidak nyaman dan risih, tapi itu sudah berlalu walaupun mungkin dia akan melewati rintagan itu lagi ketika ulang nanti.Dan memasuki ruang kerja pribadi milik Alwyn membuat Niara sedikit lega.

Sekarang dia sudah menemukan Lio yang sedang tertidur pulas, anak itu baik-baik saja dalam pengawasan kakeknya. Dia dan Kemal bertegur sapah dalam pembicaraan yang singkat dan sempat mengobrol dalam pembahasan yang aman. Dimata Niara Kemal memang dingin namun sejauh ini Niara tidak pernah berhadapan dengan mertuanya itu dalam situasi sulit, berbeda dengan Imelda yang selalui menilai dalam tatapan matanya yang menyelidik.

Tidak lama Kemal pergi membawa putranya entah kemana, Melalui matanya Niara mengikuti kemana pria itu pergi, tapi Alwyn tidak melewati pintu yang Niara lewati ketika memasuki ruangan ini, melainkan pintu sisi lainnya yang masih menjadi bagian dari raungan ini. Niara tidak tahu kemana tujuan pintu itu, karena Alwyn langsung menutupnya begitu pria itu membuka dan tubuhnya benar-benar hilang.

Sebenarnya Niara tidak beranjak dari tempat duduknya disamping tubuh Lio yang terkulai, dia tetap disana dari datang hingga saat ini. dia enggan untuk sekedar berjalan selangkah saja atau melihat-lihat ruangan ini. dia merasa dia tidak harus melakukannya. Tapi melaui matanya Niara mengitari penjuru ruangan. Ini kali kedua bagi Niara melihat hal pribadi pria itu diluar kehidupan pernikahan mereka. Menurutu Niara sikap dingin dan kaku Alwyn juga tergambar dari aura ruangan kerja pribadi pria itu yang terkesan sangat formal dan sekaku pemiliknya. Alih-alih ruangan ini memang mewah karena dipadu dengan furniture serba mahal namun hampir semuanya berwarna gelap, menunjukkan bagaimana sisi pribadi pria itu benar-benar hidup dalam ruangan ini. Sama sekali tidak ada vas bunga, figura kata-kata motivasi atau serba serbi warna warni. Hanya terdapat dua bingkai foto yang menunjukkan kehidupan pria itu sangat misterius, bukan menampilkan identitas. Satu bingkai Foto yang memperlihatkan Alwyn ketika muda sedang dirangkul oleh ayahnya dengan latar belakang langit cerah, keduanya mengenakan pakaian kasual ala turis datangan. Dibelakang keduanya berdiri bangunan kuno artistik penuh pahatan sejarah zaman Victoria Niara mengenali letak bangunan itu. Di suatu negara yang dipimpin seorang ratu yang masih mempertahankan sistem monarki. Tidak terdapat wajah Imelda disana, membuat Niara berkesimpulan kalau ibu mertuanya itulah sang pembidik gambar. Disebelahnya terdapat bingkai foto Alwyn bersama Lio, Niara tidak pernah melihat sebelumnya karena dia memang tidak pernah penasaran kemana dan apa yang putranya lakukan selama menghabiskan waktu bersama pria itu tanpa dirinya. Lio masih tampak sangat kecil, dengan pipi merah duduk di tas pundak Alwyn yang memegangai kedua tangan anak itu terangkat ke atas, celana Alwyn tampak kotor oleh tanah dibelakang keduanya lapangan hijau membentang dan jalur pacuan kuda. Melihat wajah Lio dalam foto itu membuat Niara tidah tahan untuk tersenyum. Tidak ada foto Imelda atau wanita manapun didalam ruangan itu.

Niara menghembuskan nafas ke udara, ruangan yang sepi dengan pengturan suhu yang sejuk memang membuat nyaman dan tiba-tiba dia merasa lelah dan butuh istirhat. Setidaknya itulah yang dapat dilakukannya selagi menungu Lio bangun dan menikmati kesendirian. Sedikit meluruskan kakinya yang menyentuh karpet, dia rengangkan seluruh sendi-sendinya. Keduan tanganya menahan ujung bagian dressnya. Memiringkan kepalanya pada ujung lengan sandaran sofa, Niara mencari letak kenyamanan disana.

****************

Alwyn berjalan gontai sambil membawa sisa amarah dari setiap emosinya yang sempat dia keluarkan ketika berhadapan dengan Kemal beberapa saat lalu, kemudian dia masuk kedalam ruangannya dan mendapati anak dan istrinya tertidur. Alwyn langsung menarik tali tirai untuk menutupi seluruh dinding kaca, dan menyalakan lampu untuk mengganti cahaya dari luar sebagai penerang di dalam ruangan.

LOVE HURTS : Love In Regret From AlwynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang