Apertemen Alwyn (2)

874 110 5
                                    

Alwyn memaksa Niara masuk, ketika wanita itu seolah menancapkan kakinya enggan untuk melangkah sejengkal pun dari tempatnya berdiri sambil memasang wajah masam enggan menatap dirinya. tapi ketika Alwyn mengatakan bahwa Lio sedang tidur. jelas sekali Niara dengan terpaksa masuk mengikutinya ke dalam.

Alwyn pasrah saja bagaimana tanggapan Niara terhadap keadaan apartemennya yang berantakkan, dia tidak berusaha menjalaskan bagaimana semuanya bisa terjadi. Tapi seolah menghormati tamunya, Alwyn langsung bergegas menggeser karpet yang berisi mainan Lio, menggulungnya setengah menempatkannya ke sudut dinding. Pria itu menggembalikan posisi sofa dan meja ke tempat semula. menutup tirai dinding kaca karena lampu sudah menyala. keadaan di dalam  akan terlihat transparan dari luar kaca jendela. 

" Silahkan duduk--- " Alwyn menyuruh Niara duduk di sofa, sedangkan pria itu membungkuk membersihkan meja kopi di hadapan sofa dari plastik-plastik makanan ringan, botol-botol susu berukuran mini dan kertas bungkusan cokelat.

" Dimana Lio tidur ? " tanya Niara, dia belum duduk, menunggu pria itu selesai membereskan meja yang menurutnya asal-asalan. Melihat semua yang ada di atas meja dan keadaan sekitar, Niara berikir Lio pasti sangat senang berada disini.

" Di dalam kamar---kesanalah kalau mau lihat ! " ucap Alwyn canggung, dia tidak tahu kenapa dirinya merasa kikuk di depan wanita itu.

" Disini saja ! "

" Maaf berantakkan ! " Alwyn mengatakannya dengan nada kurang menyenangkan untuk didengar, dan Niara bisa merasakannya di wajah pria itu.

" Ulah Lio pasti ! "

" Supaya dia berhenti nanyain kamu ! "

" Aku ngerti "

" Niara sebenarnya aku pesan makanan satu jam lalu, sampai ketiduran. Pasti dititipkan di lobi ---aku mau kesana " ucap Alwyn baru mengingatnya lagi setelah dia mengumpulkan semua plastik bekas makanan. Dia tidak mengatakan kalau Lio belum makan nasi sama sekali, anak itu dari tadi hanya mengkonsumsi makanan yang tidak boleh dimakan menurut ibunya. Dan jangan sampai Niara mengatui hal itu.

Niara hanya mengangguk pelan mengizinkan pria itu pergi.

" Dimana sapunya ? " tanya Niara ketika pria itu mengabil ponsel di atas meja. Alwyn menoleh menatapnya sejenak kemudian ke penjuru ruangan.

" Nggak usah Niara ! setelah kalian pergi nanti ada orang yang bersihkan ! " jawab Alwyn, entah apa tujuan Niara menanyakan keberadaan alat kebersihan itu. Yang pasti dia tidak mau wanita itu datang untuk membereskan kekauan yang terjadi. apalagi ini Kunjangan pertama kali bagi Niara dan wanita itu baru saja datang.

" Nggak papa ! " jawab Niara, dia merasa harus ikut bertanggung jawab karena bagaimanapun juga pria itu teah menjaga Lio selama diirnya pergi.

" Aku nggak mau kamu repot ! " ucap Alwyn dan dia merasa salah memilih kata-kata, tapi hanya itu yang terlintas di pikirannya.

" Nggak sama sekali ! aku nggak merasa direpotkan---dimana sapunya ?! " tanya Niara sedikit menuntut.

Seharusnya interaksi semacam ini ringan bagi siapapun, bagi orang yang baru mengenal sekalipun. tapi bagi keduanya seakan berat, selalu akan berakhir berdebat di bayangi konfrontasi yang melelahkan.

Alwyn menghembuskan napas pelan, dia memilih mengalah. kemudian dia mengangguk-anggukan kepala.

" Sebenarnya---aku nggak tahu dimana letak sapunya ! " jawab Alwyn jujur, dia memang benar-benar tidak tahu dimana letak benda-benda yang sama sekali bukan kebutuhannya. sekarang dia merasa menghadapi badai baru. Tapi Niara hanya diam saja, tidak memberikan wajah keberatan atas ketidaktahuannya itu.

LOVE HURTS : Love In Regret From AlwynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang