Pintu terbuka menampilkan dua pria dengan tampang lusuh dan acak-acakan. Kemeja yang seharusnya rapi kini sudah kumal, rambut yang pagi tadi ditata bak model kini acak-acakan. Terdapat lingkaran hitam di sekitar mata sayu mereka. Siapapun yang melihat mereka saat ini pasti salah mengira bahwa mereka telah terinfeksi virus zombie, bahkan untuk berjalan pun harus terpincang.
Kedua nya masuk lalu membanting tubuh di atas sofa, yang pendek berbaring di atas tubuh yang tinggi. Rasa nya nyawa mereka sudah di ujung tanduk sekarang, bahkan mereka tidak lagi bisa merasakan kaki mereka, seperti berjalan di atas udara tanpa pijakan.
"Gini banget nyari duit ya Tuhan!" Build pria yang lebih kecil meratapi kemiskinan nya yang harus bekerja banting tulang agar bisa bertahan hidup.
"Kebanyak ngeluh lo, nikmatin aja." yang lebih tinggi tertawa lemah, meski dia setuju dengan Build.
"Pala lo nikmatin, kalo gini terus bisa mati gue."
Apo, pria yang lebih tinggi memukul kepala Build. "Gausah lebay, minggir lo."
Build terbanting ke atas sofa saat Apo tiba-tiba beranjak dari tempat duduk nya, membuat Build kehilangan penyangga tubuh. Dia meringis lalu membetulkan letak tubuhnya, mengangkat kedua kaki nya dan berbaring di atas sofa.
"Gue mandi duluan." Apo berlalu pergi ke kamar nya lalu keluar dengan handuk yang di sampirkan di bahu. Sementara Build sudah jatuh tertidur mengarungi alam bawah sadar nya.
Build dan Apo adalah karyawan disebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Industri atau Manufaktur. Mereka berada di divisi yang sama yaitu divisi Pemasaran. Setiap hari mereka harus bekerja pagi hinggs sore dan jika sedang lembur maka mereka baru bisa pulang pukul sembilan malam, seperti saat ini.
Produksi perusahaan mereka sedang naik, jadi sebagai divisi yang bergerak di bidang pemasaran mereka harus bekerja ekstra dalam mempromosikan produk baru perusahaan mereka.
---
Build merasakan pipi nya di tepuk dan guncangan di tubuh nya, membuat dia mau tidak mau harus tersadar, dia bahkan baru memejamkan mata 15 menit.
"Giliran lo mandi." Apo mengambil remote tv di atas meja. Apo menggeser kaki Build agar memberinya spot untuk duduk.
Build menggeliat, "Nanti aja gue ngantuk."
"Nggak, pergi sana lo bau."
"Bentar lagi deh."
"Nggak anjir Build bangun lo. Ishh, lo nggak liat keringat lo nempel di sofa, jorok banget lo."
Build pasrah, dengan malas dia segera beranjak dari pada harus mendengar omelan sahabat nya yang sebentar lagi akan keluar jika dia masih berlama-lama disana. Dia menguap lebar, masuk ke kamar untuk mengambil handuk dan segera mandi.
Air hangat yang setia mengalir membasahi seluruh tubuh nya, seketika rasa kantuk nya hilang. Sudah hampir 15 menit Build berada di bawah guyuran air shower tanpa berniat bergerak sedikit pun. Dia ingin menikmati di setiap guyuran air yang seolah membawa keletihan tubuh nya dan kesedihan nya ikut mengalir.
Jujur saja pikiran Build kacau bahkan sejak kemarin tepat nya saat Jeff mengajak nya untuk makan malam bersama. Hubungan kedua nya sudah lama berlangsung sekitar tujuh bulan namun Jeff belum juga memberikan kejelasan tentang hubungan mereka, alasannya adalah karena tidak ingin merusak reputasi nya sebagai penyanyi yang sedang naik daun.
Harus Build akui bahwa Jeff sangat tampan terlebih lagi dia adalah seorang musisi terkenal, mustahil bagi nya untuk Jeff menganggap hubungan mereka serius sejak awal. Build sadar itu, dia sadar akan diri nya, kehidupan nya yang bahkan jauh berbeda dengan Jeff. Dia hanya seorang karyawan biasa sementara Jeff, mereka tidak cocok.
Build sudah beberapa kali menyadarkan Jeff akan hubungan mereka, Build ingin mereka berakhir meskipun mereka sama sekali belum memulai. Bagi Build lebih cepat lebih baik sebelum semua nya terlanjur dan terlambat yang pada akhirnya hubungan mereka akan hancur karena karir Jeff, sebaliknya dia juga tidak ingin karir Jeff hancur karena dirinya dan jalan satu-satu nya adalah mengakhiri hubungan mereka. Build tidak ingin patah hati lagi.
"Gue mau kita akhiri ini." Build menatap Jeff serius yang sedang sibuk dengan ponsel di tangan nya, tidak menghiraukan ucapan Build sama sekali. Build kesal disaat dia akan berbicara serius Jeff malah mengabaikan dirinya.
"Jeff... Jeff.. Jeff lo dengarin gue nggak sih?" Nada bicara Build sengaja ditinggikan.
"Hah, lo ngomong apa barusan?" Jeff akhirnya menatap orang di depannya.
Build menghela nafas lelah, dia lelah harus menghadapi Jeff yang selalu tidak pernah menghargai kehadiran nya. Build mengerti bahwa Jeff sibuk tapi bukan berarti Jeff bisa mengabaikan dirinya saat mereka sedang bersama, Build tau bahwa dia tidak punya hak mengatur Jeff tapi hubungan mereka adalah hasil kemauan Jeff yang ingin mereka bersama meski tanpa status yang jelas.
"Gue bilang, gue mau akhiri hubungan ini."
"Loh kenapa? gue ada salah ya? kalo gue ada salah ya ngomong Biu."
Build muak mendengar nya, jika bisa di hitung dia akan menghitung seberapa banyak kesalahan Jeff.
"Lo nggak salah apa-apa, cuma gue yang nggak bisa lanjutin hubungan ini."
"Nggak bisa gitu." Jeff meraih tangan Build namun segera di tepis Build membuat pria tampan dihadapannya itu tampak kaget dengan perlakuan nya.
"Kenapa? lo cuma harus biarin gue pergi, sebenarnya gue nggak harus ngomong dulu ke elo karena dari awal kita memang nggak ada hubungan apa-apa, tapi gue nggak mau tiba-tiba ngilang gitu aja."
Jeff menatap Build bingung. "Tapi lo nggak bisa seenak nya gitu dong."
"Kenapa nggak bisa? gue berhak buat keputusan. Kalo lo nggak bisa kasi jelas hubungan ini gue bisa pergi, dan lo nggak harus repot-repot luangin waktu lo buat gue lagi." Setelah mengatakan itu Build menoleh menghindari tatapan Jeff. Dia tidak ingin menatap wajah itu, dia tidak ingin menatap mata Jeff yang hanya akan membuat dia semakin menyukai pria itu. "Gue capek begini terus, gue pengen hubungan kita jelas tapi kayak nya itu terlalu sulit buat lo. Terus buat apa kita lanjutin?." Air mata Build sudah tidak bisa dibendung lagi, dia sedih hanya karena tidak mendapatkan hak nya dari Jeff, dia juga berhak bahagia bersama atau tanpa Jeff.
Jeff menghela nafas, ini bukan kali pertama Build mengatakan hal seperti ini, dia akan mengatasi semua nya.
"Build!" panggil nya. Jeff meraih tangan Build mengusapnya lembut. "Gue janji bakal ngejelasin hubungan ini tapi nggak sekarang." Jeff mengusap kepala Build memaksa pria cantik itu menatap matanya, berusaha meyakinkan Build. "Gue nggak bisa mengakhiri hubungan ini gitu aja, gue tau gue belum bisa ngejelasin hubungan kita tapi gue pengen lo nunggu sebentar lagi, boleh?"
Build diam dia tau Jeff akan mengatakan hal ini, dia bahkan mengatakan itu sejak dulu, selalu menjanjikan hal yang tidak pasti pada nya dan dengan bodoh nya Build selalu percaya itu. Build sangat menyukai Jeff untuk itu dia rela bersabar entah sampai kapan.
Build mengangguk lembut, membuat senyum lebar mengembang di wajah tampan Jeff. Akhirnya dia kalah lagi dengan perasaannya sendiri.
•••
Kasian Biu🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You
FanfictionBuild harus menerima takdirnya untuk bertemu dengan mantan pacar yang paling dia benci dalam sebuah project yang mengharuskan mereka berinteraksi secara langsung di dunia kerja. Bible, mantan pacar sekaligus kontraktor yang diam-diam menyimpan ceri...