Chapter: 08

396 40 0
                                    

Build menguap lebar, matanya nampak sayu. Semalam dia harus begadang demi menyelesaikan laporan tepat waktu. Sial sekali dia tidak mendengarkan ucapan Bible waktu itu, tapi orang gila mana yang mau percaya dengan ucapannya.

Kemarin Mile menelponnya dan mengatakan untuk mengubah lokasi shooting serta beberapa agenda dan perlengkapan di karenakan mereka akan mengganti tema iklan di laporan yang dia antar beberapa hari lalu. Bos nya itu juga meminta maaf atas keterlambatannya menelpon, pasalnya dia sangat sibuk dan lupa untuk mengecek laporan yang dia antar siang itu.

Alhasil Build lah yang harus membereskan semuanya. Dia mengerjakan laporan hingga tengah malam dan bahkan dia tidak memiliki waktu tidur semenit pun. Setelah laporan selesai dia harus mempacking barang-barang nya karena pagi nya mereka akan pergi keluar kota hanya untuk shooting iklan.

Bos nya memilih sebuah pantai di luar kota. Build sempat bertanya kenapa harus memilih tempat diluar kota sementara di kota mereka ada begitu banyak pantai dan alasannya adalah, Bible saat ini sedang tidak di kota mereka. Dia pergi keluar kota kemarin karena ada pekerjaan yang harus dia selesaikan. Oleh karena itu, mereka lah yang harus repot-repot menyusulnya ke sana.

Jangan tanyakan bagaimana perasaan Build, dia hampir berteriak gila di dalam kamarnya sendiri.   Bible adalah alasan mengapa dia harus mengubah laporan dan harus repot-repot pergi keluar kota.

Jam 7 pagi, Build dan Apo sudah berada di luar kantor. Ada Job dan beberapa rekan setim mereka juga. Ada juga beberapa crew dan produser film yang mereka sewa untuk shooting nanti.

Semua sudah berkumpul, 2 mobil van berwarna hitam berhenti di depan mereka. Segera Build dan yang lainnya menaikkan barang-barang, mereka akan diantar hingga ke Bandara.

---

Hari sudah sore saat mereka sampai di kota yang menjadi tempat lokasi shooting mereka. Menyewa beberapa kamar di hotel dekat pantai.

Setelah membereskan barang-barang mereka, Build memutuskan untuk pergi keluar sebentar, dia pergi ke arah pantai dan duduk di salah satu gazebo. Angin berhembus kencang menerbangkan helaian rambutnya yang halus. Build menatap lurus ke arah pantai, entah kapan terakhir kali dia pergi ke pantai. Sudah lama sekali, sejak sebelum kejadian mengerikan itu terjadi.

Saat itu adalah hari ulang tahun Build yang ke 15 tahun, dia meminta ayah dan ibu nya untuk pergi ke pantai bersama. Sebagai anak yang orang tua nya sudah bercerai, Build ingin sekali merasakan kembali keluarga yang utuh, hanya ada ayah nya, ibu nya dan dirinya. Beruntung Ayah dan Ibu nya masih berhubungan baik, dan dikabulkan lah permintaan Build.

Mereka sempat berenang bersama, berbahagia seperti layaknya keluarga harmonis pada umumnya. Malam itu sebenarnya mereka berniat menginap untuk satu malam karena sejak sore hingga malam hujan deras sekali, sangat berbahaya bagi mereka untuk berkendara di tengah badai. Namun naas, istri baru ayahnya tiba-tiba menelpon dan mengatakan anak nya yang masih berusia 3 tahun saat itu mengalami demam tinggi dan muntah. Ayah Build panik dan terpaksa untuk pulang. Ibu nya dan dirinya memutuskan untuk ikut.

Disanalah kecelakaan mengerikan itu terjadi, kecelakaan yang menewaskan dua orang yang paling dia cintai dan menyisakan dirinya sendiri. Build putus asa dan sempat depresi sampai ingin bunuh diri, namun Bibi nya yang merawatnya berhasil membuat Build sadar bahwa dia masih punya seseorang yang selalu ada untuknya.

Bibi Phat adalah adik ibunya yang saat itu masih sangat muda dan belum menikah. Build ingat bagaimana bibi nya itu merawat dirinya sampai harus menunda pernikahannya dengan tunangannya hanya karena ingin fokus merawat dirinya. Bibi nya itu bahkan rela kehilangan calon suami nya hanya karena dirinya.

Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang