Bungkusan diletakkan di pangkuan Apo yang sedang santai menonton televisi.
"Kenapa lo? lesu banget?"
"Gapapa."
"Apaan nih?" Apo mengambil bungkusan di atas meja lalu membukanya.
Ada sekotak chocolate cake, dia tersenyum lebar sambil membuka kotak kue lalu melahapnya.
Build menelan ludah memperhatikan tingkah Apo. Bukan karena dia ingin kue itu tapi karena tingkah Apo yang bukan main heboh hanya karena chocolate cake yang bahkan hampir setiap hari dia makan.
"Hm, enak banget. Perhatian banget lo sampe repot-repot beliin gue ini. Mana di toko favorit lagi." Apo lancar memasukkan bersendok-sendok kue ke dalam mulutnya.
Build tersenyum miring. "Lo pikir gue mau beliin lo itu?"
"Udah gue tau sebenernya lo itu sayang banget kan sama gue. Ngga salah gue jadiin lo sahabat."
"Itu titipan dari Mile!"
Apo seketika berhenti makan, dia manatap Build lalu kue nya lekat. Lalu sedetik kemudia dia tiba-tiba menangis.
"Malah nangis." Keluh Build.
"Ini dari Mile?" Build mengangguk, "—gimana gue bisa pergi dari Mile kalo dia aja selalu perhatian gini sama gue, ga perduli gue lagi marah sama dia. Tuh kan, gue jadi kangen sama Mile."
Build memutar bola mata, dia muak melihat tingkah Apo. "Yaudah tinggal telpon, susah banget."
"Tapi gue gamau nelpon dia, gue masih marah sama dia. Lo aja yg telpon dia buat gue."
"Apaan kok gue?"
"Biu, please. Lo suruh dia datang kesini."
Build berdecak, "Labil lo."
Apo terkekeh pelan lalu lanjut memakan kue nya sambil menangis lagi. Benar-benar labil, pikirnya.
Tidak lama kemudian Pintu diketuk setelah Build menelpon Mile setengah jam yang lalu. Build yakin itu Mile, dia beranjak untuk membukakan pintu.
Benar saja, Mile berdiri di depan pintu dengan wajah cerah, Build menebak dia sedang senang sekarang karena Apo mau menemui dirinya.
"Langsung masuk aja!" Build berbicara santai. Sudah biasa seperti itu, mereka akan berbicara santai saat diluar Kantor dan berbicara formal saat di area kantor.
"Bentar, gue masih nunggu orang, dibawah."
Build mengeryit, siapa yang Mile bawa ke apartemen mereka, tidak biasanya Mile mengajak orang lain saat menemui Apo.
"Tumben ngajak temen?" tanya Build.
"Bukan gue yang ngajak, dia yang maksa ikut."
"Aneh banget." Bisik Build.
"Itu dia!" Mile menoleh ke arah lift, seorang pria jangkung berjalan santai kearah mereka. Build terkejut bukan main, mau apa Bible datang ketempat mereka malam-malam begini.
Saat tibe di ambang pintu, Bible tersenyum tipis kearah Build. Namun dibalas Build dengan wajah masam.
"Mau ngapain lo kesini?"
"Mau ngapelin lo."
"Nggak ngapelin sodara tiri lo aja sana!" singgung Build. Mile menunduk menyembunyikan senyumannya, sementara Bible memasang wajah serius.
Build berlalu pergi meninggalkan Mile dan Bible dengan pintu dibiarkan terbuka, dia segera duduk di sofa depan televisi dan melanjutkan acara menontonnya yang sempat tertunda.
![](https://img.wattpad.com/cover/330855573-288-k96514.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You
FanfictionBuild harus menerima takdirnya untuk bertemu dengan mantan pacar yang paling dia benci dalam sebuah project yang mengharuskan mereka berinteraksi secara langsung di dunia kerja. Bible, mantan pacar sekaligus kontraktor yang diam-diam menyimpan ceri...