Chapter: 03

400 37 0
                                    

Build memotong daging di piringnya lalu menusuknya dengan garpu sebelum menjadi santapannya saat itu juga. Job memperhatikan Build yang sedang makan di depannya, merasa lucu dengan tingkah Build, dia sadar bahwa Build sama sekali tidak berubah.

Job masih memandangi wajah cantik Build saat pemilik wajah itu sadar bahwa orang di hadapannya sedang memperhatikan dirinya.

"Pak? Pak ada apa?" Build memanggil Job yang sedang melamun membuat Job sontak tersadar dari lamunan nya.

"Nggak, gue ga apa-apa." Build mengangguk lalu melanjutkan makanan nya.

"Lo nggak berubah ya, Biu." Job tidak tahan lagi tidak mengatakan itu, dia terlalu rindu akan Biu yang dulu sempat menguasai hati nya, bahkan hingga sekarang.

Build yang mendengar itu sontak menghentikan kegiatan makan nya, dia meremas garpu di tangan nya. Build berusaha menghindar membicarakan hal yang mungkin akan mengarah ke masa lalu nya bersama pria di hadapannya tapi malah pria itu yang mengatakan terang-terangan yang menyinggung hal itu.

"Gue pikir setelah bertahun-tahun lo bakal banyak berubah, tapi nyata nya nggak sama sekali."

Build masih diam merasa tidak nyaman dengan pembicaraan Job saat ini.

"Gue berubah kok." Build meletakkan garpu dan pisau nya, lalu menyesap minuman di hadapan nya. Selera makan nya hilang seketika.

Job tertawa kecil merasa lucu dengan tingkah Build.

"Lo lucu." Build semakin gelisah di tempat duduk nya. Sementara Job malu-malu menyembunyikan senyuman nya, rasanya aneh sekali saat mereka harus bertemu lagi seperti ini. Pertemuan yang tidak pernah mereka berdua sangka-sangka setelah 8 tahun. Job akui tidak ada yang berubah dalam diri Build, bahkan wajahnya sekalipun. Build tetap cantik, bahkan tingkahnya tidak berubah sama sekali. Job merindukan itu, dia sempat berfikir haruskah dia membawa Build kembali ke kehidupannya dan memulai semuanya dari awal.

Build tertawa pelan, "Gue bukan anak kecil." berusaha tidak terlihat canggung.

"Emang anak kecil doang yang bisa lucu?"

"Ya enggak"

Kedua nya terdiam cukup lama, Build sadar bahwa itu kalimat yang selalu Job ucapkan dulu setiap kali dirinya menyanggah ucapan Job yang selalu memuji nya lucu. Suasana menjadi canggung, sepertinya Job juga menyadari hal itu.

Job mengusap wajahnya kasar serta mendesah dalam. Mata gelap nya menatap lurus kearah Build yang balas menatap. Build tau ada sesuatu yang pria di hadapan nya ini khawatirkan, dia tidak bodoh dengan melihat ekspresi Job yang seolah frustasi, ada sesuatu dalam pikiran nya. Build tidak berfikir itu masalah pekerjaan mereka, tidak begitu pasti Build hanya menebak.

Build sedikit terkejut saat tangan Job tiba-tiba menggenggam tangannya di atas meja, Build sontak ingin melepaskan tapi sepertinya Job tidak mengizinkan. Build merasa canggung dan risih, tapi terpaksa harus mendiamkan dirinya dan tidak mengatakan apapun.

"Biu, gue minta maaf." Job menatap Build lekat tepat di mata, memandang Build yang tanpa berkedip namun terlihat bingung.

"Maksud lo?"

Job menarik nafas dalam, "Gue minta maaf waktu itu ngilang gitu aja tanpa ngabarin lo."

Build diam tanpa bergerak sedikitpun, seharusnya dia tau bahwa membahas masalah promosi yang Job katakan saat di ruang rapat hanyalah sebuah alasan agar dia menyetujui ajakan Job, dan pada akhirnya mereka membicarakan hal yang seharusnya Build paling hindari.

"Gue tau gue salah, tapi gue benar-benar minta maaf."

Build masih diam, menatap Job dalam-dalam. Build tidak munafik bahwa dia sebenarnya ingin tahu alasan Job menghilang begitu saja, dia bahkan tidak mengucapkan kata putus bahkan memberi tanda bahwa dia sudah bosan dengan Build. Saat itu hubungan mereka sangat baik, mereka bahkan tidak oernah bertengkar sedikitpun, namun entah apa yang membuat Job tidak membalas pesan Build hingga berhari-hari dan setelah itu nomor Job bahkan tidak bisa dihubungi sama sekali.

Saat itu Build sangat terpuruk, dia sangat sedih, dia bahkan tidak lagi berani membuka hati nya setelah hubungan nya dan Job berakhir hingga akhirnya dia bertemu dengan Jeff yang mampu membuatnya membuka hati.

"Apa yang buat lo tiba-tiba menghilang gitu aja?" Tanya Build yang masih menatap Job lekat. Kali ini Job menghindari tatapan Build.

Job menunduk, menatap tangan nya yang masih menggenggam tangan Build. Build bisa merasakan genggaman di tangannya mengencang.

"Gue minta maaf! Waktu itu pacar gue minta gue buat ngga berhubungan lagi sama lo. Dia cemburu dan akhirnya gue nurut, tapi waktu itu gue nggak berani ngomong sama lo gue nggak tega tapi akhirnya gue sadar bahwa dengan menghilang gitu aja pasti buat lo makin sakit." Job diam sejenak, menatap mata Build yang masih menatapnya dengan tatapan datar. "Akhirnya gue coba buat ngehubungin nomor lo lagi diam-diam, tapi nomor lo udah nggak aktif dan saat itu gue sadar bahwa gue benar-benar kehilangan lo." Job diam lagi, lalu melanjutkan. ,"Gue minta maaf tapi, sejujurnya gue nggak pernah bisa lupain lo, gue masih sayang sama lo, Biu!"

Build hampir tertawa terbahak-bahak, dia sesak tentu saja. Job adalah orang yang menolak putus saat itu, tapi Job juga yang memutuskan berselingkuh bahkan meninggalkan dirinya begitu saja. Job bahkan sadar bahwa itu menyakiti dirinya tapi Job tidak perduli. Build memang sudah tidak memiliki perasaan apapun pada Job saat ini tapi mendengar cerita Job bahwa Job berselingkuh darinya saat Build benar-benar percaya pada Job, bahkan saat Job menghilang tidak pernah terpikirkan sedikitpun olehnya bahwa Job berselingkuh dan memiliki oacar baru. Sungguh Build sangat bodoh, sangat bodoh hingga masih menunggu Job bahkan setahun setelah Job menghilang. Hal yang tidak pernah Build sangka, orang yang selalu di anggapnya baik selama ini ternyata tidak lebih dari seorang bajingan yang sama seperti mantan-mantan nya yang lain.

Build menunduk, tersenyum hambar, air matanya membendung di pelupuk mata. Sudah dia bilang, dia tidak memiliki perasaan apapun lagi pada Job, dia hanya sedih setelah pengakuan Job, setelah 7 tahun dia baru mengetahui alasan Job menghilang.

"Seharusnya gue udah tau sejak dulu, tapi anehnya gue sama sekali nggak pernah berfikiran bahwa lo bakal selingkuh dari gue." Build mengusap air matanya, merutuki dirinya yang sangat cengeng sekali.

Job bergerak menggenggam tangan Build satu lagi yang dia pakai untuk mengusap air matanya, menggenggamnya erat seolah tidak ingin melepaskannya.

"Gue minta maaf Build, gue salah dan gue menyesal. Seharusnya gue nggak ngelakuin itu, seharusnya gue nggak selingkuh dari lo." Job menatap Build yang menangis di hadapannya. Rasa bersalah menyelimuti dirinya.

"It's ok, gue gapapa. Seenggak nya gue udah dengar alasan itu dari mulut lo, nggak ada yang perlu disesalin lagi, toh itu juga udah lama banget."

Job menggeleng, "Biu, gue tau kesalahan gue fatal banget tapi gue pengen kita balik lagi kaya dulu." Build menatap Job bingung, apa semudah itu bagi Job ingin memintanya kembali setelah semua yang dia lakukan. Dia bahkan tidak menanyakan tentang perasaan Build yang kemungkinan tidak mencintainya lagi, meskipun sebenarnya Build tidak menginginkan pertanyaan itu karena dia benar-benar sudah tidak mencintai Job lagi.

Build menggeleng pelan sambil tersenyum tipis. "Kak, gue udah maafin lo, tapi bukan berarti gue bisa nerima lo kembali." Panggilan 'kakak' adalah panggilan yang Build tujukan pada Job saat mereka baru saling mengenal, namun Job meminta Build untuk memanggilnya dengan nama setelah mereka mulai berpacaran. Saat Build menyebut pria di hadapan nya dengan Kakak, itu artinya Build yakin bahwa dia tidak lagi memiliki perasaan oada Job dan mengembalikan rasa hormatnya pada Job sebagai senior.

Job menunduk, "Apa lo nggak bisa ngasi gue kesempatan lagi?"

Build menggeleng lalu melepaskan genggaman tangan Job. Apa yang Job harapkan? Build bisa saja memberi Job kesempatan hanya jika Build masih memiliki perasaan padanya, tapi saat ini Build benar-benar tidak bisa, selain itu dia juga sudah menyukai orang lain.

"Kalo lo nggak bisa ngasi gue kesempatan lagi, senggak nya izinkan gue buat ngejar lo lagi Biu. Gua mau perjuangin lo." Build terkejut saat Job mengatan niat nya itu, namun Build tidak bisa berkata Tidak. Itu keputusan Job dan dia berhak melakukan apapun yang dia inginkan.


•••

Huhuhu... gimana ceritanya? mohon saran dan kritiknya ya.

Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum lanjut ke chapter selanjutnya...

🦔💙

Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang