"Baiklah, saya mohon sama kamu temani Bible malam ini, yah?! Kaki nya sakit jadi, saya takut dia kesulitan berjalan, saya takut sesuatu yang ngga diinginkan terjadi. Bisa kan, Build?"
Build terdiam nampak mempertimbangkan ucapan seseorang di seberang telepon, siapa lagi kalau bukan Gun, Manajer Bible. Dia memandang ke arah pemilik Hp untuk meminta pendapat meski yang dia mintai pendapat sudah pasti mengatakan iya. Build menggigit pipi bagian dalam, dia ragu untuk menerima, tidur bersama Bible pasti terasa sangat canggung, tapi apa dia bisa menolak?
"Tapi-"
"Saya mohon, saya baru bisa kesana lusa menjemput Bible." Build kesal, Gun selalu berbicara semaunya, tidak mau mendengar ucapan orang lain. Sudah dua kali dia hitung Manajer Bible itu memotong ucapannya dan memerintahnya tanpa mendengarkan pendapat dirinya.
"Ha-" Dalam sekejap beda yang di tempel di telinga Build itu berpindah tangan pada pemiliknya. Build menatap bingung sekaligus kesal pada Bible, dia masih ingin bicara.
Sebenarnya Bible tidak akan merebut paksa Hp nya jika saja dia tidak tau Build bersiap meneriaki manajernya, jadi sebelum itu terjadi dia lebih dulu merebut ponsel nya kembali lalu mengangguk dengan tersenyum pada Build.
"Iya, Gun. Build bilang dia mau." Panggilan langsung dimatikan, tentu saja oleh Bible.
Build ingin protes namun Bible mendahului. "Gue tau lo ga punya pilihan lain."
Bagaimana Bible bisa tau?
"Tadi gue mau nolak tapi lo langsung main rampas Hp nya."
Bible mengedikkan bahu mengabaikan Build dan berjalan ke arah ranjang dengan langkah pincang. Dia membanting tubuh nya di atas kasur empuk. Pergerakannya itu tidak luput dari pandangan Build yang masih terdiam kaku di tengah ruangan.
"Lo ga tidur? Udah malam." Bible menatap Jam di dinding sekilas.
Build mengambil bantal dari ranjang Bible lalu membawanya pergi.
"Lo mau tidur dimana?"
"Sofa." jawab Build singkat.
"Lo tidur disini, biar gue yang di sofa."
Bible mengambil bantal milik nya lalu pergi menyusul Build yang bersiap untuk berebah di atas sofa. Build memandang nya dengan wajah bingung.
"Lo tidur di ranjang, gue disini."
Build berdecak, "Ngga usah sok. Kaki lo lagi sakit."
Bible menarik bantal di atas sofa saat Build hampir merebahkan kepalanya disana. Dia melemparnya ke atas ranjang, mengundang amarah di wajah manis itu.
"Lo apa-apaan sih?"
"Lo tidur sama gue kalo gitu."
"Dih, ga. Gue di sini aja."
Bible geram sekali dengan sifat Build yang nampak kekanakan di matanya.
"Lo bisa ga sih, nurut aja?"
Tanpa mengatakan apapun lagi Build akhirnya mengalah, tidak ada guna nya membantah pria dihadapannya, dia tau Bible bukan tipe orang yang mudah mengalah.
Build berjalan menuju tempat tidur lalu merebahkan tubuhnya di sana memposisikan dirinya miring dan membelakangi sisi tempat tidur yang lain. Bisa dirasakannya tempat tidur bergerak menandakan Bible sudah berada di sisi tempat tidur yang lain.
Selimut ditarik hingga bagian dada Build, lalu memejamkan matanya, meski belum mengantuk, dia tidak ingin berbicara apapun lagi.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You
FanfictionBuild harus menerima takdirnya untuk bertemu dengan mantan pacar yang paling dia benci dalam sebuah project yang mengharuskan mereka berinteraksi secara langsung di dunia kerja. Bible, mantan pacar sekaligus kontraktor yang diam-diam menyimpan ceri...