Chapter: 12

372 41 4
                                    

I start to imagine a world where we don't collide
It's making me sick, but we'll heal and the sun will rise~

If you tell me you're leaving, I'll make it easy
It'll be okay~
If we can't stop the bleeding~
We don't have to fix it, we don't have to stay~
I will love you either way~

Bible terbangun saat sebuah lirik lagu terdengar samar ditelinganya, dia mengusap matanya yang masih tertutup. Dilihatnya Build masih tertidur pulas dengan membelakangi dirinya beralaskan lengannya. Ditatapnya punggung sempit yang kini menempel di dada bidang nya. Dari jarak sedekat ini dia bisa mencium wangi yang menguar dari rambut lembut pria kecil di hadapannya.

Pria itu tersenyum lebar saat mengingat kejadian pagi tadi, jantungnya berdegup kencang. Dalam hati dia berseru, dia berjanji tidak akan membiarkan pria kecil itu pergi dari nya lagi. Dia bersumpah akan menjaganya sepanjang hidupnya.

Bible mengecup singkat puncak kepala Build, lalu bergerak meraih ponsel nya yang diletakkan di atas nakas. Dengan gerakan pelan dia menarik lengannya yang digunakan Build sebagai bantal. Bible duduk sambil menyandarkan tubuhnya di headboard untuk menerima telepon. Dia membaca nama penelpon yang tertera disana membuat dia harus membuang napas berat, dia malas sekali.

"Halo, sayang!" Panggil seseorang dari seberang telpon dengan heboh.

Bible berdecak, "Kenapa lagi?"

"Kok kamu kaya ga suka gitu aku nelpon?" Bible diam tidak menjawab, "Aku mau ngasi tau kamu kalau Papa ijinin aku balik kesana 3 hari lagi" Dia kembali antusias.

Bible terkejut, ada rasa tidak suka saat wanita itu terus saja menempel padanya, dia takut pria manis disampingnya akan salah paham. Dia tau bagaimana Build sangat membenci Davikah, dia tidak ingin Build pergi darinya lagi.

Tubuh pria kecil itu bergerak pelan, mencari kenyamanan. Bible yang melihat itu segera turun dari tempat tidur dan menjauh agar Build tidak terganggu dengan suaranya. Lebih tepatnya dia tidak ingin Build mendengar apa yang dia bicarakan.

Namun sudah terlambat, bahkan sejak saat telepon Bible berbunyi, dia sudah sadar sepenuhnya. Build diam menatap ke arah langit biru yang dapat dia lihat dari dinding kaca didepannya. Bulir air mata mengalir di pelipisnya, dia berusaha keras menahan isak tangisnya agar tidak terdengar oleh orang lain meskipun tidak akan ada yang mendengarnya. Bible sudah pergi keluar, entah kemana menghindari Build.

Tubuh kecil dan ringkih itu bergerak lemah. Build mengusap air matanya. Dia duduk dipinggiran ranjang menatap dirinya di depan cermin, sungguh menyedihkan. Dia baru saja tidur dengan pacar orang lain, dia bahkan bisa melihat beberapa bercak keunguan di dada nya.

Build mengenakan kembali pakaiannya. Saat yang dia takutkan telah tiba, dia sudah berjanji apapun resiko nya dia akan menerima. Dia sudah bersama dengan Bible beberapa jam yang lalu, sekarang waktunya dia melepaskan pria itu lagi.

---

Dia sudah selesai menelpon yang hampir membuat darah nya naik. Berbicara dengan Davikah hanya membuatnya marah setiap waktu, wanita itu terlalu manja dan posesif. Sekarang Davikah bilang, dia akan kembali ke Negara ini 3 hari lagi. Bible berdoa agar Davikah tidak akan pernah bertemu dengan Build.

Bible melempar Hp nya ke atas sofa berniat kembali mebaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil memeluk tubuh kecil Build, dia rindu sekali padahal belum satu jam dia pergi keluar.

Langkah Bible terhenti tepat di ujung ranjang. Dia terkesiap saat menemukan tempat tidur dalam keadaan kosong, dia tidak menemukan tubuh kecil itu di sana. Apa Build sudah kembali ke kamarnya?

Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang