Chapter: 14

388 31 0
                                    

Pria tambun itu duduk santai di balkon apartemen, asap nampak mengepul dari bibir berisinya. Manik hitam pekat miliknya menatap lekat pemandangan di depannya. Warna-warni lampu kota tidak mampu menghibur hatinya. Di tangan nya dia memegang sekaleng minuman alkohol yang sudah tinggal setengah. Di depan nya terdapat banyak kaleng minuman alkohol bekas yang berserakan di lantai.

Tampangnya sangat mengerikan, siapapun yang melihatnya saat ini sudah pasti merasa prihatin.

Pandangannya masih lurus kedepan saat pintu apartemen di ketuk, seolah tidak menyadari suara itu sama sekali namun sebenarnya dia hanya tidak perduli.

Hingga pintu terbuka dan seorang tamu datang. Pria yang baru saja datang menatap kondisi apartemen yang sangat acak-acakan dengan tatapan menjijikan. Pakaian kotor berhamburan di lantai dan sampah-sampah kaleng berserakan di lantai serta pecahan kaca dimana-mana. Kamar itu persis seperti kapal pecah.

Mile menatap sepupunya yang tengah duduk di balkon. Sudah hampir seminggu sejak kepulangan mereka dari luar kota, namun belum sekalipun dia mengunjungi Bible. Dia tentu saja terkejut bukan main saat melihat kondisi apartemen Bible yang hancur, bahkan kondisi Bible sendiri yang tidak karuan.

Dia melangkah sambil berjinjit, menghindari serpihan kaca dilantai, dia menghampiri Bible di balkon, namun pria itu seperti tidak perduli dengan kehadirannya.

"Lo gila ya?" Seru Mile kesal, dia tidak tahan melihat keadaan apartemen dan sepupu nya itu. "Lo kenapa sih?"

Bible tidak menjawab sama sekali, dia masih memandang pemandangan kota dengana tatapan kosong. Di hisapnya sebatang rokok yang terselip di sela jari nya.

Mile merampas puntung rokok yang sisa setengah, melemparnya ke lantai dan menginjaknya.

Bible menatapnya datar, dia kembali meraih bungkus rokok di atas meja namun dengan sigap Mile merampas kembali bungkus rokok itu.

Emosi Bible tersulut, dia tidak suka Mile mencampuri urusannya.

"Apa-apaan sih!?" Seru Bible dengan tatapan nyalang.

Sementara Mile tidak gentar sama sekali, dia malah memandang sepupunya itu sambil meringis.

"Lo yang apa-apaan? Lo liat diri lo di cermin! Lo sadar ga sama penampilan lo ini, hah?"

Bible berdecak, "Ga usah ikut campur." Dia beranjak pergi meninggalkan Mile yang masih menatap dirinya.

"Tadi Davikah datang kerumah nangis-nangis, lo apain dia?"

Bukannya menjawab Bible malah menenggak air mineral dari dalam kulkas.

"Gue tau lo masih ga terima soal Biu, tapi lo ga bisa kaya gini terus."

Pintu kulkas dibanting keras, pelaku nya tentu saja Bible.

"Terus lo mau gue kaya gimana? Gue udah berusaha buat dia balik lagi ke gue, tapi kenapa semua nya kacau?" Dada Bible turun naik menahan marah. "Apo bahkan ga ngijinin gue buat bicara sama Biu. Terus sekarang lo mau gue ngapain?"

Mile menggeleng kepalanya, menatap Bible dengan senyum meremehkan.

"Gue ga nyangka lo sebodoh ini."

Sebuah tinju mendarat di wajah Mile, membuat darah segar mengalir dari hidung nya. Namun bukannya meringis dia malah tertawa.

"Kenapa? lo ga terima gue bilang bodoh, hah? Kalo lo masih ga terima gue ijinin lo mukul gue lagi, pukul sampai lo puas dan sadar kalau lo itu benar-benar tolol."

Tinju Bible terkepal erat, siap melayangkan tinjunya lagi, tapi dia lelah, dia tidak suka berkelahi.

"Terserah lo."

Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang