Sebelum baca cerita ku vote dulu ya guys wkwk....
SELAMAT MEMBACA!
NuNew sudah siap dengan pakaian yang rapih. Sebenarnya hari ini ia hanya ada kelas siang, tetapi ia mau sarapan bersama dengan Zee. Ia ingin menanyakan semua pertanyaan yang ada di benaknya. Karena kemarin tidak sempat bertanya, jadi hari ini ia harus bertanya.
NuNew berjalan ke arah ruang makan. Ternyata di sana ada Bibi Fah yang sedang menyiapkan sarapan untuk NuNew dan Zee. NuNew melihat sekeliling ruang makan.
"Om Zee belum turun Bi?" tanya NuNew.
Bibi Fah menoleh ke arah NuNew, "Belum Tuan. Mungkin lagi siap-siap di atas," jawab Bibi Fah.
NuNew mengangguk mengerti. Tidak lama, Zee turun dengan setelan rapih. Terlihat sangat tampan, memang selalu tampan. Zee duduk di depan NuNew. Ia memberi senyum kepada NuNew, yang hanya di balas dengan anggukan kepala.
Bibi Fah yang sudah selesai menata sarapan langsung pergi kembali ke dapur. Masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Zee mengambil satu potong roti dan selai kacang. Lalu matanya menatap ke arah NuNew yang sudah makan roti sarapannya.
"Hari ini kamu masuk kelas siang kan?" tanya Zee.
"Iya, Om gue kan masuk kelas siang. Jadi gue bawa motor sendiri ya Om? Kan lo nggak nganterin gue ke kampus," jawab NuNew.
"Tidak! Nanti kamu di antar Pak Amar. Saya tau kalau kamu bawa motor nanti kamu pulang telat," ujar Zee.
"Nggak Om! Gue langsung pulang kok sumpah deh!"
"Tidak!"
"Om, sekali ini aja ya?"
"Tidak! Kalau saya bilang tidak ya tidak Nu!" tegas Zee.
"Pelit banget lo Om. Kasian itu mesin motor gue bisa dingin kalau di diemin doang Om, nanti rusak!" omel NuNew.
"Ya sudah, jual saja motornya," ujar Zee.
NuNew memelototi Zee. Ia sangat kesal mendengar ucapan Zee barusan. Apa katanya tadi? Jual motornya? Enak saja main di jual. NuNew susah-susah mendapatkan motor itu dengan gampangnya Zee bilang jual saja. Yang ada Zee yang akan NuNew jual ke tante-tante, biar NuNew makin kaya.
"Om gue mau nanya," ucap NuNew. Untung ia ingat dengan tujuan pertamanya.
"Tanya apa?"
"Lo punya mantan Om?"
"Tidak"
"Kalau gebetan Om?"
"Tidak juga, kenapa kamu menanyakan ini? Saya terlalu sibuk dengan pekerjaan saya. Jadi saya tidak memikirkan tentang cinta, perjodohan ini saya terima karena saya sudah capek dengan pilihan orang tua saya. Jadi saya menerima saja dari pada selalu di tanya kapan nikah? Kamu sudah berumur loh masa belum punya gandengan." Jawab Zee.
NuNew diam seribu bahasa. Jadi? NuNew satu-satunya orang yang menjadi kekasihnya? Walaupun perjodohan tapi bisa di bilang kan kalau NuNew kekasih pertamanya Zee. Lalu Ia kembali sadar, ini belum selesai pertanyaan masih banyak.
"Tapi kalau temen cewek lo punya nggak Om?"
"Ada, tapi saya sudah tidak pernah bertemu dengan dia."
"Siapa Om? Kenapa nggak pernah ketemu lagi Om? Dia tinggal di Thailand Om?"
"Tidak, dia tinggal di Jerman. Dia melanjutkan kuliahnya di sana, jadi saya tidak pernah bertemu lagi. Lagian tidak penting juga, sekarang orang yang paling penting di hidup saya itu cuma kamu Nu."
KAMU SEDANG MEMBACA
NO CONTROL
Novela Juvenil(on going) Zee Pruk Panich lelaki gagah, tampan dan juga cerdas, tetapi harus menerima nasibnya yang harus di jodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya. Awalnya ia menolak karena ia tidak tertarik dengan anak lelaki yang belum pernah ia temukan i...