31. Pemberian Tugas

38 2 0
                                    

Prok prok prok

Murid kelas bertepuk tangan, Bu Lerfa selaku guru Matematika-pun ikut tepuk tangan. Seisi kelas dibuat kagum dan tercengang bagaimana mungkin, seorang yang paling sering jarang masuk jam Matematika sebab dapat hukuman karena ulah sendiri, sekarang jawab soal dengan tepat.

Gila, hebat juga gue ngerjain Matematika. Batin Brilliant tersenyum tipis, padahal ia tidak suka Matematika.

"Ehem, saya jawab soal Ibu. Sekarang saya boleh duduk, Bu? Hukuman gak usalah, Bu. Abisnya bosa saya hukuman selalu lari." ucap Brilliant naik turunkan alis.

Tadi sebelum beberapa menit bel bunyi, Brilliant berhasil masuk pagar belum dikunci oleh satpam. Bukannya masuk kelas, Brilliant ke kantin beli minum.

Awalnya mudah sekali ia tebak Bu Lerfa akan marah dan beri hukuman lari seperti biasa. Masuk dalam kelas, tebakan benar dimarah serta dikasih hukuman.

Tetapi selangkah hendak keluar kelas jalani hukuman, Bu Lerfa menyuruh murid tetap fokus hadap papan tulis, ia beri satu soal siapa yang bisa menjawab soal Matematika.

Brilliant tertarik menghadap papan tulis, tunda aktivitas jalan kearah lapangan ikuti perintah Bu Lerfa. Bristan telah ajari soal yang Bu Lerfa beri, alhasil penjawab soal adalah Brilliant.

Satu lagi, Brilliant tak lihat ada Rahen dalam kelas ini.

"Baik Brilliant. Ibu perbolehkan kamu duduk, tetapi besok-besok jangan lagi datang telat!" tegas Bu Lerfa masih jengkel jika Brilliant telat.

Brilliant sorak gembira tak jadi dapat hukuman lari. "Gitu kek dari tadi, Bu." cengir Brilliant hampiri tempat duduk.

"Woi, Brill! Gimana bisa lo jawab?! Pake kekuatan apa?" tanya Dara heboh dari sebelah bangku.

Brilliant tepis dua bahunya songong. "Kekuatan cinta."

"Hah?!" kening Dara berkerut heran.

"Lo kira kekuatan apa? Kebanyakan nonton film. Ya gue bisa diajarin pacar lah, siapa lagi." ucap Brilliant jitak kening Dara.

"Aduh ogeb, gak usah jitak-jitak kali!" sewot Dara mengusap lembut keningnya.

"Dara! Diam atau keluar?!" tunjuk Bu Lerfa mengangkat mistar lurus arah Dara.

"Ampun, Bu. Saya pilih diam kok." ucap Dara terdengar halus.

"Baik! Semua perhatikan penjelasan saya." Bu Lerfa lanjut fokus menerangkan papan tulis.

Dara mengangkat buku sebatas mulut, jadinya tak kelihatan jika bicara. "Brill, asal lo tahu tadi Bristan nungguin lo sampai bel masuk."

Brilliant tiru cara Dara, buku dijadikan penghalang sebatas mulut. "Sampai bel masuk?" beo Brilliant.

"Iya bener. Muka dia beuh takut banget lo kenapa-napa. Kapan ya gue dapet ayang gitu?" Dara senyum-senyum lagi berandai punya pacar seperti Bristan.

Brilliant mengeluarkan benda pipih dari saku. Sembunyikan hp bawah laci meja, ia mulai mengotak-atik handphone.

Pacar Ganteng 😍


K mn?

Gw tggu smpai
bel bnyi g ad lo ck.

Sorry baru blas kini... ❤🙏

D kls g lo? ap msh
blm smpai?

Udh dong 😏

Dr mn aj lo, jwb jjr cba.

KITA BERBEDA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang