Brilliant dan Bristan kini telah berada dalam pesawat menuju Indonesia. Brilliant ambil posisi tenang dekat kaca lihat ketinggian, banding tebalik Bristan gelisah dari pagi tadi.
Pagi tadi sampai sekarang, Brilliant sengaja abaikan ucapan Bristan sebab terkurung dalam kamar Bristan. Bahkan, Bristan bangun lihat Brilliant bukan lagi di sofa, melainkan jatuh hingga posisi cium lantai, alhasil hidung mancung Brilliant sakit memerah.
"Brill. Hidung lo masih sakit?" Bristan cari cara agar Brilliant lihat wajahnya.
Brilliant pasang aerphone, melodi musik memang enak didengar.
Bristan tarik aerphone turun. "Pms lo, Brill?"
"Tahu dari mana kalau hari ini gue pms." batin Brilliant, palingan kebetulan Bristan tebak. Memang benar hari ini ia datang bulan, tadi bangun tidur senggugut perut sakit hari pertama ditambah tulang hidung sakit, bukan main.
Sebenarnya perut Brilliant sampai sekarang masih nyeri, hanya saja ia tahan walau rasa tak tertahan.
"Brill, gue minta maaf gak ada niat celakain lo. Lupa kasih tahu password, udah suntuk berat malam tadi. Maafin gue, lain kali gak gitu lagi beneran." celetuk Bristan panjang, lagi-lagi Brilliant diam.
"Brilliant." Bristan mengacak rambut sendiri, pusing tidak ada respon.
"Akh." Brilliant pejam mata, ia harus tahan hantaman sakit perut.
"Lo-lo kenapa?"
"Gak papa. Cuman lagi hari pertama aja, sakit perut dari tadi." Brilliant mulai buka suara.
Benar. Dari tadi sudah Bristan tebak pacarnya seperti nahan sakit.
Bristan gali koper hendak ambil kota p3k yaitu minyak telon, no no. Gila saja, Brilliant pakai dress pendek Bristan bisa khilaf jika minyak telon tumpah ke perut.
"Tunggu bentar. Gue ambil air hangat." Bristan ambil botal minum dekatnya, bawa botol ke galley, dapur pesawat.
"Perut, lo jangan sakit aelah." Brilliant pegang perut semakin perih.
Tidak lama-lama, Bristan duduk sebelah Brilliant. Bawa botol isi air hangat. Ia pernah belajar tentang senggugut di Sekolah, jadi tahu cara redakan sakit datang bulan walau ia seorang pria.
Bristan bantu pegang botol hangat pada perut Brilliant tertutup dress. "Lain kali bilang, jangan pendam sendiri."
"Iya." baik, gagal misi ingin abaikan perkataan Bristan hari ini.
"Soal semalam gue minta maaf, Brill."
Brilliant geleng bukan apa-apa. "Santai aja."
"Gimana mau santai lo diamin gue."
"Gak lagi gue gitu." Brilliant sender kepala belakang. Perutnya jadi hangat Bristan setia pegang botol.
* °:✧ *
Indonesia.
Dassie sambut kehadiran pulang sang anak. Ajak Brilliant masuk serta bantu apa saja barang bawaan Brilliant masuk rumah.
Tadi di bandara supir pribadi Bristan menjemput Brilliant dan Bristan sesuai perintah. Bristan antar sampai pagar rumah, karena cuaca buruk ia pilih pulang tanpa sempat mampir rumah Brilliant.
"Baik-baik aja selama di London? Seru gak?" tanya Dassie bantu bawa koper naik lantai atas menuju kamar Brilliant.
"Baik dan seru, Ma." jawab Brilliant bawa bungkusan penuh di tangan.
"Bawah oleh-oleh apa aja kamu?"
"Ini semua pemberian Papa untuk Mama."
Dassie beri koper, rebut bungkusan tangan Brilliant biar ia saja bawa. "Papa kamu baik banget, tambah sayang. Kabar Papa sana baik aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA BERBEDA [SELESAI]
Novela Juvenil⚠️IKUTI CERITA SAMPAI ENDING, JANGAN SIMPULKAN BAGAIMANA CERITA INI JIKA HANYA BACA PART BELUM SAMPAI ENDING. ⚠️ Brilliant Sly Harmoni. Parasnya mempesona membuat kaum adam terpesona, di SMA ia adalah sosok populer akan kecantikannya. Pergaulannya y...