36. Perpisahan Aril

39 1 0
                                    

Begitulah isi pesan beberapa menit belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitulah isi pesan beberapa menit belakang. Brilliant cek poto profil Bristan, ia baru sadar jika itu poto dirinya, padahal kemarin Bristan tak ada poto profil.

"Fiks Bristan nyolong sorotan instagram poto gue. Crush gue lucu."

Brilliant berhenti pandang poto diri sendiri, ia hempas handphone ke sebelah tubuh yang tengah baring atas ranjang kamar.

Untuk dapat kembali handphone, Brilliant sempat dapat amukan Dassie. Dassie tak henti ngomel atas tingkah Brilliant telah buat Razam merinding.

"Besok Bristan basket. Good luck, ya." Brilliant jadikan dua tangan sebagai bantal kepala, ia menatap bintang indah dibalik setengah tirai kaca balkon.

Brilliant sempat berpikir ucapan menusuk Zacson kemarin. Ia heran, kebanyakan orang lain nurut perkataan orang tua, apa lagi perkataan Zacson benar berkata beda iman. Bristan justru minta maaf, tampak betul rasa cinta pria itu sangat dalam.

"Gue gak salah dapat Bristan, tapi penghalang terbesar adalah Tuhan." lirih Brilliant pejam kedua mata, sibuk pada pikiran.

*   °:✧  *

Brilliant teguk es teh sambil bermain ponsel. Malas lihat Dara dan Tio semakin dekat, sekarang dua remaja itu tengah ngobrol lucu di kantin.

"Awal sok-sokan gak suka, lah sekarang." sindir Brilliant tanpa lihat orang yang disindir.

Dara dan Tio dengar, memilih lanjut ngobrol abaikan sindiran. Terlihat Tio berusaha cari pembicaraan jangan sampai tak bicara bersama Dara.

Brilliant bersender santai, buka media sosial lebih tepatnya stalk Bristan. Hari ini ia belum berjumpa pria itu dan belum ada notif masuk, ya Brilliant mengerti pasti Bristan sibuk terutama ia seorang kapten basket.

"Hai, pacarnya lagi gak ada 'kan?" tanya pria kemarin-kemarin tak menunjukkan diri, ia Aril.

Brilliant kira pria itu berhenti mengejarnya, lah sekarang malah duduk sebelah Brilliant.

"Brill, susah banget nahan biar gak ketemu lo. Gue boleh peluk lo untuk terakhir gue di Indonesia gak Brill?" Aril serius natap bola mata Brilliant.

"Pake nanya, gak boleh!" ketus Brilliant. Ia mengernyit dahi ketika dengar ucapan akhri Aril.

Bola mata Aril memerah, "Brill, orang tua gue pisah, gue akan ikut nyokap pindah luar negri. Bonyok gak ada yang peduli sama gue, gue gak tahu kelanjutan hidup gimana nanti di luar negri."

Brilliant berhenti main ponsel, menatap balik Aril nahan tangis. Baru pertama kali Brilliant lihat Aril seorang bad boy gantelman kini mata berkaca-kaca.

"Lo udah nemu kebahagiaan lo di sini, Bristan orangnya. Gue suka lo udah lama, tapi apa boleh buat. Lo alasan gue masih kuat jalani hari-hari ditengah keluarga gue yang hancur selalu ribut." Aril meneteskan air mata lirih, tak dapat ia tahan.

KITA BERBEDA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang