1

815 34 1
                                    

Selamat membaca...

Mr. Na || For the last
~
.
.
.
.
Yena berjalan menyusuri koridor apartemen dengan sebuah paper bag ditangannya. Mungkin isi nya makanan.

Yena lantas memasukan kode apartemen dan memasukinya. Yena melirik isi apartemen yang terlihat berantakan. Tak pikir panjang Yena segera membereskannya.

Namun, sayup sayup terdengar suara dari bilik kamar. Setelah selesai membereskan Yena segera mendekati kamar milik Jaemin. Terdengar suara yang begitu asing ditelinga Yena.

Perlahan Yena membuka pintu dan membuat celah pintu sedikit terbuka.

Yena terkejut. Mendengar erangan seorang perempuan bersahutan dengan Jaemin didalam.

Suara ini seperti suara pergulatan antar dua orang manusia ditengah kenikmatan duniawi nya.

Yena segera masuk. Mendapati baju baju yang berserakan dilantai.

Dan benar saja. Yena baru saja menyaksikan pemandangan yang sangat membuat nya hancur.

Mata Yena membulat.
Yena melihat Jaemin tengah menggagahi seorang gadis dibawahnya.

"Ahhhhhh Jaemin-ah...."

"Sebentar lagi sayang.... Ssshhhh..."

"ANDWEEEEEE"
Teriak Yena membuat ke dua orang dihadapannya menoleh bersamaan.

Yena terkejut. Keringat bercucuran saat baru saja tersadar dari mimpi buruk nya. Napas Yena tersenggal.

Dia membuka mata namun tak bergerak. Bisa bisa dia bermimpi tak mengenakan seperti itu.

Yena meraih ponsel nya dan melihat jam menunjukkan pukul 2 malam.

"Aish. Mimpi apa itu. Menjijikan sekali."
Racau nya melempat ponsel ke atas tempat tidur nya.

Yena kembali terlelap dengan keringat yang masih bercucuran dipelipis nya.

Ke esokan hari nya. Yena terbangun saat suara alarm berbunyi dari ponsel nya. Yena berusaha untuk tersadar.

"Aakhh. Badan ku sakit sekali."
Erang nya saat merasakan seluruh tubuh nya kaku.

Yena terduduk. Lalu kembali memikirkan mimpi nya semalam. Ia masih mengingat bagaiaman Jaemin tengah menindih seorang gadis dimimpi nya.

Lantas Yena kesal. Mood nya sangat tak baik hari ini.
"Aish sibbal. Mimpi yang membuatku sangat kesal."
.
.
.
Jaemin tengah menyeduh kopi nya. Ia membawa kopi itu menghampiri jendela apartemen nya.

Jaemin tersenyum. Sangat senang. Dia kembali terbayang dengan mimpi nya semalam yang tengah bercumbu dengan kekasih nya.

"Aku merindukan mu Yena."
Gumamnya.

Dan tak berapa lama ada yang menghubungi Jaemin. Bagaikan ikatan batin. Yena menelpon Jaemin disaat yang tepat.

"Hemm."

"YAK! Na Jaemin! Dimana kau?"

Jaemin spontak menutup mata dan menjauhkan ponsel nya daru telinga saat mendengar Yena berteriak keras ditelpon.

"Aku diapartemen."
Ucap Jaemin.

"Aku akan segera ke sana. Aku bermimpi tentangmu."

Tuuuttt.

Jaemin tersenyum penuh arti. Ia segera bersiap diri menyambut kekasihnya datang.

"Seperti nya mimpiku akan jadi kenyataan."
Gumamnya saat pergi menuju kamar mandi.

Dua puluh menit berlalu. Jaemin telah berganti pakaian. Rambutnya setengah basah akibat dari aktivitas mandi nya.

Ting tong.

Bel berbunyi. Jaemin melihat monitor siapa yang datang. Terukir senyum di bibirnya. Tak ragu Jaemin membukakan pintu.

"Aaa-nyeong."
Jaemin merentangkan tangan menyambut Yena dengan gembira.

Namun Yena tak mengindahkan itu. Ia mendorong Jaemin menjauh untuk segera memasuki apartemen Jaemin.

Yena celingukan. Melihat ke segala arah. Seperti orang yang sedang mencari sesuatu.

Jaemin hanya diam. Dia bingung dengan kedatangan Yena yang seperti nya tak seperti yang dia harapkan sebelumnya.

Yena kemudian menuju kamar Jaemin. Melihat setiap inci dari kamar Jaemin. Terlihat rapi dan wangi. Karena tak ada yang aneh Yena kembali menghampiri Jaemin diruang tamu.

Pandangannya tertuju pada rambut setengah basah Jaemin. Yena mendekat. Menatap Jaemin penuh tanya. Penuh intimidasi.

"Wae wae wae? Kenapa menatapku seperti itu."
Jaemin bingung.

"Kenapa rambut mu basah?"

"Aku habis mandi memang nya kenapa?"

"Mandi?"
Yena memicingkan pandangan nya.

"A-apa yang salah? Kau akan datang jadi aku mandi."

Yena mendekat. Melihat Jaemin setiap inci nya. Mengendus tubuh Jaemin bisa saja ia masih mencium sesuatu yang asing.

Jaemin menatap Yena bingung. Kenapa dengan anak ini? Pikirnya.

Karena dirasa tak ada yang mencurigakan Yena lantas menjauh. Dan duduk disofa.

"Aku semalam bermimpi aneh."
Ucap Yena.

Jaemin yang langsung konek pun tersenyum.

"Mimpi aneh? Seperti apa?"
Jaemin duduk mendekati Yena.

"Entahlah. Menjijikan sekali."
Ketus Yena.

Pikiran Jaemin yang terlampau jauh hanya memikirkan apa yang tengah ia pikirkan sejak tadi.

"Apa tentang kita?"

"Eung."
Ucap Yena saat mengeluarkan ponsel dari saku celana nya.

"Benarkah? Apa itu berhubungan dengan 'kita'?"
Jaemin memberi kode pada Yena dengan menggerakan ke dua jari teluntuk dan jari tengah nya bersamaan.

Yena langsung mengerti lantas mengubah posisi nya menghadap Jaemin.
"Apa kau juga bermimpi yang sama?"

"Eung. Aku juga."
Jaemin tersenyum nakal.

"Waahhh...."
Yena terkesima.

"Bagaiamana kalau kita buat jadi nyata saja."
Ajak Jaemin dengan menaikan ke dua alis nya dan senyum menggoda layak nya merayu.

Yena melotot.
"Mwo???? Kau ingin melakukan nya?"
Suara Yena melengking.

"Tentu saja."

"YAAAKKK!!!"
Bugh!
Bugh!
Bugh!

Yena memukuli Jaemin dengan bantal sofa.

"Yak. Hentikan."

"Jadi kau akan melakukan nya? Apa kau sudah gila? YAK! NA JAEMIIINNN!!!"
Yena sangat kesal.

"Wae? Apa aku salah?"
Jaemin menatap Yena bingung.

"Yak!!! Aku bermimpi kau bercumbu dengan gadis lain. Kau akan mewujudkan nya? Dasar brengsek."
Ketus Yena lantas pergi menuju kamar mandi.

Sedangkan Jaemin masih diam ditempat dengan wajah kebingungannya.

"Kenapa dengan nya?"
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
.
Segini dulu untuk awal.
.
Kalau suka bisa vote ya jangan pelit 😆
.
Nanti author rajin up kalo banyak yang baca
.
Terimakasih
.
Cmiiiwwwww😊

2. Mr. Na || For The Last 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang