17

123 13 0
                                    

Selamat membaca...

Mr. Na || For the last
🔞
~
.
.
.
.
.
Esok hari nya.
Hana duduk termenung diruang tamu.
Dia sedang merasa bersalah pada Jisung atas perilaku nya.

"Bodoh. Bodoh. Bodoh."
Hana memukul kepala nya sendiri.

Ngiiiinnggggg....

Tiba tiba kepala nya sakit. Kuping nya mendengung akibat pukulan nya sendiri.

"Aww..."
Kenapa kepalaku sakit.

Hana menenangkan diri. Sejak semalam dia memang lebih banyak diam dari biasa nya.

Jisung yang merasa heran pun terus menanyakan keadaan Hana. Gadis itu hanya menjawab bahwa dia sedang tak enak badan.

Tess...tess

Darah segar menetes dari hidung Hana.
.
.
.
.
.
.
"Kata nya kalo ngelamun ayam tetangga mati."
Bisik Chenle pada Jisung saat duduk sendirian di kursi taman kampus.

"Tetanggaku ngga punya ayam."
Ketus Jisung.

Chenle terkekeh melihat reaksi Jisung yang kesal.

"Kenapa ngelamun sih? Harus nya kalo punya pacar lagi berbunga bunga."

Jisung mendelik.
"Bunga nya layu."

"Apa kalian lagi ribut?"

Jisung menggeleng.

"Terus??"

Jisung menghela napas dalam.
"Ada yang aneh dengan Hana."

Chenle mendekat.
"Kenapa?"

"Molla. Tapi aku rasa ada yang dia sembunyikan."
Ujar Jisung dengan wajah kebingungan.

"Mendingan. Tanya langsung. Biar jelas."
Chenle mencoba memberi ide.

"Udah. Tapi dia bilang gapapa."

Chenle merangkul bahu Jisung.
"Mungkin dia lagi PMS."

"PMS???"
Jisung tak mengerti.

"Itu. Perempuan kalo mau datang tamu suka gitu."

"Tamu?? Tamu siapa?"
Jisung makin tak mengerti.

"Aish!! Kau itu polos atau bodoh. Ahh sama saja keduanya."
Chenle menggerutu.

"Ngomong yang jelas."
Jisung mulai kesal.

"Itu. Pokoknya sebulan sekali biasa nya perempuan suka datang tamu. Dia hormon nya gak bagus jadi gampang marah."
Chenle dengan sabar menjelaskan pada Jisung. Wajahnya benar benar kesal karena Jisung yang terlalu bodoh.

Jisung yang masih belum mengerti itu hanya tersenyum masam dengan terpaksa. Menghargai Chenle yang baru saja bicara panjang lebar pada nya.
.
.
.
.
.
Ting....tong....

Terdengar bel apartemen nya ada yang menekan. Hana berjalan menghampiri pintu dengan tisu menutupi hidung nya.

Saat Hana membuka pintu terlihat seseorang yang dia kenal berdiri disana.
"Wangjanim??"

Jaemin tersenyum namun sesaat kemudian wajah nya cemas melihat noda merah di baju Hana dan tisu ditangannya.
"Gwencahan?? Kau kenapa?"

Hana menggeleng.
"Ani. Aku gapapa."

"Hidung mu berdarah?"

"Bukan apa apa."
Hana menghindar.

Jaemin merasa cemas.
"Ayo ke dokter."

2. Mr. Na || For The Last 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang