2

475 15 2
                                    

Selamat membaca...

Mr. Na || For the last
~
.
.
.
.
Jaemin terdiam dengan tatapan kosong. Tangannya tak diam memutar mutar sang pena. Jelas hari ini ia tak fokus bekerja. Memikirkan hal semalam yang di bicarakan Yena.

Flashback semalam.

Jaemin memeluk erat tubuh mungil Yena yang semakin lama mulai ringkih itu. Menggenggam erat tangan kecil bak bayi dengan lembut.

Yena terdiam saat merasakan pelukan kekasih nya itu. Ia terlihat bingung memikirkan sesuatu.

Jaemin menyadari nya. Lantas ia melepas pelukannya dan menatap dalam manik kecoklatan milik sang gadis yang sedari tadi hanya dipenuhi tatapan kosong.

"Kenapa?"
Jaemin memecah keningan.

Yena menunduk dan menggeleng pelan.

Jaemin mulai merasa Yena aneh hari ini.

"Apa ada masalah?"

Yena hanya menghela napas panjang. Namun enggan untuk menatap Jaemin.

Jaemin mengerti. Mungkin Yena belum bisa bicara sekarang. Ia mendekap Yena lagi dan mengelus lembut rambut panjang nya.

Namun, Yena malah tersedu. Ia menangis di dada Jaemin.

"Jaemin-ah."
Suara parau Yena terdengar jelas.

"Hemm."

Yena mendongak. Lalu menatap dengan penuh iba. Mata nya memerah. Tidak malah terlihat sembab.

Jaemin mengusap lembut pipi Yena yang telah basah oleh air mata.

"Aku harus pergi ke China."

Hati Jaemin mencelos. Mendengar ucapan Yena yang tiba tiba itu.
"Untuk apa?"

"Kau tahu bukan kalau perusahaan ayahku telah diambil alih. Untuk apa ayahku berada disini?"

Jaemin tentu tahu. Jelas dia tahu. Karena itu adalah ulah mantan calon mertuanya.

Jika saja saat itu pernikahannya terlaksana. Jaemin bisa saja mengambil alih perusahaan milik ayah Yena.

"Kau disini saja. Denganku."
Ucap Jaemin mengusap anak rambut yang menghalangi wajah Yena.

Yena menggeleng lagi.
"Aku harus menjalani pengobatan."

Jaemin kembali terdiam. Peristiwa pasca operasi membuat Yena memang sering sakit. Dia hidup dengan satu ginjal dari pendonor nya dulu.

"Aku akan membawamu menemui dokter yang bagus."
Bujuk Jaemin.

Yena menunduk. Dia diam. Tak menangis. Hanya melamun.

"Ibuku tak ingin aku jauh. Kau tahu bukan kalau Jisung bukan adikku."

Jaemin menghela napas. Sangat dalam. Ia tak merespon apapun. Hanya mendekap Yena. Mengelus lembut pucuk kepala nya.

Flashback off.

Jaemin memijat pelipis nya. Entah apa yang akan terjadi kedepannya. Orangtua Yena tak akan mengijinkan untuk Yena tetap tinggal di korea.

Ceklek.

Sekretaris Moon masuk. Membawa sebuah berkas yang akan di berikan pada bos nya itu.

"Permisi Tuan. Ini ada berkas yang harus anda periksa dan tanda tangani."
Ucap sekretaris Moon saat menyodorkan sebuah map berwarna biru muda itu.

2. Mr. Na || For The Last 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang