"Dilihat dari matamu, ternyata kau adalah sosok yang begitu tegar"
-zaid-
****
Zaid berdiri di balkon kamarnya. Mengapa Zaid tidak tinggal dirumah banyu? Jawabannya adalah Zaid tidak ingin merepotkan keluarga dari sahabatnya itu. Walaupun keluarga banyu mengizinkan namun Zaid tetap menolak karena dengan alasan dirumah banyu ada adik banyu perempuan. Jadi Zaid memutuskan untuk mencari rumah yang bisa ia sewa. Kenapa tidak di apartemen saja? Atau kamar hotel? Jawaban nya tidak tau. Hanya Zaid yang tau.
Sekarang Zaid tengah berdiri di balkon sambil menatap balkon rumah seseorang di depannya. Pikirannya masih selalu mengarah pada seseorang. Ntah mengapa, ia seperti ditarik untuk bisa lebih tau kehidupan seseorang itu.
"Semoga, kamu selalu berada dalam lindungan Allah, dan semoga kamu bisa menjalani kehidupan mu dengan baik. Astaghfirullah, maafkan Zaid ummi, abah, Zaid baru saja memikirkan seseorang yang bukan mahrom Zaid" Zaid terus berucap istighfar dan kembali masuk kedalam kamarnya. Ia mengambil wudhu lalu melaksanakan sholat sunah dhuha 4 rakaat.
Setelah selesai sholat, Zaid tidak langsung beranjak, ia berdzikir dan melafalkan doa-doa agar hatinya tenang dan tidak memikirkan hal yang seharusnya tidak ia fikirkan.
Setelah selesai sholat dan berdzikir, Zaid membuka laptop nya lalu melanjutkan tugas nya yang belum selesai. Namun saat sedang fokus pada laptopnya tiba-tiba getaran dari handphone nya menghentikan kegiatan Zaid.
Banyu.....
"Banyu?"
Zaid menggeser tombol hijau.
"Assalamu'alaikum""Waalaikumsalam, zai lo lagi sibuk ga?"
"Kebetulan lagi ga sibuk, kenapa nyu?"
"Gue lagi di luar, ini gabisa ditinggal soalnya. Kalo ga ngerepotin lo, gue mau minjem buku sastra punya lo, tapi lo yang anter kesini ya. Nanti gue share-lock tempatnya. Tolong ya zai"
"Oke, gue ke lo sekarang"
Zaid mematikan sambungan teleponnya. Ia menutup kembali laptopnya lalu mengambil buku yang tebal berjudul 'Sastra' itu dan keluar dari kamarnya.
Zaid keluar dari rumahnya dan berpapasan dengan seseorang yang juga baru keluar dari rumahnya. Zaid terdiam sebentar begitu juga iren. Zaid dan iren sempat bertatapan beberapa menit namun Zaid dengan buru-buru langsung masuk ke dalam mobilnya dan mengeluarkan mobilnya dari pekarangan rumah namun sesaat kemudian ia mengerem mendadak, jantung nya berdetak lebih cepat. Seseorang berdiri di depan mobilnya membuat Zaid terkejut dan langsung mengerem. Zaid keluar dari mobil dan hendak menegur gadis itu.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu ingin saya menabrak kamu?" Tanya Zaid dengan sirat wajah marah.
"Heheh, sorry. Gue boleh nebeng ga ke depan. Soalnya mobil gue lagi di bengkel. Gue boleh ya nebeng ke lo, lo temennya bang banyu kan? Lo pasti masih inget gue dong?" Tanya iren dengan menaik turunkan alisnya. Zaid berucap istighfar lalu sedikit berfikir apakah ia memberi tumpangan pada gadis ini atau tidak.
"Kebanyakan mikir lo" Iren berdecak dan langsung masuk ke dalam mobil Zaid.
Zaid membulatkan matanya, ia sungguh tak habis pikir dengan gadis yang bar-bar itu, sudah membuatnya jantungan dan sekarang memaksanya untuk memberi tumpangan. Namun Zaid hanya beristighfar lalu masuk ke dalam mobilnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/331206240-288-k746286.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS USTADZ
Romance-Kedua mata ini, yang akan selalu aku tatap disetiap aku membuka mata dan menutup mata. Kedua pipi ini, yang akan selalu ku kecup di setiap kau berada di dekatku. dan bibir ini, yang akan selalu menjadi tempat favoritku yang ada diwajah cantikmu. ya...