19. MU

90 4 0
                                    

Suasana malam hari ini begitu terasa menenangkan, zaid dan iren tengah duduk berdua di sofa sambil menatap televisi yang menayangkan sebuah film luar. ditengah asik menonton tiba-tiba perut iren berbunyi membuat sang empu dan zaid saling bertatapan.

"hehe, laper"ucap iren sambil mengelus perutnya.

zaid mengerutkan keningnya, padahal sedari tadi istrinya itu memeluk toples cemilan.
"itu suara perut kamu?"

"iya mas, laper banget dari tadi ditahan"ucap iren.

zaid mendekatkan badannya pada sang istri lalu mencium pipi kanan istrinya itu.
"kenapa istri saya ini ga bilang dari tadi kalo laper hm?"

iren terkejut dengan suara lembut dan pastinya kecupan singkat yang mendarat di pipinya.

"saltingnya lucu, pipinya merah"

"apasih mas ihh, jauh-jauh sana"iren mendorong tubuh suaminya agar sedikit menjauh darinya.

"kenapa? istri saya beneran salting?"goda zaid kembali mendekat ke arah iren.
iren berdiri untuk menghindari zaid namun zaid lebih sigap dan menarik iren ke dalam pelukannya, kini wajah iren dan zaid berhadapan tanpa jarak membuat keduanya bisa merasakan deru nafas masing-masing.

"terimakasih karna sudah mau menerima saya dihidup kamu, saya bersyukur sekali sayang"ucap zaid lembut tak lupa juga senyum teduhnya.

iren menatap mata indah milik zaid, terpesona? yaa dia tengah terpesona dengan keteduhan mata milik suaminya.

"bukan kamu yang terimakasih mas, justru aku. terimakasih sudah menjadikan wanita yang banyak kurangnya seperti aku ini menjadi pendamping mu, orang yang disukai banyak kalangan santri bahkan ustadzah-ustadzah"ucap iren yang juga tersenyum.

"oh sekarang istri saya jadi tukang stalker?"

iren menegakkan badannya dan menatap zaid dengan menyipitkan matanya membuat zaid menatapnya juga.
"kenapa?"

"jadi aku punya suami ustadz muda ya?"tanya iren

zaid tertawa ringan menanggapi pertanyaan iren.
"terserah kamu mau menganggap apa yang penting sekarang kamu istri saya"

"ya udah deh, ayoo mas aku laper banget daritadi ihh kamu masakin aku kek kan tadi siang aku udah masakin kamu ya walaupun ga enak"rengek iren menarik lengan zaid.

"sabar sayang, emang mau dimasakin apa?"

iren sedikit berfikir.
"tumis jamur sama baso aja, mas suka jamur kan?"

"kata siapa kalo saya suka jamur?"

"kata umi"

"oh ternyata istri saya juga kepo sampe nanya ke umi?"

"mas ihh, udah ayo masakin aku udah laper"rengek iren lagi.

"iya sayang, ayo masak"

"gendong"iren menjulurkan tangannya ke arah zaid.

"ya Allah, ternyata istri saya ini manja juga ya"

*****

"maaf bu nyai, ini kemarin ada paket katanya atas nama bu nadia tapi pas saya tanya ke bu nadia nya katanya dia ga mesan apapun, jadi saya kesini kasih paket ini bu nyai ngapunten"

"paket bu nadia?"

"nggeh, saya pamit bu nyai assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"terimakasih ya ningrum, waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"

selepas peninggalan santrinya, umi masuk ke ndalem sambil membawa paket yang diantarkan oleh santrinya itu.

MAS USTADZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang