"Ayolah fahmi, jangan marah mulu. Lagian kan itu cuma film, bukan kenyataan" Ucap iren membujuk fahmi yang masih marah akibat acara menonton film kemarin.
Fahmi hanya diam saja, ia masih kesal dengan sahabatnya itu.
"Kalo lo maafin gue, janji deh gue bakal turutin semua kemauan lo" Ucap iren penuh tekad. Tidak masalah jika dirinya akan di peras habis oleh fahmi asalkan fahmi mau memaafkannya.
"Apapun?"
"Iya, apapun"
"Deal?"
"Hmm, deal!"
Fahmi dan iren kembali masuk ke kelas dan menghampiri bunga. Bunga menatap heran ke arah fahmi yang senyum-senyum tidak jelas. Pasalnya pagi tadi fahmi masih cemberut tapi mengapa secepat itu berubah? Pasti ada sesuatu.
"Fahmi kenapa?" Tanya bunga pada iren.
"Biasa, ATM gue dikuras"
"Hahaha anjir, lagian sih lo segala ngajak dia nonton horor kan marah tu bocah" Ucap bunga menertawai iren.
"Terus aja terus lo ketawa sampe mampus" Ucap iren dan duduk dengan kasar di bangkunya.
"Gue boleh gabung ke fahmi ga ren?" Tanya bunga penuh harap.
Iren sudah menebak, ia menghela nafas kemudian mengangguk.
"AYO FAHMI, KITA KURAS HABIS ATM IREN!"
"Punya temen gatau diri semua"
****
Iren masuk kedalam rumahnya, ternyata papanya sudah menunggu di ruang tamu, tadi sebelum pulang papanya mengabari jika ada yang ingin papanya beritahu. Dan iren berharap itu adalah berita yang bagus untuk iren.
"Sini sayang"
Iren duduk di samping sang papa, matanya masih menatap papanya dengan tatapan bertanya.
"Papa ada kerjaan diluar negri, dan papa bakalan lama disana. Kamu ga keberatan kalo papa tinggal sayang?" Tanya deon hati-hati.
Iren melemas, ia sudah berharap ada berita yang membuatnya bahagia tapi malah kebalikannya. Kenapa bahagia selalu tidak berpihak padanya?
"Iren"
"Emang kalo iren bilang iren keberatan papa ga jadi pergi?" Tanya iren.
"Papa akan tetap pergi. Karna ini pekerjaan penting"
"Jadi buat apa papa tanya iren? Jawaban iren juga ga akan ngaruh kan buat papa?" Ucap iren kemudian berdiri dan berlalu menuju kamarnya.
Deon menghela nafasnya, ia sangat ingin dekat dengan anak gadis semata wayangnya itu. Namun sepertinya susah sekali. Iren seperti begitu kecewa padanya.
Sedangkan iren duduk di balkon kamarnya sambil membaca buku yang ia temukan di pintu balkon kamarnya itu. Iren sudah membaca sekitar 30 halaman, dan begitu banyak pesan yang bisa iren ambil ketika membaca buku itu.
'Kesunyian itu tercipta disaat kita kehilangan orang paling disayang, saat mereka masih berada di dekat kita justru kita tidak menganggapnya ada. Dan disaat orang itu pergi dari kehidupan kita justru kamu akan merasakan kehilangan yang amat itu. Jadi, janganlah menyia-nyiakan waktu kebersamaan kalian dengan orang yang kalian sayang'
Iren langsung terenyuh ketika membaca paragraf itu, dirinya langsung teringat papanya. Papanya memang sudah berusaha untuk dekat dengannya namun dirinya yang tidak pernah menganggap perjuangan papanya itu.
Besok papanya akan berangkat keluar negri dan iren tiba-tiba ada rasa tidak rela jika papanya pergi.
Iren hendak masuk ke dalam kamarnya, namun matanya tidak sengaja menangkap seseorang yang tengah memperhatikannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/331206240-288-k746286.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS USTADZ
Romance-Kedua mata ini, yang akan selalu aku tatap disetiap aku membuka mata dan menutup mata. Kedua pipi ini, yang akan selalu ku kecup di setiap kau berada di dekatku. dan bibir ini, yang akan selalu menjadi tempat favoritku yang ada diwajah cantikmu. ya...